8 - Bertemu kembali

1.6K 125 24
                                    

Hai, warganat! Terima kasih untukmu yang sudah membaca ceritaku. Jangan sungkan untuk vote dan tinggalkan komentarmu ya. Aku sangat merasa dihargai jika kalian royal memberikan feedback untuk cerita ini 💗
----------------------------------------------------------

Sudah satu jam kiranya Rony hanya mondar-mandir tidak jelas di dalam kamarnya. Ia gelisah, hari ini adalah hari yang tidak pernah terbesit dipikirannya bahwa akan terjadi. Rasanya ia ingin menarik kembali ucapannya tadi malam tentang dia yang bersedia menerima perjodohan konyol itu. Ia menghela napasnya berat.

Bodoh sekali, batinnya. Mengapa pula dia harus luluh dan 'mengiyakan' hanya karena terbawa suasana oleh tangisan mama dan papanya yang terdengar memilukan tadi malam.

Harusnya Rony terus menghindar saja, atau ia dapat bersikap lebih marah daripada orang tuanya agar mereka tak memaksa Rony lagi. Jika sudah seperti ini, dirinya sendiri yang repot. Ia sungguh menyesali keputusannya tadi malam, sekarang dalam kepalanya sudah terbesit niat untuk bicara pada mama dan papanya bahwa ia akan menarik kembali ucapannya.

Tok tok tok
"Ron, kamu sudah siap nak? Mama papa sudah siap, ayo kita berangkat sekarang"

Suara ketukan pada pintu kamarnya, sukses membuat Rony meringis. Terlambat sudah, terlambat. Ia bahkan sudah harus berangkat ke rumah sakit sekarang, mengikuti rencana kedua orang tuanya yang ingin mempertemukan dia dengan Salma dan juga bundanya.

Mari bertaruh, bahwa mulai detik ini wajah rupawan Rony yang biasa terlihat cerah akan jauh lebih sering terlihat masam. Bagaimana tidak, pasalnya ia sudah mulai harus menjalankan rentetan acara perjodohan yang tak diharapkannya sama sekali. Sial memang.

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Rony hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Ia bahkan tak berniat membuka suara sama sekali saat Handoko dan Asti asik berbincang di dalam mobil, padahal orang tuanya banyak melempar pertanyaan untuknya dalam obrolan tersebut. Namun Rony tidak tertarik sama sekali untuk menanggapi.

Biarlah Rony bersikap seperti itu, ia ingin mama dan papanya tau bahwa dirinya memang sangat terpaksa menjalani perjodohan ini. Ia harus menunjukkan ketidaksukaannya secara terang-terangan. Siapa tahu, orang tuanya bisa tiba-tiba berubah pikiran dan membatalkan niat untuk menjodohkan dirinya dengan Salma. Walaupun sepertinya sangat mustahil, mengingat betapa kekeuh-nya Handoko dan Asti memohon padanya tadi malam.

Rony jadi berpikir, apa nanti dirinya berbuat onar saja di sana agar acaranya tidak jadi? Atau dia harus diam-diam kabur dan pulang? Kira-kira mana yang akan work? Ah, pening sekali dia memikirkannya.

Satu-satunya cara agar perjodohan ini batal adalah dengan dirinya melompat dari jembatan. Ya, hanya itu. Namun, tentu saja Rony tidak akan melakukannya. Yang benar saja, ia tentu masih ingin menikmati umur yang panjang.

"Ron, nanti di sana kamu jangan berbuat yang aneh-aneh ya. Ingat tujuan kita datang hari ini untuk melamar Salma di hadapan bundanya" Ujar Asti. Melihat wajah Rony yang sedaritadi masam, ia jadi memiliki feeling yang buruk terhadap anak lelakinya itu. Dirinya takut Rony akan berbuat hal yang memalukan di sana nanti. Jadi, sebaiknya Asti memberi warning dari sekarang untuk berjaga.

"Hmm" Jawab Rony malas, ia hanya membalas peringatan Asti dengan deheman singkat.

Sial, mamanya tau sekali bahwa Rony memang sedang memikirkan rencana licik demi membatalkan perjodohan ini. Kalau sudah diperingati seperti itu, mana berani Rony berbuat yang macam-macam. Cupu dia kalau sudah menyangkut 'ibu negara'. Ah, Rony jadi jengkel sendiri.

Tak sengaja terbesit di dalam pikiran Rony, bagaimana bentuk dan rupa mantannya itu sekarang? Ia bahkan belum pernah melihatnya lagi sejak 6 tahun silam. Bisa-bisanya Rony pasrah saat dijodohkan dengan perempuan yang belum pernah ia temui lagi dalam waktu yang lama. Ceroboh sekali.

It Hurts MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang