°°°
Arhan menggercapkan matanya, perlahan matanya terbuka. Pandangannya langsung tertuju pada kedua orangtua nya yang sedang berpelukan.
"Eheem!"
Dehaman tersebut membuat Bram dan anita langsung melihat ke arah arhan. Mereka pun langsung melepas pelukannya.
"Ada acara apaan nih? Kok pake pelukan segala. Terus Kok ayah bisa ada di sini? kapan pulangnya?" Tanya arhan.
Bram langsung menjitak pelan kening arhan.
"Aduh! Kok di jitak sih, Kepala arhan tambah pusing nih!" Ucap Arhan kesal.
"Ya Kamu bikin ayah khawatir aja, Tadi kania ngabarin ayah, Katanya kamu kecelakaan, Jadi Ayah langsung buru-buru pesen tiket buat pulang."
"Ya namanya juga musibah, Ga ada yang tau." Saut arhan.
"Udah makan belom? Makan dulu biar cepet pulih." Ucap bram.
"Ohiya, Ini udah malem loh, Makan dulu ya." Ucap anita.
"Ga deh, Arhan lagi ga mood makan."
"Ya ga boleh gitu dong, sayang. Kan kamu terakhir makan tadi siang, Sekarang harus makan lagi, Habis itu minum obat." Ucap anita.
Arhan langsung menggeleng.
"Mana, bun, makanan nya. Biar ayah yang suapin." Ucap bram.
Arhan langsung melotot ke arah ayahnya. "Ayah apaan sih, Aku ga mau di suapin sama ayah."
Bram terkekeh. "Mau makan ga?"
"Enggak."
"Ya udah, berarti ayah yang suapin."
"Ga mau, Astaghfirullah."
"Udah-udah, Kebiasaan, setiap ketemu malah adu mulut." Saut anita.
Anita pun langsung duduk di samping arhan dengan membawa bubur ayam. "Makan ya, Bunda yang suapin."
Arhan terpaksa mengangguk Dari pada nanti ia di suapi oleh ayahnya. Setelah itu Anita pun langsung menyuapkan satu sendok bubur ayam ke mulut arhan.
"Kalo lagi sakit gini berasa kaya punya bayi gede, Makan aja pake di suapin." Ucap bram sembari terkekeh.
"Ya kalo tangan arhan ga lecet kaya gini arhan juga bakal makan sendiri kali." Ucap Arhan ketus.
"Iya deh iya, Sensi amat. Pasti Gara-gara malem ini adara ga ke sini, Makanya bawaan nya marah-marah mulu." Ejek bram.
"Sok tau." Saut arhan.
"Ya tau lah, or__"
"Ayah bisa diem dulu ga, Arhan lagi makan." Saut Anita.
"Iya, bun."
Setelah mendapat teguran dari sang istri, Akhirnya bram langsung melangkah menuju sofa, Setelah itu ia pun langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa tersebut.
°°°
Adara terlihat sedang menonton tv sembari memakan cemilan. Lalu tiba-tiba adara kepikiran dengan kakaknya. Seharian ini tidak ada notif panggilan atau pun pesan dari kakaknya.
"Bang deril lagi ngapain ya, Kok tumben seharian ini ga ngabarin aku." Guman adara.
Adara pun langsung mencoba menghubungi Deril. Panggilan berdering, namun tidak di jawab oleh deril. Adara terus menghubunginya berkali-kali, Namun tetap tidak di jawab.
"Ck, Kok ga di angkat sih. Apa bang deril lagi sibuk banget sampe-sampe telfon dari aku gak di angkat." Gumam adara kesal.
Tiba-tiba wijaya datang dan langsung duduk di samping adara.
KAMU SEDANG MEMBACA
[POSESIF BROTHER]
Teen Fictionpengen ga sih punya kakak kaya deril? Atau malah sebaliknya? Risih karna selalu ngelarang-ngelarang & ngatur-ngatur?🚷🚻