Mengelilingi taman sebanyak tiga kali membuat Shiren kelelahan, pria itu terus saja menariknya.
Padahal pria itu sudah tahu jika Jendra tidak ada di taman, namun dia tetap saja ingin mencarinya di sana.
"Aduh gue capek, lo bisa stop ga nyarinya, lo liat kan dia ga ada disini? Batu banget jadi orang." Ucap Shiren mulai mengomel.
"Sekali lagi."
"Hah? Sekali lagi? Ogah gila, udah gue mau istirahat, kalau lo mau lanjut nyari, cari sendiri, gue mau duduk disini." Ucapnya sambil melepaskan tangannya dengan paksa dan duduk di bawah dekat dengan pohon.
"Adem kan disini, enak ga capek." Ucap Shiren saat dirinya tak lagi kepanasan.
Kini pria itu juga ikut duduk dengannya, dia menyandarkan tubuhnya di pohon itu.
"Adem kan? Udah lah, ga usah nyari lagi, capek gue capek, ntar kulit mulus dan putih ini jadi kusam, karena panasnya matahari." Ucap Shiren sambil mengelus tangannya.
"Shiren?" Panggil seorang pria yang kini berada dihadapannya.
"Noh noh kan, ga usah dicari dia dateng sendiri, Jen lo dicariin ni anak satu." Ucap Shiren sambil beranjak dari duduknya.
Haikal tersenyum, namun dapat Jendra lihat jika senyuman itu berbeda, pria itu memiliki masalah dengannya.
Haikal beranjak dari duduknya sambil terus menatap Jendra, Shiren melirik kearah keduanya, ia merasakan aura permusuhan.
Bugg
Shiren dibuat terkejut saat tiba-tiba Haikal memukul perut Jendra dengan sangat kuat, yang membuat Jendra langsung terdorong.
"Jen, lo gapapa?" Tanya Shiren sambil memegangi Jendra.
"Haikal, lo apa apaan sih? Ngapain lo mukul Jendra? Nyari masalah lo ya." Tanya Shiren.
"Dia yang nyari masalah, ngapain dia nyuruh anggotanya buat jaga di tempat gue?" Ucap Haikal.
"Maksudnya?"
"Bagus kalau mereka jaga disana, jadi lo ga bisa ambil uang dari para pedagang itu." Ucap Jendra sambil beranjak berdiri.
"OHH, JADI LO SUKA AMBIL UANG DARI PARA PEDAGANG, HAIKAL LO TAU GA MEREKA DAGANG KARENA APA? MEREKA ITU BUTUH UANG, HIDUP MEREKA BERKECUKUPAN, BUAT MAKAN AJA SUSAH, DAN LO? LO AMBIL SEBAGIAN UNTUNG DARI HASIL DAGANG MEREKA, LO JAHAT TAU GA?" Ucap Shiren marah.
"Tapi itu tempat gue dan mereka harus bayar." Ucap Haikal yang membuat Shiren tertawa dan bertepuk tangan.
"Woww, tempat lo?"
"EMANG ITU TEMPAT PUNYA NENEK MOYANG LO? ATAU PUNYA NYOKAP BOKAP LO? KALAU IYA, TUNJUKKIN SURAT KEPEMILIKANNYA." Ucap Shiren lagi.
"Lo ga usah banyak ngomong, urusan gue sama Jendra." Ucap Haikal.
"Urusan Jendra urusan gue juga. Lagian gue heran sama lo, lo punya banyak uang untuk balapan, dan lo juga pernah ngasih gue motor lo dengan gampangnya, tapi kenapa lo ambil uang mereka?" Ucap Shiren yang tak habis pikir dengan Haikal.
"Itu udah jadi kebiasaan Geng Vernas, lo ga usah ikut campur." Ucap Haikal.
Bugg
Pukul Jendra dengan tiba-tiba yang membuat Haikal tersungkur, Haikal yang tidak sadar dengan gerakan cepat Jendra harus merasa sedikit kesakitan.
Haikal beranjak berdiri sambil memegang sudut bibirnya yang dipukul oleh pria itu.
"Itu balasan buat lo." Ucap Jendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Untuk Anak Manja
Teen Fiction"Wtf! Sialan! Brengsek! Kenapa bisa gue bertransmigrasi ke tubuh si antagonis, cuman gara-gara tabrakan sama tiang listrik?" Kesalnya. "Kenapa gue harus masuk ke novel yang ga jelas alurnya gimana? Gue ga tau harus hidup kayak gimana." "AKHHH SIALL...