Seseorang yang tidak asing
.
.
.Rambu-rambu lalulintas menunjukan tanda merah untuk berhenti. Namun, karena terlalu memikirkan ucapan Wangyi tadi membuat dirinya tidak konsentrasi dan menerobos melewati lampu merah.
Brakh...
Bunyi dentuman mobil menabrak sesuatu. Pejalan kaki yang akan menyebrang berlarian mengerumuni depan mobil membuat Wang Yibo seketika tersadar dan langsung turun dari mobil.
"Permisi," Wang Yibo memaksa masuk untuk melihat benda apakah atau seseorang yang ia tabrak. Melihat sang korban yang sedang menangis kesakitan. Wang Yibo termangu di tempat seperti sulit untuk berbicara ataupun melangkah.
"Hey apa yang kau lakukan. Lihat dia terluka dan kau hanya diam saja. Kau ingin lari dari tanggung jawab?" Ucap seorang perempuan paruh baya di sekitarnya.
Di area khusus pejalan kaki tersedia bangku di setiap tempat nya untuk digunakan oleh mereka berjalan kaki sebagai tempat beristirahat sejenak. Wang Yibo mendudukkan pria itu dengan hati-hati dan kembali mengambil peralatan nya untuk melakukan pertolongan pertama.
"Ge sakit..." Cicitnya dengan air mata yang terus saja mengalir. Hidung nya kembang kempis dengan bibir nya yang mengerucut. Bunny head di kepalanya sedikit miring karena dirinya terjatuh dengan cara yang tak wajar.
"Kakimu bisa di luruskan?"
Pihak lain menggeleng," tidak bisa. Ini sangat sakit."
"Tangan mu?"
"Tidak bisa juga. Sikunya luka dan berdarah." Darah menembus hoddy pink nya.
"Maaf kan aku. Aku janji akan menyembuhkan mu tapi tahan, ya?" Wang Yibo berkata dan menaikkan celana panjang hitam Pria itu hingga melewati batas lutut. Begitupula hoddy pink-nya.
Laki-laki manis itu mengangguk," aku kuat Ge. Hanya sedikit sakit." Padahal air matanya tidak bisa berbohong kalau memang itu sangat sakit.
"Ini tidak sakit tapi sedikit perih," jelas Yibo menuangkan alkohol pada kapas dan oleskan pada luka pada lutut nya yang terluka.
"Ge perih..." Lututnya seketika ia jauhkan dari jangkauan tangan Yibo. Alkohol memang perih namun harus tetap digunakan untuk membersihkan luka agar terhindar dari kuman yang berada pada luka tersebut dan tidak menyebabkan infeksi yang lebih besar lagi.
"Tahan sebentar saja. Kalau tidak pakai alkohol nanti ada kuman seperti ulat-ulat kecil menempel dan menggerogoti lukanya. Jika infeksi maka kakimu akan di amputasi. Apa kau mau seperti itu?" Ujar Yibo sambil melihat reaksi pria manis dihadapannya yang sedang berpikir. Gurat wajahnya berubah seketika menjadi lebih takut. Sepertinya ucapan Yibo berhasil.
"Baiklah."
Wang Yibo menyembunyikan senyumnya dan kembali mengobati luka tersebut. Tangan nya bergerak sembari meniup luka tersebut hingga selesai dan di berikan perban seukuran lukanya.
"Selesai."
"Cepat sekali Ge. Ini tidak terasa sakit seperti tadi," kakinya sudah bisa di luruskan dan begitupula sikunya.
Kruyuk..
"Ups...." tangan nya memegang perutnya dan yang lainnya pada mulutnya. Suara keroncongan perutnya tidak bisa tahu tempat. Ini sangat memalukan.
"Ikut aku," pinta Yibo membatu pria itu untuk berdiri.
"Kemana?"
"Aku juga belum sarapan jadi kita cari tempat makan terlebih dahulu baru kamu pulang." Wang Yibo meninggalkan meja makan setelah hanya menelan dua suapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner In Bed
أدب الهواةXiao Zhan menghilang dengan kesalahpahaman tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. *** Xiao Zhan dan Wang Yibo adalah sepasang sahabat atau lebih tepatnya disebut Friends with benefit. Pertemanan mereka sudah terjadi sejak sekolah menengah pertama...