BAB 12 (Kejujuran dan Rasa Bersalah)

658 63 0
                                    

Jam sudah menunjukkan jam 11 malam. Becca perlahan membuka matanya. Ternyata dirinya sudah tidur terlalu lama. Becca merasakan ada tangan posesif sedang memeluknya dari belakang. Becca tersenyum melihat tangan kekasihnya. Becca merasakan nafas hangat kekasihnya di tengkuk lehernya. Perlahan becca membalikkan tubuhnya menghadap wajah kekasihnya.

Becca mengusap lembut pipi kekasihnya. Di pandanginya wajah kekasihnya dengan lekat. Kemudian mencium kening kekasihnya dengan penuh perasaan.

"Sayang sampai kapanpun aku akan berjuang untuk kita, jangan tinggalkan aku. Ku mohon untuk selalu percaya padaku."

Air mata becca menetes dalam diam memandangi wajah kekasihnya. Ia tidak ingin isak tangisnya membangunkan tidur kekasihnya. Dengan pelan becca mengangkat tangan kekasihnya yang melingkar posesif pada tubuhnya kemudian ia berdiri dan berjalan keluar kamar.

Becca berjalan keluar disekitar komplek perumahan nam. Hanya berjalan tanpa arah tujuan. Tangannya benar-benar terasa sangat sakit sekarang. Becca mengingat kejadian dirumah sakit dan percakapannya dengan friend kembali membuatnya sedikit emosi.

Becca kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi mommy-nya. Ia lupa memberi kabar pada orang rumah. Mereka pasti khawatir. 

Tuttt.... Tuttt.... Tutt..

(Memanggil : mommy) 

Mommy : [hallo sweetheart]

Becca : [mom, kau belum tidur?]

Mommy : [mommy menunggumu sayang, kau dimana? Mommy khawatir]

Becca : [maafkan aku mom, aku menginap dirumah temanku..]

Mommy : [apa kau baik-baik saja sweerheart]

Becca : [tentu saja, aku dan teman-temanku sedang berkumpul bersama. Its girls night mom]

mommy : [awh.. Kau sekarang punya banyak teman sweetheart? ]

Becca : [tentu saja..]

Mommy : [baiklah sweetheart selamat bersenang-senang. Jaga diri baik-baik]

Becca : [Okay mom.. Love you]

Mommy : [love you too sweety]

Becca mengakhiri panggilan telponnya dan memasukkan ponselnya ke kantung celananya. Tidak terasa ternyata becca sudah berjalan terlalu jauh dari rumah nam. Kemudian dengan langkah santai becca kembali kerumah nam. Terlihat nam dan freen sedang berada diluar dengan raut wajah yang tidak bisa di artikan. Becca kemudian berjalan mendekat ke arah mereka. Dan..

Bruukkk. Freen berlari memeluknya dengan erat. Khawatir. 

"Kau darimana saja babe. Kau membuatku khawatir!!" Freen berkata dengan suara terisak. Dia menangis.

"Aku hanya mencari udara segar sayang" Becca membalas pelukan kekasihnya tak kalah erat.

"Kenapa kau tidak membangunkanku!"

"Maafkan aku sayang. Aku hanya tidak ingin menganggumu. Tidurmu sangat pulas"

"Hiks..hiks.. Jangan pergi begitu saja tanpa memberitahuku.."

"..."

"Aku takut, aku takut kau pergi meninggalkanku.."

"Aku tidak kemana-mana sayang. Aku disini" Becca mengeratkan pelukannya dan mengusap kepala freen dengan lembut dan sesekali mencium pelipis kekasihnya.

"..."

"Maafkan aku sayang. Sudah jangan menangis lagi.."

Freen melepaskan pelukannya masih dengan isak tangisnya. Freen merasa lega sekarang. Ia benar-benar takut jika kekasihnya meninggalkannya.

Lean On Me (Freenbecky) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang