Hai, Warganat!
Vote dan komen yang banyak, ya 💗
...Dua minggu berlalu semenjak berpulangnya Halda. Setelah tadi pagi Salma pergi mengunjungi makam kedua orang tuanya, kini ia sudah benar-benar ikhlas dengan takdir yang Tuhan beri.
Mulai hari ini, ia berjanji akan bangkit dan menyudahi kesedihannya. Ia mengerti bahwa setiap yang bernyawa pasti akan kembali kepada yang mencipta. Tidak ada satu pun manusia di muka bumi ini yang ingin ditinggal pergi oleh orang tua.
Namun, kematian adalah misteri yang pasti terjadi. Tak dapat ditolak atau ditunda agar tak jadi. Semua waktu benar-benar sudah digariskan dengan tepat dan kedua orang tuanya sudah sampai pada garis waktu itu. Kelak, ia pun akan sama dengan orang tuanya, ia akan sampai pada garis waktunya sendiri.
Sebagai yang masih diberi kesempatan untuk hidup, Salma hanya bisa mengirim doa agar jalan orang tuanya terang. Ia pun akan tetap kembali menjalani hidupnya, menggunakan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya.
Walau rasanya sudah tidak akan sama seperti saat kedua orang tuanya masih ada. Salma tetap harus kuat walau kini ia hanya sendiri di bumi yang terhampar luas ini, berdiri tanpa keluarga dan saudara. Namun ia percaya ucapan mendiang sang bunda yang mengatakan bahwa dirinya adalah wanita yang kuat, Salma akan membuktikan ucapan bundanya.
***
Makan malam terasa hangat dengan kehadiran Salma yang sudah lebih baik kondisinya. Walau makan malam kali ini hanya diisi oleh mereka berempat, karena Alice sudah lebih dulu tidur di kamarnya setelah puas bermain bersama mbak Ina. Ia juga sudah makan malam lebih dulu dengan disuapi oleh Salma tadi.
Jika dalam dua minggu terakhir Salma lebih banyak diam, hari ini perempuan itu sudah kembali banyak berbicara. Handoko dan Asti ikut senang karena akhirnya Salma yang ceria sudah perlahan kembali.
"Ma, pa, besok Rony akan mengajak Salma untuk pindah ke rumah Rony sendiri" ucap Rony di sela-sela menikmati makanannya.
Salma, Handoko dan Asti yang mendengar itu serempak terkejut. Terlebih Salma yang tak tahu-menahu bahwa Rony akan mengajaknya pindah, ia bahkan tak tahu bahwa Rony sudah memiliki rumah sendiri. Salma pikir, setelah menikah mereka akan tinggal bersama di rumah orang tua Rony.
"Lho, kenapa harus pindah, Ron? Mama dan papa lebih suka kalau kalian tinggal di sini bersama kami, di sini kan lebih ramai bahkan ada Alice juga, jadi Salma tidak akan kesepian karena ada temannya. Salma juga pasti lebih suka tinggal di sini kan, sayang?" tanya Asti.
Salma yang ditanya seperti itu mendadak kagok. Pasalnya ia sangat ingin mengiyakan ucapan sang ibu mertua. Karena benar adanya bahwa Salma memang lebih suka tinggal bersama di sini. Ia tidak akan merasa kesepian karena rumah ini cukup ramai.
Namun, Rony sudah menatapnya tak bersahabat. Seolah mengisyaratkan bahwa ia harus mendukung keputusan Rony untuk pindah.
"Iya, ma. Salma seneng kok tinggal di sini, tapi Salma ikut gimana Rony aja" jawab Salma hati-hati.
"Papa setuju sama mama kamu, Ron. Sebaiknya kamu dan Salma tetap tinggal di sini saja, rumah ini kan sangat besar dan memiliki banyak kamar, jadi tidak masalah jika kalian tetap tinggal di sini, kami juga merasa senang kalau rumah ini ramai" ujar Handoko menimpali.
"Rony juga senang tinggal di sini bersama mama dan papa. Tapi, Rony hanya ingin belajar mandiri. Bukankah sebaiknya begitu ketika sudah menikah? Rony sekarang kan kepala keluarga, jadi biarkan Rony membangun keluarga kecil Rony sendiri. Rony mohon izinkan Rony untuk membawa Salma pindah, ya? Mama dan papa tenang saja karena kami pasti akan tetap sering berkunjung ke sini" tutur Rony berusaha memberi pengertian pada orang tuanya agar keputusannya disetujui.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Hurts Me
General Fiction"Pantang bagiku untuk memungut sesuatu yang sudah lama kubuang! Bahkan pernikahan ini adalah sebuah takdir buruk yang harus kuterima entah atas kesalahan apa yang telah kulakukan. Jangan pernah membahas cinta, karena hal bodoh itu sudah lama mati se...