lima

68 6 0
                                    

"JIHOON !!" teriak Soonyoung sambil melambaikan tangannya. 

"Astaga lo ngapain kesini sih" tanya Jihoon sambil mengerutkan dahi nya, "Nganterin lo lah" 

"UNYOONGG kampus kita cuman 1 km jaraknya, plis jangan lebay" ucap Jihoon. 

"Ah bacot. Lo udah sarapan belum?" tanya Soonyoung sambil membenarkan tali sepatunya, "Belum tapi gausah. Gue langsung ke kampus aja" tolak Jihoon yang langsung buru-buru menaiki motornya.

 "Hei hei hei, lo kalo ga sarapan nanti jadi anak penyakitan. Sini ih bareng gue aja. Mau gue traktir soto daging" ucap Soonyoung yang sedang menarik Jihoon turun dari motornya. 

"Iyain deh calon dokter, tapi nanti beliin cheesecake lagi ya?? ya ya?" rengek Jihoon yang hanya dibalas tatapan tajam Soonyoung. Lantas Jihoon hanya terkekeh sambil memasuki mobil mercy nya. 



Sesampainya di warung soto langganan Soonyoung, mereka langsung memilih tempat dekat kipas angin. Soonyoung dengan ramah memesan kepada penjual nya, "Bu soto daging 2 yaa"

"Oh mas nya lagi, bawa siapa mas sekarang? biasanya sendiri" goda ibu penjual, "Haha temen aja bu" balas Soonyoung sambil terkekeh pelan. "Saya kira pacarnya, cocok soalnya" 

Sontak kedua lelaki itu terkejut. Jihoon melotot sambil meremas paha Soonyoung dengan keras yang memberi kode bahwa ia harus berhenti berbincang dengan penjualnya. Soonyoung pun paham dan langsung membantah ibu penjual dengan sopan. 

"Paha gue sakit anjir" sambat Soonyoung, "Lagian penjualnya ga normal anjir. Dikira kita bencong apa" sahut Jihoon yang masih melotot. 

"Emang lo gamau sama gue?" pertanyaan itu langsung dibalas toyoran di kepala Soonyoung, "Tolol" 


"Gimana? enak kan sotonya?" tanya nya sambil memberi tisu kepada Jihoon agar mengelap keringatnya. "Lumayan" jawab Jihoon yang masih mengunyah. Pipi nya tembam karena dipenuhi makanan, "Telen dulu baru jawab" kekeh Soonyoung. 

Setelah menyantap sotonya, Jihoon pun mendapat panggilan dari temannya, Jeonghan. 

"WOY CIL LO DIMANA?! Lo udah telat anjir" Sontak Jihoon kaget dan langsung melihat jam. "HAH? BANGKE GUE UDAH TELAT NYOUNG. BURUAN ANJIR" Jihoon langsung menarik Soonyoung yang bahkan masih meminum separo es teh nya. Soonyoung langsung bergegas mengantar Jihoon dengan kecepatan tinggi. 

"AAAAAAA PELAN PELAN NYOUNG. GUE MASIH MAU HIDUP" Heboh Jihoon sambil memegang lengan Soonyoung, "Katanya udah telat, makannya gue ngebut" jawab Soonyoung santai, pasalnya ia memang sering ngebut dijalan ini karena terkenal sepi. 

"Udah sana buruan" ucap Soonyoung yang sudah berhenti didepan gedung fakultas Jihoon. Namun Jihoon masih duduk lemas karena ketakutan tadi, "Bentar kayanya gue mabok darat, lo nyetirnya ga nyantai njir" Soonyoung pun tersenyum puas. Ia pun menyenderkan tubuhnya sambil menatap Jihoon, "Lebay banget sih lo" 

Jihoon akhirnya membuka pintu mobil dan meninggalkannya. Namun Soonyoung langsung berteriak, "EH JI, GUE MINTA NOMOR LO DONG" teriaknya, "LO!! ANJIRLAH, Gue udah telat juga. Mana sini tangan lo" Jihoon pun menulis nomer telponnya di telapak Soonyoung. Tangan lentik halus nya menyentuh tangan Soonyoung yang membuat Soonyoung melamun, "Udah ya gue duluan" ucap Jihoon yang dibalas lambaian tangan dari Soonyoung. 

Soonyoung pun tersenyum melihat tangannya yang sudah dicoret beberapa angka. Namun setelah sepersekian detik, ia sadar. Goblok lo ngapain Nyoung senyum-senyum sendiri kaya orang gila



----

Ting ! Ting ! Ting ! 

Notif apa sih ini bacot bener. "Lee Jihoon, handphone nya bisa di silent? mengganggu sekali." tegas Pak Agus. Gue pun mengintip notif di hp gue yang ga berhenti bunyi. Ternyata dari nomor ga dikenal. Buset, ni orang nemu darimana nomer gue. 

----

0815-****-****

Ji 

Jihoon 

Lo kelar kelas jam berapa? 

Nanti gue jemput

----

Hah? OH ANJIR, INI SOONYOUNG KOCAK. Tolol banget gue baru tadi juga gue kasih nomernya. By the way kenapa sekarang dia jadi obses ke gue dah. Perasaan dulu benci gue gak karuan. 

----

Soonyoung

 Jam 14.00 

Lo gak sibuk emg? 

----

Kelas gue udah kelar. Sekarang gue nunggu Soonyoung jemput gue. Tapi anehnya chat gue yang tadi belum juga dibales. Apa dia sibuk ya?? Gue memutuskan untuk nelpon bocah itu. Tapi gak dibales. 

"Sayang, ayo habis ini kita ngedate" ucap Mingyu, "Ayyyooo"  Balas Wonwoo. 

Lah itu kan Mingyu, bestie nya Soonyoung. Coba gue tanyain aja kali ya. 

"Permisi,, Mingyu kan?" tanya gue, "Oh kamu si Jihoon Jihoon itu ya? kenapa?" 

"Soonyoung nya ga bareng sama lo? lo tau dia dimana gak?" 

"Entah, tapi tadi dia habis kelas langsung buru-buru keluar. Gue kira dia jemput lo" 


Sumpah tu bocah kemana sih. Tapi bodoamat, gue bisa kok pulang sendiri. Tapi capek anjir jalan kaki. Dia pikir kampus ini kaga luas apa. Oh, gue tanya mami kos aja deh. 

"Permisi tante, tante tau Soonyoung kemana gak?" tanya gue yang sedikit terengah karena habis lari-larian di kampus, "Sejak kapan saya peduli dengan anak itu?" ucap nya ketus sambil membaca buku. Tanpa ngelirik gue sekalipun. 

"Kamu,, temennya Soonyoung?" pertanyaan mama nya yang sebenarnya tidak perlu dijawab, "Iya tante"

"Apa spesialnya Soonyoung sampe mau temenan sama dia?", Deg! gue gatau harus jawab apa. Suasana hati mamanya sepertinya sedang tidak bagus. "Dia baik tante, seru juga kalau diajak main. Anaknya juga ramah, friendly juga" gue sedikit geli ngucap itu sebenernya. Tapi harga diri Soonyoung gaboleh hancur didepan mamanya sendiri. Jadi apa boleh buat. 

"Soonyoung pergi ke Jepang tadi. Penyakitnya kambuh. Dia harus segera dirawat disana" ucap mamanya yang membuat gue membuka mulut dan mebelalakkan mata, "Di-dia punya penyakit apa tan-tante?" tanya gue yang sedikit gemeteran. 

"Kamu gatau? dia punya penyakit tumor otak. Tadi dia pergi kerumah terus tiba-tiba pingsan. Kata dokternya tumornya nyebar makannya harus segera ke Jepang buat perawatan" ucapnya santai sambil meminum segelas kopi nya. "Dan tante gak khawatir sama anak tante? anak satu-satunya loh tante?" nyali gue lumayan gede buat ngucapin itu. Ia pun melirik gue tajam. Seolah-olah ingin membunuh gue. 

"Buat apa tante khawatir? dia gak berguna juga di keluarga saya". FAK, IBU JAMAN MANA INI??! Sejak kapan ada ibu yang bener-bener ga khawatir sama anaknya padahal anaknya sedang diujung kematian? anaknya sekarat woy. Oke lah kalau cuma flu, demam atau apapun itu. Tapi ini tumor woy?? Gue mau jenguk dia tapi duit gue ga cukup buat pergi ke Jepang. 

Gue pun masuk ke kamar kos. Gue merebahkan diri di kasur gue. Gue menatap handphone gue berharap ada notif masuk. Gue harap dia engga kenapa-napa disana. Tapi gue bisa bayangin dia sedang dipakai infus, mungkin juga harus menggunakan oksigen. Gue ga sanggup melihat Soonyoung seperti ini. Gue hanya bisa menghela napas panjang sambil berdoa kepada tuhan. Semoga Kwon Soonyoung baik-baik saja. 




beda jurusan ~ [soonhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang