10 - SAH

1.5K 149 23
                                    

Hai, warganat!
Dukung cerita ini dengan vote dan komen yang banyak, ya! 💗

"Saya terima nikah dan kawinnya Zoefanya Salma binti Almarhum Wijaya Wiratama dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan 350 gram logam mulia, tunai"

Dengan satu kali tarikan napas, Rony mengucapkan kalimat 'kabul' atas kalimat 'ijab' yang telah dituturkan oleh sang wali hakim.

Telapak tangan kokoh yang bertautan erat menjadi saksi bahwa Rony telah menutur sebuah kesepakatan dan kerelaan atas dirinya dalam prosesi ijab kabul yang amat sakral.

"Bagaimana para saksi, sah?"

"Sah"

"Sah"

"Alhamdulillahirobbil alamin. Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jama'a bainakumaa fii khoir....."

Salma dan bundanya yang mendengar prosesi akad nikah tersebut dari sebuah ruangan khusus kini telah saling merengkuh dan memecahkan tangisnya masing-masing. Perasaan haru tak dapat ditutupi dari keduanya.

Berbeda dengan perasaan Rony yang mungkin bercampur seribu, di hati Salma kini hanya dipenuhi perasaan bahagia yang membuncah, dirinya kini telah resmi memasuki gerbang ibadah terpanjang dalam hidup.

Ia telah benar-benar memantapkan hatinya untuk menerima pernikahan ini, itu berarti wajib baginya untuk menjalankannya dengan sepenuh hati sampai akhir hayat. Yang sudah berlalu, biarlah hanya akan menjadi masa lalu.

Jabatan tangan antara mempelai laki-laki dan wali hakim terlepas dan berganti tangan yang terangkat untuk memanjatkan doa kepada yang MAHA segalanya. Kepada yang telah menyatukan dua insan menjadi satu jiwa yang terikat dalam hubungan suci pernikahan.

Rony mengatur napasnya perlahan, berusaha mengembalikan degub jantungnya yang sedaritadi berdetak kencang tak beraturan.

Tangannya masih bergetar, ia tak menyangka bahwa baru saja ia telah menikahi seorang perempuan sebagai istrinya, yang berarti dirinya pula sudah resmi menjadi seorang suami sekarang.

Entah mengapa di antara banyaknya perasaan yang berlomba mendominasi hatinya, terdapat sedikit perasaan lega yang juga menyelinap di antara perasaan-perasaan lain.

Namun, dirinya masih tampak linglung. Tak pernah terbesit dalam pikiran Rony bahwa ia akan menikah dengan cara perjodohan seperti ini.

Dijodohkan pula dengan mantan kekasih yang sudah 6 tahun lamanya tidak bersapa dan tak bertemu. Ditambah persiapan pernikahan yang hanya menempuh waktu singkat membuatnya menjadi seperti orang bodoh yang dinikahkan dengan orang asing.

Namun, nasi sudah menjadi nasi padang. Tidak mungkin ia menceraikan istri yang baru saja dinikahinya beberapa menit lalu, bisa dianggap gila dia.

Tapi mungkin, ia akan menceraikannya suatu saat nanti, entah di waktu satu minggu, satu bulan atau satu tahun lagi. Ya, itulah yang ada dipikiran Rony, ia tak akan selamanya berada dalam pernikahan ini.

Di pelataran, Salma berjalan perlahan dengan didampingi Halda, sang ibunda tercinta dan juga Asti yang kini telah resmi menjadi ibu mertuanya.

Mereka bersisian mengapit pengantin wanita yang hendak menghampiri pengantin lelakinya untuk pertama kali setelah resmi menjadi sepasang suami istri.

Salma tampak beribu kali lebih cantik dengan balutan kebaya putih yang melekat indah pada tubuh jenjangnya. Hiasan kepala (siger) khas pengantin yang berkilauan menghias hijab putihnya teramat pas dan serasi membuat Salma terlihat bak putri kerajaan.

Wajah putihnya yang dibubuhi make up tipis benar-benar anggun memesona dan menghipnotis semua pasang mata yang kini menatapnya.

Rony yang juga turut menyaksikan kehadiran Salma menujunya, seakan ikut terpaku. Walaupun sulit, diam-diam Rony sedikit mengakui bahwa Salma memang terlihat sangat cantik dan berbeda saat mengenakan pakaian pengantin.

It Hurts MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang