Bab 16

152 10 0
                                    

Selama jiwanya berada di raga Agam, Sasya menjadi jarang mengunjungi kelas lamanya---XI MIA 2. Ia malah lebih sering bermain dengan Raka, Varen dan baru-baru ini juga Alam ikut bergabung.

Bukan berarti Sasya melupakan sahabat-sahabatnya, ia begitu merindukan mereka. Sebab itulah, sekarang Sasya berdiri di balik jendela ruang kelas XI MIA 2.

Helaan napas pelan terdengar. Sasya sedikit kecewa tidak menemukan Prita, Ruby, dan Maura. Namun, Sasya masih dalam posisi mengintip karena keberadaan Niko dan Bora yang membuat Sasya sangat penasaran.

"Ngapain mereka berduaan? Jangan-jangaaannn..." Sasya menggembungkan pipinya. "Kalau mereka mesra-mesraan, aku bakal ngaduin sama guru. Terus nuduh mereka pacaran." Sasya tersenyum licik.

Sedetik kemudian, Sasya menggeleng-gelengkan kepalanya dan segera menepis pikiran jahat tersebut.

Telinga Sasya langsung terpasang tajam ketika samar-samar ia mendengar namanya di sebutkan oleh sang Ketua OSIS.

Daun telinganya makin ia rapatkan ke kaca jendela. Sebab ada tirai, Sasya tidak begitu kelihatan dari dalam. Apalagi dengan posisi Bora dan Niko menghadap ke papan tulis, Sasya makin semangat untuk menguping.

"Bisa nggak kamu ceritain yang baik-baik tentang aku ke Sasya?" Suara memelas itu berasal dari Niko.

Lalu, terdengarlah kekehan Bora, "Kamu marah karena aku ngatain kamu buaya di depan Sasya?"

Niko mengangguk.

"Kamu beneran mau ngejar Sasya?" tanya Bora lagi.

"Kali ini aku serius, Ra."

"Apa buktinya?"

"Buktinya?" Niko tampak berpikir sebentar. "Buktinya aku mau pacarin dia. Misalkan aku cuman main-main, aku nggak mungkin mau nyatain perasan aku."

"Aku suka sama Sasya."

Seperti terkena kilatan di siang bolong, Sasya memegangi mulutnya supaya tidak berteriak histeris.

Setelah itu, Sasya memutuskan tidak melanjutkan untuk mendengar percakapan mereka lagi. Seandainya diteruskan, Sasya pasti bisa pingsan.

Sasya berjalan tergesa-gesa dengan bibir komat-kamit, seakan mengucapkan mantra.

"Niko suka sama aku. Niko suka sama aku? Niko suka sama Sasya? Jadi, cowok yang aku suka sebenarnya suka sama aku? Ini beneran Niko suka sama akukan? Tadi aku nggak salah dengarkan? Sasya yang mereka maksud itu Sasya Anamika? Niko suka sama aku. Niko suka sama aku. Niko suka sama aku---"

Di persimpangan koridor, Sasya bertabrakan dengan tubuh seseorang.

Awalnya Sasya hendak marah, namun gadis mungil di depannya sudah duluan mendampratnya.

"Sasya, bisa nggak sekaliiiiii aja kamu jangan ceroboh," ujar Agam menahan emosinya.

Kebetulan sekali. Tanpa mencari, seseorang yang dicarinya pun muncul sendiri.

Tanpa banyak bicara, Sasya menarik pergelangan tangan Agam agar mengikutinya. Agam menurut saja saat Sasya membawanya ke balkon lantai dua dekat dengan tangga.

"Niko suka sama aku," beritahu Sasya dengan suara yang lirih.

Raut wajah Agam masih menampilkan ekspresi bingung.

Sasya mengangguk-anggukan kepalanya, matanya tertutup dan senyuman mengembang sempurna. "Iyaaa, Niko suka sama aku." Sasya kegirangan.

"Terus?"

Sasya membuka matanya. "Aku mau tubuh aku balik."

"Kamu juga harus mau, kamu nggak mungkin selamanya kejebak di raga aku," desak Sasya.

Rasakanlah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang