sebelas

58 4 0
                                    

"LO APA APAAN SIH NYOUNG" teriak Jihoon sambil menangis. "Udah gue duga lo bakal kaya gini,," rintih Jihoon yang masih sakit melihat Soonyoung berdarah banyak. 

Sebenarnya tadi Jihoon memiliki firasat bahwa Soonyoung langsung menemuinya. Maka dari itu ia menguntitnya. Namun ia sempat kehilangan arah. Ia pun panik dan mencari Soonyoung di sembarang tempat. Dan betapa terkejutnya ia menemukan Soonyoung sudah tepar dijalan dengan penuh darah. Ia pun menangis sejadi-jadinya dan langsung menghubungi ambulans.

Soonyoung perlu di operasi karena beberapa bagian organnya rusak. Jihoon hanya bisa menangis dan menangis. Entah mengapa rasanya lebih sakit dibanding menunggu ayahnya operasi. Soonyoung harus terluka karena dirinya. Jihoon benar-benar merasa bersalah. 

"Apakah anda wali Kwon Soonyoung?" tanya dokter tersebut setelah keluar dari ruang operasi. "Iya dok, gimana keadaan Soonyoung?" ucap Jihoon yang tergesa. "Operasinya berhasil, namun kita tidak tau kapan Soonyoung akan siuman." ucap dokter yang membuat kaki Jihoon lemas. 

Soonyoung sudah berada di ICU. Jihoon duduk disamping Soonyoung untuk kedua kalinya. Jihoon melihat muka pucat Soonyoung untuk kedua kalinya. Kemudian Jihoon melihat tangannya yang penuh perban. Ia menebak pasti Soonyoung ingin ditusuk lalu ia menahannya. "Bodoh, lo bodoh Nyoung" ucap Jihoon. "Ngapain lo harus ngorbanin diri lo buat gue?" tanya Jihoon. 

Keesokan harinya Soonyoung belum juga bangun. Jihoon dari kemarin masih belum meninggalkan ruangan tersebut. Bahkan ia belum makan dan mandi. Namun pagi ini ia memutuskan untuk sarapan. Ia ingat Soonyoung selalu mengingatkan ia untuk sarapan agar tidak sakit. Ia tidak ingin Soonyoung melihat dirinya sakit. Namun baru saja beranjak, Soonyoung mulai menggerakkan matanya. "Euunghh argghh" rintih Soonyoung. Jihoon pun langsung memegang badan Soonyoung, "Nyoung? Lo udah bangun? Lo gapapa kan? Sakit gak?" tanya Jihoon yang tidak dibalas Soonyoung. "Ji, lo gapapa kan? yang kemarin masih sakit gak?" tanya Soonyoung dengan lemas. Jihoon yang berniat tidak menangis dihadapan Soonyoung langsung digagalkan olehnya. "Diem Nyoung, lo yang sakit pliss" jawab Jihoon sambil menangis. "Maaf, udah bikin lo nangis" lirih Soonyoung. 


----

Soonyoung

Ji

Vernon masuk gak? 

lo kenal dia? 

gamasuk, katanya lg sakit

knp? 

ohh gapapa

semangat kuliah nya ya !!

janlup pulang harus jenguk gue :(( 

iya bawel 

 ---

Hari ini sebenarnya Jihoon malas ngampus. Namun Soonyoung memaksa. Ia mengancam jika Jihoon tidak ngampus nanti ia tidak dibolehin masuk diruangan Soonyoung. Soalnya ruangan Soonyoung suite room, Ia memiliki bodyguard di pintu kamarnya. 

"Ji, lo udah denger belum?" tanya Seungkwan yang dibalas, "Apa" oleh Jihoon. "Katanya kemarin Soonyoung berantem sama Vernon anjir" ucapan Seungkwan membuat Jihoon mebelalakan mata, "HAH?!" teriak Jihoon. "Katanya keluarga mereka saling berebut perusahaan gitu. Terus Soonyoung kayak bodoamat sebenarnya secara dia anak fk, tapi gatau kemarin tiba-tiba mereka duel" cerita Seungkwan yang menimbulkan lemas di sekujur tubuh Jihoon. "Lo tau ngga motor Vernon tuh apa?" tanya Jihoon. "Eumm gue pernah liat motor dia sport gitu sih. Kenapa?" jawaban Seungkwan semakin membuat Jihoon lemas. 

Ia pun menelungkupkan wajahnya ke meja. Ia mengacak rambut dirinya frustasi. "Bangsat" ucap Jihoon sambil mencengkeram tangannya. Ia langsung menuju rumah sakit untuk meminta klarifikasi dari Soonyoung. Ia membuka pintu ruangan dengan tidak santai. 

"Nyoung jawab gue." ucap Jihoon dengan tatapan dingin. Soonyoung yang sedang membuka laptopnya pun bingung. "Kenapa Ji?" tanya Soonyoung. "Lo kemarin berantem sama Vernon? Kenapa?" tanya Jihoon. "Karena dia udah nyakitin lo" jawab Soonyoung yag dibalas dengan nada dinginnya. "NYOUNG! TAPI GA SEHARUSNYA LO-" ucapan Jihoon dipotong oleh Soonyoung, "Karena dia mau ngerebut lo dari gue." sahut Soonyoung. Jihoon hanya terdiam dengan mata yang sudah berair. "Maksutnya?" tanya Jihoon. 

"Dia tau gue suka lo, dan dia juga suka lo. Yaudah kita rebutan. Tenang Ji, gue yang menang kok" ucap Soonyoung dengan santai. Jihoon masih terkejut sambil mencerna apa yang Soonyoung katakan barusan. Ia masih kesal dengan perbuatan konyol Soonyoung. "Gue udah percaya sama lo,,, BUKAN GITU CARA DAPETIN GUE NYOUNG! Gue gasuka sama orang yang harus ngorbanin nyawa nya buat orang lain. Itu tanda orang yang gak sayang sama diri sendiri." ucap Jihoon yang masih mengeluarkan air mata. Sesekali ia menyeka air matanya. Soonyoung hanya menunduk. "Maaf,, gue gapernah dikasih kasih sayang sampai gatau gimana cara sayangin diri gue sendiri" ucap Soonyoung. Jihoon pun menghela napasnya. Ia memutuskan untuk memeluk Soonyoung sambil menepuk punggungnya. 

Tok Tok 

Suara ketuk pintu ruangan Soonyoung. Mereka pun langsung melepas pelukannya. Lalu sepasang kekasih masuk diruangan Soonyoung. Ayah Mama Soonyoung masuk diruangan tersebut. Tak ingin ikut campur, Jihoon memutuskan untuk mengundurkan diri. Namun Jennie menahannya. "Lee Jihoon-ssi? Mau kemana? Sini dulu" perintah Jennie dengan suara dinginnya. Jihoon seperti menganggap mereka adalah keluarga bersuara dingin dan tatapan dingin. Ia bisa melihat tatapan Soonyoung sangat dingin ketika orang tuanya masuk. 

"Soonyoung, udah Papa bilang gausah ikut campur sama keluarga Chwe. Kenapa kamu gabisa nurut sekali aja sih?" ucap Kwon Elgard tanpa menanyakan kabar Soonyoung sekalipun. "Kita berantem bukan masalah perusahaan, Pah" ucap Soonyoung dengan nada dinginnya. "TERUS APA?!" tanya Elgard dengan penuh emosi. "Kalian gak perlu tau." jawab Soonyoung. "Kamu tau gak sih perusahaan Papa kamu mengalami penurunan drastis gara-gara kelakuan mu ini?" Mama Soonyoung yang sekarang bersuara. Soonyoung hanya menghela napas. 

Ia melihat Jihoon yang ketakutan dipojok seolah-olah dia yang dimarahi. "Jihoon, kamu pergi aja" ucap Soonyoung. "Kamu siapa nyuruh dia pergi? Mama mau ngobrol sama dia", Jihoon hanya memasang muka bingung. "Jihoon sini." perintah Jennie. "Kamu tau kan alasan Soonyoung bertengkar dengan Vernon? Coba kasih tau" tanya Jennie yang membuat Jihoon tidak bisa berkata apa-apa. Ia menatap Soonyoung yang sudah memberi kode menggelengkan kepalanya. "Tidak tau tante" jawab Jihoon. Jennie lalu memukul meja yang ada diruangan itu dengan keras, "HASH, KALIAN BENAR-BENAR PECUNDANG. Kenapa pertanyaan sepele ini tidak mau kalian jawab hah? Jihoon-ssi, mulai hari ini kamu tidak boleh menginap di kos saya lagi." ucap Jennie yang langsung meninggalkan mereka disusul oleh Elgard. 

"Bangsat gada otak mereka berdua. Anaknya sekarat yang dipeduliin perusahaannya. Kayak anjing emang" misuh Jihoon dengan penuh emosi. Soonyoung hanya terkekeh, "Anjing aja gamau disamain kaya mereka Ji" sahut Soonyoung. Jihoon juga tertawa karena Soonyoung menanggapinya. "Lo gapapa?" tanya Jihoon. "Udah biasa, santai aja" jawab Soonyoung yang mengambil kembali laptopnya. 

"Lo lagi sakit masih aja belajar?" tanya Jihoon yang sedang menatap layar laptopnya. Disana sudah ada artikel yang membuat Jihoon pusing. "Tugas gue numpuk anjir" jawab Soonyoung sambil mengetik sesuatu di laptopnya. "Gue beliin makan ya? Lo belajar aja" ucap Jihoon yang dibalas anggukan dan senyum oleh Soonyoung. 

"Gimbab sama es kopi dateeeng" ucap Jihoon dengan semangat setelah masuk ruangan. Namun ternyata didalam ada Seokmin dan Mingyu yang sedang menjenguknya. Jihoon sangat malu dengan apa yang ia lakukan barusan. Mereka bertiga pun tertawa dengan tingkah laku Jihoon. Jihoon hanya menutupi mukanya yang sudah memerah, "BANGSAT KALIAN SEMUA" teriak Jihoon. "Mana sini makanannya Ji" pinta Soonyoung yang masih terkekeh. Jihoon dengan muka kesal memberi makanan dengan tidak ikhlas. "Ji kayak tadi aja dong biar Soonyoung tambah demen" sahut Seokmin, teman masa kecil Jihoon. "LO DIEM YA SEOK" jawab Jihoon yang masih malu. "Pacar lo lucu juga Nyoung" ucap Mingyu. "MANA ADA PACAR?" sahut Jihoon. "Jadi yang tadi itu gue ditolak nih?" tanya Soonyoung sambil mengerucutkan dirinya. "Emang lo nembak? Lo cuman cerita kalau lo suka gue" ketus Jihoon. 

"Kalau gue nembak, lo mau?" tanya Soonyoung. "Mati dong" jawab Jihoon. "Gue serius Ji." ucap Soonyoung. "ISH CANDA DOANG TATAPAN LO SE NGERI ITU. IYA IYA MAU" jawab Jihoon yang sekarang meninggalkan ruangan. Seokmin dan Mingyu langsung menggoda Soonyoung dan membuat Soonyoung tersipu malu. Soonyoung sedang tersenyum bahagia. Ia tidak pernah sebahagia ini sebelumnya. 


beda jurusan ~ [soonhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang