Uzumaki Haruna - Talented Girl

152 13 0
                                    

Setelah mempelajari ninjutsu bersama ayahnya, Haruna merasa ketagihan hendak berlatih ninjutsu lagi. Namun kini tugas ibunya yang melatih Haruna karena ayahnya sedang pergi untuk suatu urusan.

"Haruna, apa kau ingin berlatih jutsu yang sering ibu gunakan?" tanya Aina.

Haruna mendengar itupun mengangguk antusias. "Tapi Ibu, apa ninjutsu yang sering ibu gunakan?" tanya Haruna dengan polos.

Aina tertawa kecil. "Kalau begitu ayo kita ke halaman belakang biar ibu menunjukkannya."

Aina dan Haruna pergi menuju halaman belakang rumah mereka. Aina pun mengikat rambutnya lalu ia segera mengikat rambut milik Haruna juga.

"Kenapa harus diikat, Ibu?" tanya Haruna polos.

"Karena Ibu seorang petarung jarak dekat oleh karena itu ibu mengikat rambut ibu agar tidak terganggu nantinya. Kau juga mengikat rambut mu ya, agar pergerakan mu lebih leluasa lagi," jelas Aina. Haruna pun manggut-manggut mengerti.

Aina pun telah selesai menguncir rambut Haruna. "Sudah, anak ibu cantik sekali jika rambutnya terikat seperti ini. Apalagi ditambah dengan poni yang menutupi dahi seperti ini membuat dirimu terlihat sangat manis," puji Aina pada anaknya.

Haruna tersenyum malu, pipinya memerah sekarang. Ia merasa senang ketika dirinya dipuji oleh ibunya karena dipuji oleh seseorang yang cantik itu merupakan sesuatu yang menyenangkan.

"Lihatlah pipimu memerah!" seru Aina gemas, ia segera menciumi pipi anaknya berkali-kali.

"Ah ibu, aku malu," ujar Haruna malu-malu. Aina tertawa kecil ia sangat gemas melihat anaknya ini.

"Baiklah kita mulai latihannya, apa kau siap, Haruna?" tanya Aina dan diangguki dengan mantap oleh Haruna.

"Apa jutsu yang telah kau pelajari dari ayah mu?" tanya Aina.

Mendengar pertanyaan ibunya itu membuat Haruna berpikir.

"Hmm, aku baru mempelajari 5 jutsu suiton yang telah ayah ajarkan, Bu."

Haruna tampak murung karena jumlah jutsu yang ia kuasai baru sedikit. Aina yang melihat anaknya tampak sedih itu pun mengelus kepala Haruna guna menenangkannya.

"Tidak apa-apa, kau masih kecil jadi hal itu wajar," ucap Aina.

"Ibu akan mengajarkan mu dasar taijutsu terlebih dahulu baru setelah itu ibu akan menunjukkan cara bertarung milik ibu," jelas Aina.

"Baik bu!" seru Haruna.

Aina pun mengajarkan Haruna bagaimana teknik-teknik dari taijutsu mulai dari menyerang, menahan, hingga menghindar. Ia mengajari anaknya bagaimana cara melayangkan tinjuan dengan baik, sapuan tendangan yang indah, dan pertahanan yang kuat.

Haruna pun kagum melihat ibunya yang sangat cantik ketika sedang bertarung seperti ini. Seketika di hati Haruna, ia ingin menjadi seperti ibunya yang merupakan ninja wanita yang hebat. Sudah hampir tiga jam  mereka berlatih namun Aina tak lupa mengajak anaknya untuk beristirahat dan makan terlebih dahulu.

"Haruna, ayo kita beristirahat dan makan terlebih dahulu," ajak Aina.

Haruna terlihat murung karena ia masih ingin mencoba taijutsu yang diajarkan oleh ibunya.

"Tapi aku masih berlatih ibu," tolak Haruna.

"Bagaimana gerakan mu akan bagus jika tubuh mu belum ada asupan apa pun?"

"Apa jika aku makan gerakan ku akan menjadi indah seperti gerakan milik ibu?" tanya Haruna polos.

Aina pun mengangguk. "Iya, kau akan memiliki gerakan yang indah bahkan lebih indah dari gerakan yang ibu punya," ujar Aina meyakinkan.

I Love You, Kakashi SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang