- FIFTEEN School Party-

11 4 0
                                    

| HF, FIFTEEN - SCHOOL PARTY |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| HF, FIFTEEN - SCHOOL PARTY |

"Lo beneran mau nempel foto ini di mading?" tanya Riza.

"Iyalah," jawab Raga.

"Semoga Micha jadi bahan ejekan satu sekolah!" ucap Syallomita.

"Iya, gue setuju!" tambah Tiffany.

Gleon sedang berada disisi Tiffany. Tapi, Tiffany mencoba untuk bersikap cuek karena satu dan lain hal.

"Lo marah sama gue?" tanya Gleon.

"Marah karena?" ucap Tiffany, singkat.

Gleon mencoba menggenggam tangan Tiffany. "Gue minta maaf, selama ini gue lagi sibuk." ucap Gleon yang langsung menarik Tiffany pergi.

"Kita mau kemana sih?!" tanya Tiffany.

"Ke kelas lo," jawab Gleon.

"Buat?" tanya Tiffany.

"Gue kangen sama lo," jawab Gleon. Tentu saja Tiffany luluh akan perkataan Gleon, tapi Tiffany mencoba untuk tetap terlihat tenang.

"Halah, kata-kata buaya." ucap Tiffany sambil memutarkan kedua bola matanya.

"Duduk," ucap Gleon.

Tiffany langsung memutar kedua bola matanya malas, tapi ia tetap duduk. Gleon ikut duduk disampingnya.

"Eh!" decak Tiffany. Gleon tiba-tiba saja tidur di bahu Tiffany.

"Gue mau curhat. Gue lagi ada masalah sama keluarga gue. Sekarang, gue nggak tahu gue bakal gimana lagi, Fan." ucap Gleon.

"Masalah keluarga apa?" tanya Tiffany.

"Bokap sama Nyokap gue hampir pisah. Gue benci." ucap Gleon.

"Lo benci orangtua lo, atau?" tanya Tiffany.

"Fany, gue cuman benci karena mereka berdua itu bacot! Kalo mau pisah ya tinggal pisah, mereka cuman buat ribut di rumah." ucap Gleon.

"Tapi dari lubuk hati lo yang paling dalam, lo sayang sama orangtua lo, dan lo nggak mau mereka pisah, kan? Lo cuma gak mau keributan terjadi di rumah lo." ucap Tiffany.

"Lo jelas butuh tempat buat nenangin diri lo." ucap Tiffany.

"Gue lelah, Fan. Lo sumber kekuatan gue." ucap Gleon.

Tiffany telah mendengar segala curahan hati pacarnya. Ia langsung mengelus kepala Gleon dengan lembut.

*  *  *

"Pak, saya sudah liatin buktinya kan, Pak? Apa Vera bisa dibebaskan hukumannya?" tanya Raga.

"Gimana Bapak, Ibu?" tanya Pak Stovel.

"Kamu bisa nanggung akibatnya kalau kau berani berbohong mengenai foto ini, kan?" tanya Ibu Kepsek.

"Iya Bu. Saya akan bertanggung jawab." ucap Raga.

- HARBOR FEELINGS 2 -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang