"Emang anak mama yang tercantik, sini sayang kamu bantuin mama buatin makanan dan siapin di meja." Ucap Maya, kepada putrinya yang kini sedang membantunya.
"Kevan sini sayang, kamu juga bantuin mama." Ucap Maya kepada seorang pria yang baru saja menuruni anak tangga.
Mendengar nama itu membuat Shiren langsung membalikan tubuhnya dan terkejut melihat pria itu ada dihadapannya.
Tadi mamanya menyebutnya apa?
Sayang?
Berarti Kevan juga anak Maya?
"Sayang bantuin adik kamu, tata makanannya di meja." Ucap Maya kepada Kevan.
'Adik? Jadi gue adiknya si Kevan? Terus kenapa saat tadi gue di maki sama temen-temennya dia diem aja? Ga ngebelain gue, dasar Kevan brengsek.' Ucap batinnya.
"Lo beresin aja sendiri." Ucap Shiren.
"Ehh, ada apa ini, kalian itu anak kembar bukannya akur malah berantem terus." Ucap Maya.
Kembar?
"Shiren mau bantuin mama aja, Shiren bisa kok masak." Ucap Shiren, yang membuat Maya merasa aneh.
Sejak kapan putrinya itu mau membantunya di dapur, apalagi membantunya memasak.
"Kamu mau bantuin mama masak? Sejak kapan kamu mau ngelakuin itu, biasanya kalau mama minta bantuan kamu selalu nolak." Ucap Maya.
"Itu kan dulu ma, hari ini kan katanya hari spesial, biar masakannya cepet beres, Shiren bantuin." Ucapnya sambil tersenyum.
"Palingan caper doang." Ucap Kevan.
"Tutup mulut lo, atau gue cabik cabik lo." Ucap Shiren.
"Udah udah, bentar lagi tamunya dateng, jadi kita harus cepet cepet beresin." Ucap Maya, setelah melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 06.45.
Mereka dengan cepat membereskan semua makanan ke atas meja, mereka menatanya dengan sangat rapi.
Untung saja Maya sangat jago dalam urusan memasak, jadi ia bisa lebih cepat menyelesaikannya.
"Inget, kalau ada tamu. Kalian ga boleh berantem, Shiren mama mohon kamu jangan banyak bicara." Ucap Maya memperingati.
"Siap ma." Ucap keduanya kompak.
Tok Tok Tok
Suara ketukan pintu membuat Maya menarik napasnya, ia sangat sudah tidak sabar sekaligus sangat senang.
"Kenapa mama seseneng itu?" Tanya Shiren kepada Kevan saat melihat Maya.
"Gue juga ga tau." Jawab Kevan.
Maya melangkahkan kakinya untuk membukakan pintu, sementara Kevan kini pergi untuk memanggil ayahnya.
Shiren melihat tamu tamu yang sedang berbincang dengan Maya, ia tidak bisa melihat jelas siapa mereka.
"Kamu ngapain diem disitu? Ayo kita kesana." Ucap Wisnu ayah kandungnya.
"Iya pa." Ucap Shiren lalu pergi dari sana bersama Wisnu dan juga Kevan.
'Itu kan si anak mami?' Ucap batinnya saat melihat Jendra terduduk di samping orangtuanya.
"Kenalin ini anak saya, Shiren." Ucap Wisnu.
"Shiren, ini orangtua Jendra." Ucap Wisnu kepada Shiren.
"Hallo om, tante, salam kenal, aku Shiren." Ucap Shiren yang membuat kedua orangtua Jendra tersenyum.
Kevan menaikkan alisnya sebelah sambil menatap Shiren, Shiren yang melihat itu juga membalasnya.
"So lembut." Ucap Kevan dengan suara berbisik, yang kini duduk disamping Shiren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Untuk Anak Manja
Novela Juvenil"Wtf! Sialan! Brengsek! Kenapa bisa gue bertransmigrasi ke tubuh si antagonis, cuman gara-gara tabrakan sama tiang listrik?" Kesalnya. "Kenapa gue harus masuk ke novel yang ga jelas alurnya gimana? Gue ga tau harus hidup kayak gimana." "AKHHH SIALL...