Semenjak kejadian itu, Sunghoon berkali-kali lipat lebih perhatian padanya. Sekarang Jungwon tahu cara apa yang efektif untuk membuat Sunghoon hanya melihatnya dan membenci Sunoo.
"Ku harap, saat kita di luar, kau berhenti memanggilku ssaem." Wajah Jungwon memerah, ia tersenyum lebar penuh kemenangan, sepertinya Sunghoon mulai jatuh padanya. "Terimakasih, Sunghoon hyung." Mereka bertatapan.
Hari itu adalah kencan pertama mereka, setidaknya itu yang ada di pikiran Jungwon. Mereka melakukan banyak hal, pergi karaoke, makan di restaurant, dan sekarang mereka bermain ice skating di sebuah taman hiburan.
Dari kejauhan, Heeseung melihat Sunghoon mengajari Jungwon main ice skating, ia mengambil gambar menggunakan ponsel kemudian mengirimkan kepada Jay.
"Bisa bantu aku?" Sunoo menghampirinya sambil membawa sepatu luncur. Heeseung sangat mencintai Sunoo, entah sejak kapan perasaan itu tumbuh hingga akhirnya semakin kuat, namun Heeseung tidak berani mengutarakan perasaannya karena takut hubungan pertemanan mereka merenggang.
Heeseung tidak yakin apakah Sunoo menyukai guru mereka itu atau tidak, namun yang Heeseung yakin, Sunoo menatap Sunghoon dengan kekaguman. Tatapan yang tidak pernah ia dapatkan, hal itu membuat Heeseung cemburu, Sunoo hanya boleh bersamanya, rasa ingin memilikinya begitu kuat.
Heeseung berjongkok untuk memasangkan sepatu seluncur, ia selalu memperlakukan Sunoo dengan baik dan lembut, berharap sahabatnya sadar akan perasaannya.
Mereka turun ke area seluncur, Heeseung cukup pandai di bidang ini namun Sunoo tidak. "Haha... kau membual pernah private ice skating?" Tawa Heeseung pecah melihat Sunoo bergerak canggung. "Aku hanya tidak terbiasa." Bela Sunoo, ia hampir jatuh tapi Heeseung lebih sigap memegang tangan Sunoo.
Heeseung beputar-putar mengelilingi Sunoo, mengejeknya, menyuruhnya lari mengejar Heeseung yang berakhir Sunoo terjatuh. Heeseung ikut menjatuhkan dirinya di samping Sunoo. Senyuman kecil tercetak di bibir Heeseung saat melihat Sunghoon menatap mereka, kemudian pergi meninggalkan area seluncur.
"Apa kau lelah?" Sunoo hanya bergumam mengiyakan. "Mau pulang?" Heeseung membalikkan tubuhnya, menatap Sunoo yang sedang memejamkan mata dari samping.
***
Satu minggu ini Heeseung dan Jay sibuk latihan. Habis bersekolah mereka langsung ke gedung agensi karena waktu debut semakin dekat membuat mereka tidak bisa memikirkan hal lain.
"Kau belum melihat pesanku, ya?" Selesai latihan mereka duduk-duduk di kafetaria gedung. "Tidak, ada apa?" Jay menyapu keringat di wajahnya dengan kain kecil. "Liat sendiri." Heeseung menghabiskan air di botolnya.
Jay membuka ponsel, memeriksa foto kiriman Heeseung, suara tawa terdengar. "Si jalang itu." Gumam Jay kesal. "Kenapa bisa kau menyukai orang sepertinya?" Jay menyandarkan punggung ke sandaran kursi. "Aku tertipu, tapi bodohnya perasaanku tidak bisa hilang." Ucapnya menerawang.
***
Jay memukul Jungwon habis-habisan ketika barusaja anak itu masuk tempat ganti baju di samping toilet, emosinya menggelapkan mata, Jungwon jatuh tersungkur, setiap ia berdiri Jay selalu mendorongnya hingga celana Jungwon robek.
Hari senin ketika Jay akhirnya bisa bertemu Jungwon, ia langsung melampiaskan kekesalannya pada anak itu. Terlebih saat melihat cincin di jari manis Jungwon rasanya ia ingin menghancurkan dunia.
"Jadi kau berpacaran dengan guru itu." Jay mendecih. "Kita sudah putus!" Jungwon menatapnya marah. Jay berjongkok dan meremas kerah seragam Jungwon. "Sudah ku bilang, sampai kapanpun tidak ada kata putus." Jungwon mendorong Jay. "Orang gila."
KAMU SEDANG MEMBACA
Into the Dark Side | SunSun
Fanfiction"I'll rip your perfect fake mask I'll tear your angelic wings I'll shut your beautiful smile" Sunghoon baru bergabung kurang dari setengah tahun menjadi tenaga pendidik di Sunair Boys High School. Hingga akhirnya Sunghoon dipercaya menjadi wali kela...