BAB 19 (Sadar)

674 51 0
                                    

Waktu menunjukan pukul 2 dini hari. Freen yang lelah menangis, tertidur di samping ranjang kekasihnya. Freen bergerak mengeliat ketika merasakan tangan seseorang membelai rambutnya dengan lembut. Freen yang masih belum tersadar dengan semua yang terjadi membuka matanya perlahan. Ia setengah menongak dan melihat keadaan kekasihnya dengan mata yang masih mengantuk. Freen mengusap matanya menjernihkan penglihatannya dan terkaget bercampur senang ketika melihat Becca telah sadar dari tidur panjangnya.

"Babe.."

Hikkss.. Hikss.. Hikss..

"Babe kau sudah sadar?"

Dengan air mata yang sudah jatuh dari pelupuk matanya Freen memeluk Becca kemudian berlari dengan tergesa-gesa keluar memanggil dokter.

"Dokter.. Dokter, cepat! Becca sudah sadar, kekasihku sudah sadar!"

Dokter dan tenaga medis lainnya berlari melihat kondisi Becca diikuti freen yang juga berlari dibelakang mereka.

Dokter memeriksa keadaan Becca dengan wajah serius. Sementara Freen berada di belakang sang dokter berharap semoga kekasihnya sehat tanpa kurang sedikitpun.

"Bagaimana keadaannya dok?"
Freen bertanya pada dokter dengan cemas.

"Keadaan nona Becca sudah stabil, kesehatannya juga terlihat berkembang dengan baik. Tolong jangan biarkan nona Becca terlalu banyak bergerak agar luka diperutnya cepat sembuh. Biarkan dia beristirahat.."

"Syukurlah. Terimakasih dok.."

Dokter dan petugas medis lainnya keluar dari kamar Becca. Freen kemudian mendekat ke sisi ranjang sang kekasih dengan isak tangis bahagia yang masih terdengar.

"Babe.. Aku senang kau telah sadar. Aku merindukanmu.."

Hikkss.. Hikkss.. Hikkss...

"Sayang.."

Becca mencoba berbicara dengan nafas yang masih ngos-ngosan. Terlihat senyumannya mengembang menatap sang kekasih yang sedang menangis di sampingnya saat ini. Becca paham betul bagaimana kekhawatiran kekasihnya melihat kondisinya sekarang.

"Sayang.. A-aku merindukanmu.."

"Iya babe, aku juga. Aku juga sangat merindukanmu.."

"..."

"Tolong jangan membuat ku khawatir seperti ini lagi.."

Hikss... Hikss.. Hikss..

"Jangan bertindak bodoh seperti kemarin! Aku tidak suka!"

"..."

"Aku takut kau meninggalkanku selamanya.."

Hikss.. Hikss.. Hiks..

Becca tersenyum mendengar semua perkataan kekasihnya yang tidak ada habisnya. Ia kemudian mengusap kepala kekasihnya lembut.

"Sayang, bisakah kau memelukku?"

"Tentu saja babe. Sini.."

Freen kemudian memeluk kekasihnya dengan sangat posesif. Ia benar-benar merindukan kekasihnya begitu dalam. Becca yang berada dalam dekapan sang kekasih tersenyum bahagia bisa merasakan lagi dekapan hangat kekasihnya yang sangat membuatnya merasa nyaman. Tak henti-hentinya air mata freen keluar dari pelupuk matanya. Tangis kebahagiaan dan kelegaan terdengar karena kekasih yang sangat dicintainya tersadar dari tidur panjangnya.

"Sayang, aku mengantuk.."

"Tidurlah babe, aku akan disini menemanimu.."

Freen kemudian mencium kening sang kekasih dengan penuh perasaan. Ia mengusap lembut rambut becca hingga becca kembali tertidur.

Lean On Me (Freenbecky) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang