Bab III

326 36 2
                                    

-kringg kringg
bel sekolah pun berbunyi dan menandakan itu waktunya anak anak untuk beristirahat.

"woi moon, lo gak mau ke kantin?" tanya reine.

"mau, tapi gua gatau dimana kantinnya, lu tau kan?" tanya moona memastikan.

"tau lah, gua disini 4 bulan lebih dulu dari pada lo."

"iya iya deh senpai." ucap moona dengan muka yang meledek.

"ishh, tapi bener tau! yaudah ayo kalau mau ke kantin! aku mau ketemu ayang!"

"ayang? lu punya ayang rei?"

"punya lah! gak kek lo jomblo, wkwkwk."

"dih."

mereka pun berjalan menuju kantin, moona pun melihat banyak sekali orang yang berada di kantin itu, "benar benar menakjubkan!" begitu katanya, karna ia tidak pernah melihat orang orang yang seperti ini diluar.

"wah wah gila, rame banget?" ucap moona.

"iya lah, jelas. kantin holoschool itu salah satu kantin terbesar dari sekolah sekolah terbesar yang lainnya, dan murid disini kan juga banyak."

"gitu ya? tapi gua gak ekspek sebanyak ini." ucap moona tak percaya.

"yaudah lah, gausah sampai bengong gitu! kayak anak kampung aja lo, jalan lo cepetan dikit, nanti kita ga dapet tempat duduk. andd, gua mau ketemu sama ayangg, nanti gua kenalin deh. dia kelas 10 juga kok." ucap reine yang terburu buru.

"yayaya."

"ayanggg~" peluk reine dari belakang kepada anak pendek berambut coklat itu.

"ihh, apasih rei, kita lagi di publik loh!" ucap anak berambut coklat itu.

"aku bawa temen baru sayangg. ini kenalin, pacar gua, namanya anya melfissa." ucap reine ke moona.

"salken, gua moona. moona hoshinova."

"eh? halo, aku anya. anya melfissa, kelas 11 B."

"ya, halo. gua boleh kan duduk bareng kalian?" tanya moona.

"tentu boleh, sekalian ngobrol kan." kata anya.

"ANYAAA!" ucap ollie yang ter engah engah.

"eh, lie! kenapa?!" tanya anya yang sedikit panik.

"hah... hah... hehe, gak papa. aku cuma lagi pengen manggil doang kok." ucap ollie yang tersenyum. tapi menurut anya itu adalah senyum ketakutan.

"ollie...." ucap risu yang sudah mengeluarkan aura hitamnya.

dan terlihat iofi yang sudah menahan risu untuk tidak mengejar ollie.

"moon! tolong moon!" ucap iofi.

moona yang baru ngeh pun langsung menahan risu disitu juga.

"emang lagi kenapa sih yop?" tanya moona yang sedang menahan risu.

"jadi gini... si ollie tadi gak sengaja mecahin ramuannya si risu... dan ternyata ramuan itu penting bangett, makanya si risu marah banget kayak gitu." perjelas iofi.

"hmm... emang ramuan buat apa, ris?" tanya moona

"itu ramuan buat klien aku tau! dasar olliee...!" marah risu.

"udahan dulu yuk, banyak yang liatin kita. kita posisinya lagi dikantin tau? nanti ngobrolnya baik baik aja ya, ris?" bujuk anya.

"iya iya! ughhh...!!" ucap risu yang marah dan kesakitan sehabis di tahan moona.

"aku kekencengan ya? maaf ya ris."

"ya! tapi lain kali kalau nahan orang pake perasaan kek! sakit bodo!"

"ya maaf. kan gua gak tau."

"yayaya!"

"maafin ya moon, dan... makasih juga." ucap iofi yang tersenyum.

moona yang melihat itu pun ngelag sebentar. karna ia merasa ia sedang menonton sesuatu yang sangat manis. sampai sampai iofi kebingungan, kenapa moona dari tadi tidak bergerak?

"moon? moon?? mooon..?" ucap iofi yang mencoba menyadarkan moona.

"e-eh, iya maaf. aku gak sengaja."

"hehe, iya gapapa, ayok balik ke kelas!" ucap iofi sambil menarik tangan moona.

"e-ehh...!"

"widih... kapal baru nih." kata reine.

"wkwk, iya. kita nunggu jadian ajalah." kata ollie yang mencoba mencairkan suasana.

"yaudahlah, gua mau anter anya ke kelasnya dulu, kalian duluan aja." kata reine.

"oke, siap rei!" ucap ollie yang menghadap ke risu.

"ris! ayo kita ke ke..." ucapan ollie terhenti karna risu yang masih menatapnya tajam. jadi ollie pun membungkam niatnya dan berjalan ke kelasnya sambil berpegangan tangan saja.

- to be continued -

udah ya gess, gua ngantuq banget bikin ginian, duluan... and happy reading...! -author

Blind Loves• [VOL 1] • (ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang