Salah Paham

159 17 5
                                    

"Kakashi-sensei?"

Kakashi menoleh ke belakang, ia terkejut melihat sosok yang sangat-sangat ia rindukan berada di sana.

Kakashi berdiri, ia segera menghampiri Haruna. Ia memeluk gadis itu dengan penuh kerinduan. Sudah lama ia tidak berinteraksi dengan Haruna seperti ini. Sikap dingin gadis itu membuat Kakashi berpikir untuk mundur dan tidak mengganggunya lagi.

Haruna terkejut ketika Kakashi tiba-tiba memeluknya. Ia tidak membalas pelukan Kakashi karena jika ia membalasnya Kakashi akan salah paham. Tapi sebenarnya ia sangat ingin membalas pelukan pria di dekapannya ini. Jujur saja ia sangat merindukan kehangatan dari pria ini.

Lamat-lamat tangan Haruna terangkat dan membalas pelukan Kakashi. Pria itu merasa senang dan mempererat pelukan mereka. Haruna merasakan sebuah kehangatan di sana. Ia menghirup aroma tubuh Kakashi dan memejamkan matanya merasa tenang.

Kakashi melepaskan pelukan mereka, ia memegangi kedua pipi Haruna.

"Kau sudah kembali, bagaimana hasilnya?" tanya Kakashi.

Haruna mengangguk. "Aku tidak terbukti bersalah."

Kakashi tersenyum walaupun tertutupi oleh maskernya. Ia mengajak Haruna untuk duduk menikmati indahnya cahaya bulan yang ditemani oleh bintang bintang menyinari bumi malam ini.

"Bagaimana kabarmu, Sensei?" tanya Haruna.

"Aku kehilangan rembulan ku," ujar Kakashi.

Haruna mengernyitkan dahinya bingung.

"Apa maksudnya?"

"Coba kau lihat di atas sana, bulannya sangat indah," ujar Kakashi melihat Haruna sedangkan Haruna tengah melihat ke arah langit.

Tanpa mereka sadari ternyata seseorang telah melihat mereka dari kejauhan.

"Mulutmu berbicara jika kau milikku, tetapi hatimu berkata jika kau adalah miliknya," gumam orang tersebut tersenyum nanar dan berbalik meninggalkan Haruna dan Kakashi yang berada di depannya.

***

Pagi ini Haruna pergi ke ruang Hokage dengan ceria, Ia ingin mengantarkan Kakashi bermisi melawan Hidan dan Kakauzu bersama Shikamaru, Ino, dan Choji untuk membalaskan kematian Asuma.

Di sepanjang jalan, senyuman Haruna tak luntur dari wajahnya. Ia berjalan sembari bersenandung dan wajah yang berseri-seri.

"Haruna!"

Gadis itu menoleh kala namanya dipanggil. Ternyata kekasihnya yang memanggil namanya.

"Pagi yang cerah, Haruna," ujar Kiba ketika telah menyamakan langkahnya dengan Haruna.

Haruna menganggukkan kepalanya. Kiba mengernyitkan dahinya sebab Haruna tak seperti biasanya, hari ini ia lebih bersinar dan terasa lebih bahagia.

"Apa yang membuatmu bahagia hingga wajah mu bisa secerah itu, Haruna?" tanya Kiba.

"Aku akan keruangan Hokage hendak menyampaikan sesuatu pada tim Asuma dan Kakashi-sensei," jawab Haruna.

"Apa itu?" tanya Kiba penasaran.

"Aku ingin menyampaikan pesan untuk Hidan melalui Kakashi-sensei. Aku pikir Kakashi-sensei lah yang bisa membantuku untuk itu, karena aku yakin sekali Shikamaru, Ino, dan Choji sedang berapi-api," jelas Haruna.

"Tidak untuk hal lain?" curiga Kiba.

Senyuman Haruna sedikit memudar. "Apa maksudmu?" tanya Haruna.

"Tidak, hanya saja tadi malam aku melihat seorang gadis berpelukan bersama Kakashi-sensei dibawah cahaya bulan. Gadis itu mirip seperti dirimu," ujar Kiba datar.

I Love You, Kakashi SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang