Bab 07

315 37 102
                                    

"Apa udah waktunya?"

Sasya bersiap untuk melompat dari atas jembatan. Sebentar lagi, Ia akan melakukan hal nekat.

Tiga detik, Sasya perlu waktu tiga detik. Setelah itu, ia akan terjun bebas ke bawah. Sasya pun mulai menghitung.

"Satu."

Kemungkinan yang terjadi ada dua dan terburuknya ialah kegagalan. Seandainya saat Sasya sudah melompat, ternyata gagal kembali ke raganya. Ingat! Sasya akan menghantui penulis blog tersebut. Entah dimana pun blogger itu berada, Sasya akan mengikutinya.

"Dua."

Dalam satu tarikkan napas, Sasya menyebutkan orang-orang terdekat dalam hidupnya. "Bunda, Papa, Nenek ula, Nenek Eli, Kakek Hirawan, Om Bagas, Om Bayu, mendiang Om Bambang, Tante Vidya, Tante Rukma, Tante Yumi, Bang Kaivan, Bang Adnan, Owan, Owen, Prita, Ruby, Maura. Pokoknya semuanya, kecuali Agam, Sasya minta maaf!! Sasya banyak salah sama kalian. Sasya minta maaf ya?!"

Ya, terkecuali Agam. Bagi Sasya, Agam adalah sepupu terngeselin yang ada di hidup Sasya. Benar sekali, Agam Argani---pemilik tubuh yang Sasya tempati sekarang.

"Tiga!!"

Kaki Sasya bergetar dan begitu berat untuk ia gerakkan. Seperti ada lem yang membuat kakinya merekat di jembatan.

Sasya mulai menghitung lagi.

"Tig---"

"Aku nggak bisa berenang!!" histeris Sasya dalam hatinya.

"Tig---"

Keberanian Sasya menciut saat melihat ke bawah. Ia pun menalan ludahnya dan meluruskan pandangannya.

Apa keputusan ini tepat? Sasya mulai ragu dengan pilihannya.

"Tiga!!!" lantang Sasya yakin.

Bukannya melompat, Sasya berlari menjauhi jembatan gantung. Kemudian, ia terduduk lemas di rerumputan dengan bibir bergetar.

Sasya takut ketinggian.

Takut sekali.

Sasya ketakutan. Bagaimana jika tadi ia melompat? Akankah Sasya mati?

Meskipun Sasya sangatlah ingin bisa kembali ke raganya yang asli, namun ia tidak berani melakukan hal ekstrem. Sasya percaya. Pasti ada cara lain. Sasya tidak mau mengambil resiko yang hasilnya belum pasti berhasil.

Setelah kejadian ini, Sasya tidak akan melewati jembatan itu dalam waktu sebulan penuh. Sasya trauma. Kenangan yang mengerikan dan harus dilupakan ada di jembatan gantung tersebut. Dimana Sasya yang tadi berniat terjun ke sungai dari jembatan saat pikirannya sedang kalap.

"Aku harus bisa berdamai sama keadaan," gumam Sasya.

Usai menenangkan dirinya, Sasya pun bangkit. Ia menyapu bagian celananya yang kotor terkena pasir menggunakan telapak tangannya.

Pikiran Sasya sedikit tenang walaupun hatinya masih bergemuruh.

"Ingat, Sya!! Apapun yang terjadi, kamu nggak boleh nekat," ucap Sasya kepada dirinya sendiri.

Sasya menoleh ke arah jembatan itu, "Syukurlah, aku masih selamat," lega Sasya.

Tidak terbayangkan jika tadi Sasya melompat, mungkin nanti ia akan masuk di kabar berita karena hanyut di sungai. Dan, penyebabnya bunuh diri. Bagaimana perasaan keluarganya Agam. Terlebih si kembar. Ahh, mengapa Sasya kepikiran Owan dan Owen. Bocah nakal yang membuat Sasya naik darah saat menjadi Agam.

Rasakanlah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang