BAB 23 (Pertunangan)

456 45 0
                                    

Beberapa bulan telah berlalu, baik Becca dan Freen telah mulai berkuliah lagi dan saat ini mereka telah memasuki tahun ke 3 di kampus, itu artinya membutuhkan waktu sekitar kurang lebih setahun untuk dapat menyelesaikan kuliah mereka.

Hubungan Becca dan Freen masih mesra dan panas seperti biasa, dengan Freen yang masih dengan cemburunya dan Becca yang masih dengan manjanya bahkan lebih manja lagi dari sebelumnya.

Selain itu para sahabat Becca dan Freen seperti Nam telah melanjutkan bisnis keluarganya di bidang kuliner, sedangkan Jenny dan Lisa memilih menetap di london setahun terakhir ini. Namun mereka tetap komunikasi yang terjalin tetap lancar bahkan terbilang sangat ribut di dalam grup Line mereka.

Saat ini Becca dan Freen sedang duduk santai diruang tengah apartemen mereka sambil menonton siaran TV.

"Kita akan mulai magang minggu depan, apa kau siap sayang?"

Becca membuka percakapan dengan kekasihnya.

"Tentu saja, aku sudah tidak sabar.."

Saat ini mereka diharuskan untuk magang untuk praktik lapangan sebagai syarat untuk kelulusan mereka. Becca dan Freen diterima untuk magang di Armstrong Group. Awalnya Becca menolak saat daddy-nya meminta ia dan Freen untuk magang disana, tapi Becca setuju dengan beberapa syarat. Ia tidak ingin ada yang mengetahui jika dia adalah putri tunggal pemilik Armstrong Group dan juga ia tidak ingin daddy-nya untuk sering-sering menyapa-nya saat sedang berada di kantor, sang daddy awalnya keberatan tapi akhirnya dia menyetujuinya setelah semua perdebatan yang dilakukan ayah dan anak itu.

"Rasanya aku ingin cepat-cepat menyelesaikan kuliah kita dan segera menikah denganmu babe.."

Becca terkekeh mendengar keinginan kekasihnya itu. Sejujurnya Becca telah meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk langsung bertunangan dengan Freen setelah mereka lulus kuliah.

"Kenapa kau tertawa babe?"

"Tidak ada sayang, aku hanya merasa kau sangat manis saat membahas pernikahan seperti ini.."

"..."

"Apa kau tidak ingin bekerja dulu setelah kita lulus kuliah?"

"Apa kau tidak mau menikahiku?"

"Tentu saja aku mau, aku hanya ingin kau menikmati hidupmu dulu sebelum kita mengikatnya dalam janji suci pernikahan.."

"Bukankah sama saja babe? Aku bisa menikmati hidupku saat sudah menikah denganmu. Seperti selama ini.."

"Maksudku kita bisa menikmati masa muda kita dulu sebelum menikah sayang. Aku tidak ingin ada penyesalan pada akhirnya.."

"Babe! Aku bahkan tidak keberatan.."

"..."

"Aku ingin kita menikah saat sudah lulus, atau jangan-jangan kau memang tidak ingin menikahiku.."

"Sayang, bukankah sudah aku je.."

"Sudahlah babe, aku tidak ingin kita berdebat. Aku tidak ingin terkesan memaksamu.."

"..."

Freen memotong perkataan kekasihnya, ia merasa sedikit kecewa lantaran sang kekasih tidak ingin mereka untuk segera menikah. Freen berpikir jika selama ini mereka sudah selalu menikmati hidup bersama-sama. ia hanya ingin hubungannya dengan Becca terikat dalam suatu komitmen. Sementara Becca sejujurnya juga sangat ingin menikahi kekasihnya itu tapi ia tidak ingin terburu-buru dalam melangkah, apalagi dalam hal menikah.

"Ini seperti aku yang terlalu berharap padamu. Maafkan aku. Aku tidak akan membahas masalah pernikahan lagi.."

Freen kemudian berlalu meninggalkan Becca yang masih duduk diruang tengah. Freen merasa kesal dengan kekasihnya yang menurutnya tidak serius dalam hubungan mereka. Becca yang melihat Freen meninggalkannya begitu saja memilih untuk tetap diam. Ia merasa apa yang dikatakannya benar, ia tidak ingin terburu-buru dalam hal menikah.

Lean On Me (Freenbecky) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang