tiga belas

59 5 0
                                    

"Soonyoung, pulang gih. Udah malem juga" seru Jihoon. "Aaaaa gue gaboleh nginep sehari aja?" rengek Soonyoung. "Kapan-kapan yaa, sekarang jangan dulu. Gue masih takut" ucap Jihoon. "Takut apa sih? Orang gue gak ngapa-ngapain" balas Soonyoung yang masih merebahkan dirinya. "Eung, gue ngambek nanti" ucap Jihoon yang mengerucutkan bibirnya. Soonyoung akhirnya mengalah. Bagaimana ia bisa menahan kegemasan Jihoon? 

"Yaudah gue pulang dulu," Cup. "Bye pacaar" ucap Soonyoung dengan kecupan singkat di bibir Jihoon. Tidak usah tanya bagaimana keadaan Jihoon saat ini. Ia masih belum terbiasa dengan gebrakan Soonyoung hari ini. Tiba-tiba sudah dua kecupan melayang di bibir Jihoon. 

Jihoon pun kembali merapikan kamarnya dan menuju meja belajar. Namun sepertinya ia sedang tidak bisa fokus. Semenjak tadi di perpustakaan, ia tidak dapat meresapi matkul kali ini. "ARRGGH SIALANN, kenapa lo gabisa minggat sedetik aja dari kepala gue sih Nyoung?" ucap Jihoon yang stress namun diakhiri senyuman salah tingkah. 

Ting !  Baru saja ia fokus 5 menit, sudah ada notifikasi dari Soonyoung. 

 ---

Soonyoung

Ji 

Gue ke apart lo lagi yaa

Oiya, kalau ada yg nyalain bel dirumah lo. Jangan dibukain

Okay? 

--- 

Jihoon pun mengerutkan dahinya heran. Ada apa lagi kali ini? Ada yang mengincar dirinya lagi kah? Ia pun masa bodoh dan melanjutkan belajarnya. Dan benar saja, beberapa menit kemudian ada yg menyalakan belnya. Jihoon sedikit bergidik ngeri. Ia mengintip dari lobang pintunya. Orang yang tidak ia kenal mengetuk pintunya. Jihoon benar-benar panik sekarang. Ia segera menghubungi Soonyoung. 

"Nyoung, ini beneran ada yg ngetuk-ngetuk pintu, gue harus gimana dong hueee" rengek Jihoon yang benar-benar ketakutan. Karena semakin lama, ketukannya semakin keras. 

"Tenang Ji, kamu dikamar aja. Gue udah masuk apart lo. Tunggu ya?" ucap Soonyoung yang menenangkan Jihoon. 

"Lo jangan berantem lagi ya? udah banyak lebam di wajah lo" omel Jihoon yang akhirnya ditutup juga teleponnya. 

Jihoon hanya bisa berdoa semoga Soonyoung baik-baik saja. Ia pun keluar kamar dan mengintip pintunya. Ketukan sudah tidak ada. Ia melihat orang itu sudah tidak terlihat. Namun Soonyoung juga belum kunjung datang. Ia pun bergegas keluar sambil membawa panci untuk senjatanya. Ia membuka pintu dengan perlahan dan berjalan ke sekitar lorongnya. Kemudian ia merasakan ada langkah kaki yang mengikuti dirinya. Ia pun dengan gerak cepat langsung memukul orang itu dengan panci.

"ARRGGGHH" ucap Soonyoung kesakitan sambil memegang kepalanya. "HAH SOONYOUNG? Sori sori" kejut Jihoon yang diakhiri menertawakan Soonyoung. "Lo ngapain sih Ji pake bawa panci segala?" tanya Soonyoung. "Ya lagian tadi orangnya nyeremin banget, terus lo ga dateng-dateng juga. Kan gue panik" keluh Jihoon. "Orangnya udah gue singkirin, sekarang lo tenang aja ya?" sahut Soonyoung sambil mengelus rambut Jihoon, "Gue pergi dulu, byee" ucap Soonyoung secara mendadak dan membuat Jihoon menarik lengan bajunya. Soonyoung tersenyum seperti mengerti maksut Jihoon. "Nyoung, jangan pergi dulu,, temenin gue" rengek Jihoon. Soonyoung pun langsung bersemangat dan menarik Jihoon menuju kamarnya. 

Sesampainya dikamar, Jihoon sekilas melihat tangan Soonyoung yang sedikit lecet. Namun ia mengetahui bahwa Soonyoung menutupi itu dari dirinya. Ia pun memeluk Soonyoung dengan erat secara tiba-tiba, "Maaf, kayaknya gara-gara gue lo jadi begini" ucap Jihoon yang menenggelamkan kepalanya di dada Soonyoung. Soonyoung membalas puk-puk di punggung Jihoon dan memainkan rambutnya. "Gue gapapa, ini bukan salah lo Ji. Justru ini salah gue yang jadi melibatkan lo dalam urusan gue" balas Soonyoung. 

"Sini Nyoung gue obatin tangan lo" ucap Jihoon. Soonyoung pun terkejut, "Lo liat? Yah kurang jago gue nyembunyiinnya". "Lo tuh dokter tapi gabisa ngejaga tangan sendiri ya?" omel Jihoon yang sedang mengambil p3k. "Ya gimana Ji, kalau gue diem doang yang ada sebadan udah babak belur" sahut Soonyoung yang sedikit membuat Jihoon tertawa. Sesudahnya mengobati, Jihoon pun melanjutkan belajarnya yang sudah tertunda sejak siang tadi. "Serius gue dianggurin doang Ji?" lesu Soonyoung. Jihoon pun menghadap ke Soonyoung, "Terus lo mau diapain?" tanya Jihoon yang membuat Soonyoung bersemangat kembali. 

"Ayo nonton film," ajak Soonyoung. Jihoon hanya terkekeh dan mengiyakan Soonyoung. Soonyoung langsung membeli pizza dan lain lain. Sedangkan Jihoon mulai memasak popcorn untuk cemilan nanti. "Nanti mau nonton apa?" tanya Soonyoung. "Bebas, yang penting jangan horor" balas Jihoon. Setelah semua siap, mereka pun duduk berdua sambil menghadap TV 85 inch nya. Jihoon bersandar di pundak Soonyoung sambil mengemil popcorn kejunya. Sesekali mereka terbawa suasana oleh filmnya. Senang, sedih, marah, semua mereka dapatkan. Dan pada akhirnya Jihoon mulai tertidur dipundak Soonyoung. Soonyoung menyadari itu langsung memberi pahanya untuk bantalan tidur Jihoon. "Good Night sayang, sleep well," bisik Soonyoung di lanjut kecupan di dahinya. Di malam itu juga, Soonyoung juga tertidur lenyap di sofa mereka. 



---- 

Flashback Soonyoung

"Hahah Kwon Soonyoung-ssi, titip selamat atas 'pacar' lo yang sekarang pindah ke apartemen lo" ucap Vernon dalam telepon. Soonyoung pun marah dan mengetahui apa rencana Vernon, "Lo mau apa lagi? Bukannya udah mengakui kekalahan?" tanya Soonyoung. "Sejak kapan gue ngaku kalah? Dia tetep milik gue selama gue masih hidup. Bunuh gue kalau gamau Jihoon direbut gue" sahut Vernon yang membuat Soonyoung mencengkeram stir mobilnya. Ia pun putar balik menuju apartemennya. 

Tak lupa ia mengabari Jihoon atas kejadian barusan. Sesampai di apartemen, ia langsung meninggalkan mobil di lobby dan menyuruh satpamnya memarkirkan. Ia langsung menuju private lift yang hanya ia miliki aksesnya. Ingat, ini apartemen milik Kwon Soonyoung. 

Soonyoung pun langsung menghampiri Vernon yang sudah menuju lift. Ia menyeret keluar dengan membuat Vernon pingsan. Namun tangannya tergores oleh dinding apart yang membuat tangannya lecet. "Sialan," Soonyoung pun membawa pergi Vernon dengan menyuruh anak buahnya. Ia melaporkan kejadian tadi ke Papa nya agar keluarga Vernon semakin dipermalukan karena sikap anaknya yang tidak senonoh itu. 

Soonyoung pun kembali ke lantai kamar Jihoon. Namun, ia malah diberi toyoran keras dengan pancinya. Gue bersyukur lo baik-baik aja Ji. 

beda jurusan ~ [soonhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang