10

18K 661 2
                                    


"Shh, aww, jangan pegang tangan kiri gue." Ucap Shiren kepada Jendra, saat mereka berdua baru saja tiba di apartemen.

Shiren langsung membenarkan posisinya saat terduduk di sofa, ia menyalakan televisi sambil memakan beberapa cemilan.

"Aduh Jen, gue gerah, bantuin gue buka jaket nya." Ucap Shiren yang langsung dituruti oleh Jendra.

Jendra melepaskan kacamatanya dan mengacak sedikit rambutnya sebelum mendekat kepada Shiren.

'Penampilan lo emang beda saat didepan gue Jen, lo tunjukkin kegantengan lo hanya untuk gue.' Ucap batin Shiren.

"Pelan pelan ya, tangan gue sakit banget. Lo harus pake kelembutan saat ngebantu gue." Ucap Shiren saat Jendra mulai melepaskan jaketnya.

Dengan penuh kelembutan Jendra melepaskan jaket itu, ia membukanya tanpa membuat Shiren kesakitan.

"Lo mau apa lagi?" Tanya Jendra.

"OMG JENDRAAA, GUE LUPAA." Teriak Shiren saat dirinya teringat sesuatu, yang membuat Jendra menaikkan alisnya sebelah.

"Kecebong Jendra, mereka belum dikasih makan." Ucap Shiren, lalu ia beranjak dari duduknya.

Ia melangkahkan kakinya menuju aquarium, ia mengambil makanan untuk para kecebong nya itu.

"Sini gue bukain dulu tutupnya." Ucap Jendra, saat melihat Shiren kesusahan untuk membuka tutup botolnya.

"Kasian banget kecebong kecebong gue, pasti mereka udah kelaperan. Kalian yang sabar ya." Ucap Shiren.

Shiren tersenyum sambil memberikan makanan pada kecebong kecebong nya itu.

"Ucup, icip, babap, bubup, caca, cici, kalian makan yang banyak biar cepet gede ya." Ucap Shiren sambil menyebutkan nama dari kecebong kecebong nya itu, yang membuat Jendra tertawa.

"Lo kasih nama ke kecebong kecebong itu, hafal emang yang mana mana nya?" Ucap Jendra sambil terus tertawa.

"Gue hafal, nih ya lo liat. Yang udah tumbuh kaki satu itu nama nya Ucup sama si Icip, nah yang udah tumbuh kaki dua itu namanya si Bubup sama si Babap, nah kalau yang buncit itu namanya si Caca sama si Cici." Ucap Shiren sambil menunjuk kepada kecebong kecebong nya.

"Terserah lo." Ucap Jendra.

"Jen, sekarang gue yang laper, lo bisa masak ga? Kalau ga bisa gue ajarin deh, gue ga bisa potong potong bahan bahannya." Ucap Shiren.

"Gue ga bisa, tapi kalau lo ajarin, gue yakin gue bisa." Ucap Jendra yang ingin mencoba.

"Let's go kita ke dapur." Ucap Shiren sambil menarik tangan Jendra menggunakan tangan kanannya.

#####

"Cuci dulu sayurannya, jangan lo langsung masukin ke panci." Ucap Shiren.

"Gue ganti." Ucap Jendra sambil mengganti air untuk merebus sayuran itu.

"Masukin dagingnya sekarang aja, biar empuk. Apinya gede aja biar cepet mateng." Ucap Shiren yang langsung dituruti oleh Jendra.

Kini Jendra mencuci piring dan memotong beberapa sayuran lagi, untuk menyajikan beberapa makanan.

"Tambahin garem nya sedikit lagi." Ucap Shiren yang membuat Jendra langsung mengambil garam.

"Heh, lo mau ngeracun atau apa? Jangan sebanyak itu, dikit aja. Lo cubit pake dua jari lo." Ucap Shiren saat melihat Jendra hendak menuangkan sesendok garam.

"Segini?" Tanya Jendra yang diangguki oleh Shiren.

Setelah beberapa menit akhirnya makanan sudah siap semua, walaupun dapur sudah hampir seperti kapal pecah namun makanan semua sudah berada diatas meja.

 Istri Untuk Anak ManjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang