Chapter 7

384 53 2
                                    




Sunghoon berusaha professional, menjelaskan apa yang perlu ia jelaskan, mengoreksi jawaban atau cara yang salah, dan mengajari cara cepat menjawab soal hingga tidak terasa waktu satu jam berlalu begitu saja.

Tidak ada keluhan dari bibir Sunoo, pun tidak ada kata yang keluar selain baik, iya, aku paham selama satu jam itu.

Sunoo membereskan barang-barangnya, memasang ransel dan bersiap keluar. "Sunoo-ssi." Suara itu menahan Sunoo dari berdiri, ia kembali duduk dan tersenyum menghadap Sunghoon. "Kau pasti tahu sesuatu, kan?" Sunoo menghela napas. "Tentang Jungwon." Lanjut Sunghoon, suaranya putus asa.

"Jika ssaem berpikir aku pelakunya, maka ssaem salah." Sunghoon mengusap wajahnya, gusar, matanya merah, fokusnya kacau. "Aku hanya ingin tahu, apa yang kau lihat di hari itu, Sunoo-ssi." Hening, baik Sunghoon maupun Sunoo sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Jika benar bukan kau pelakunya, bisa kau ceritakan kejadian yang sebenarnya?" Sunghoon berdiri, menatap ke luar jendela yang mengarah ke lapangan bola di depan sekolah. "Aku hanya melihat Jungwon masuk ke sana." Ada keraguan di suara itu.

Sunghoon berbalik, tatapan mereka langsung bertemu. "Dan kemudian kau membunuhnya?"

"Ssaem!" Sunoo berdiri, kedua tangannya mengepal. "Bukti kau merundung Jungwon ada padaku, Sunoo-ssi." Sunghoon mendekati Sunoo, jarak mereka tersisa beberapa senti. "Ingat kau bilang, boleh melaporkanmu pada ayahmu jika aku punya bukti jelas?" Sunoo menatap langsung mata Sunghoon. "Ssaem pikir ayahku akan percaya?" Mata Sunoo berair.

Sunghoon sedikit menunduk untuk melihat murid di depannya ini, baru ia sadari di leher Sunoo ada bekas cekikan, terlihat sangat kontras di kulitnya yang putih. "Atau jangan-jangan, ayahmu yang membungkam kasus ini untuk melindungi anaknya?" Sunghoon mengamati Sunoo, selain bekas cekikan merah di leher, pergelangan tangan Sunoo juga memar, bibirnya berdarah.

"Terserah, lakukan apapun." Sunoo mendorong Sunghoon dan berlari keluar ruangan, ia berhenti saat melihat Niki duduk di bangku depan kelas.

Mendengar langkah kaki mendekat, Niki mengangkat kepala dan melihat Sunoo berdiri di depannya. "Hyung." Niki -kakak ipar Sunoo- tersenyum lebar. "Sudah selesai?" Sunoo mengangguk dan tersenyum canggung.

Niki berdiri kemudian merangkul pinggang Sunoo, mereka berjalan bersama sementara Sunghoon masih berdiri di depan pintu ruangan private, mengamati mereka berdua dari kejauhan.

***

Rapat bulanan yang diadakan setiap akhir bulan dan dihadiri ketua Yayasan berlangsung. Pembahasan hanya seputar peserta didik, keadaan guru-guru, dan kebutuhan lainnya untuk menunjang kegiatan pembelajaran, tidak ada pembahasan tentang bullying maupun kematian Jungwon.

Sesuai rapat hari itu, Sunghoon memberanikan diri berbicara empat mata dengan ketua Yayasan. Sekarang mereka berada di ruang kepala sekolah, karena ketua Yayasan tidak punya ruangan khusus di sekolah ini.

"Kau bisa sampaikan keluh kesahmu pada kepala sekolah, Sunghoon-ssi." Ketua Yayasan yang duduk di sofa sebrang Sunghoon nampak santai. "Ahhh, terima kasih sebelumnya sudah mau meluangkan waktumu." Sunghoon berdiri untuk membungkuk kemudian duduk kembali.

"Sesuatu yang ingin ku bahas, tentang murid di kelasku, yang kebetulan adalah anakmu." Sunghoon menyodorkan ponselnya ke depan ketua Yayasan, menunjukkan sebuah video dimana Sunoo sedang membully Jungwon.

Mata Kim Soon Ho melebar. "Kim Sunoo-ssi merundung teman sekelasnya." Sunghoon memutar video yang lain, dimana Sunoo terlihat bersimbah darah. "Aku tidak yakin apakah anda mendengar berita ini atau tidak." Sunghoon menggantungkan kalimatnya. Ekspresi Kim Soon Ho sudah tidak bisa dibaca.

"Awal bulan lalu, ada seorang murid di kelaksu yang meninggal... aku menyaksikan sendiri bahwa Sunoo-ssi ada di tempat kejadian..." Sunghoon menyimpan kembali ponselnya setelah memutar video beberapa kali.

Soon Ho terdiam, rahangnya mengeras. Sunghoon yakin bahwa ketua Yayasan tidak mendengar soal berita ini. "Bahkan guru-guru yang lain seperti buta dan tuli dengan kasus ini."

"Terima kasih, Sunghoon-ssi." Ketua Yayasan berdiri. "Maaf karena aku kurang mendidik Sunoo, dia jadi bersikap merugikan." Soon Ho membungkuk dalam. "Akan ku selesaikan kasus ini." Sunghoon ikut membungkuk.

Tanpa sepatah kata lain, ketua Yayasan pergi diikuti Sunghoon yang tidak mau berlama-lama ada di kantor kepala sekolah.

Dari kejauhan dilihatnya Sunoo berjalan mengekor di belakang ketua Yayasan, kepalanya menunduk.

***

Semenjak kejadian itu, sudah hampir seminggu Sunoo tidak masuk sekolah. Sunghoon tidak mencari keberadaan muridnya itu, ia hanya menjalani hari dengan normal sampai akhirnya di hari Jum'at, Heeseung mendatanginya.

"Ssaem, bisa bicara?" Sudah pukul lima sore yang mana seharusnya semua murid telah pulang dari jam empat, tapi sepertinya Heeseung sengaja menunggu dirinya.

Mereka duduk di bangku samping lapangan, bukan, hanya Sunghoon yang duduk sementara Heeseung berdiri di depannya.

"Ssaem tahu, apa yang ssaem lakukan?" Sunghoon nampak tidak tertarik. "Sunoo tidak salah ssaem!" Heeseung tidak bisa menahan emosinya, suara teriakan nyaring itu diikuti tangisnya yang pecah.

Heeseung duduk tersungkur, air mata tidak berhenti membuatnya tidak mampu melanjutkan kalimat.

"Jungwon... Yang Jungwon..." Heeseung diam cukup lama, bibirnya ia gigit, sekuat tenaga ia berusaha menahan tangisannya. Saat merasa sudah tenang, ia kembali bicara.

"Sunoo hanya korban..." Lirih Heeseung, masih duduk di depan Sunghoon dengan kepala tertunduk. "Jungwon sudah punya pacar ssaem..." Sunghoon terkejut. "Bahkan saat kalian berpacaran, Jungwon masih berhubungan dengan pacar, ahhh, lebih tepatnya mantan pacar..."

"Apa maksudmu?" Heeseung tertawa lirih, kepalanya mendongak menatap Sunghoon. "Saat kalian resmi berpacaran, Jungwon meninggalkan pacarnya secara sepihak..."

"... apa ssaem tahu? Lebih buruknya, saat kalian sudah berpacaranpun, Jungwon masih berhubungan dengan mantannya itu..." Heeseung mengusap wajahnya dan berdiri, ia mendongak menatap langit.

"... dan, yang paling ku benci dari semua..." Heeseung menarik kerah baju Sunghoon agar lelaki itu menatapnya. "...Sunoo... Kim Sunoo! Masih saja dia membelamu!" Heeseung mendorong Sunghoon, tawanya terdengar sumbang. "Kau tahu, ssaem? Kim Sunoo sangat menghormatimu!"

"Akulah yang selama ini menemaninya, aku yang selalu di sampingnya, aku yang selalu membelanya!" Heeseung meracau, airmatanya kembali mengalir. "Tapi... dia tidak pernah melihatku sama sekali... dia hanya melihatmu! Brengsek!" Heeseung tidak mampu menahan dirinya, ia kembali mendongak. "Aku hanya ingin memberitahu mu ssaem..." Mata Heeseung terpejam, ia menarik napas dalam.

"...setelah kejadian kau melaporkan bukti itu ke ayah Sunoo... dia dilarang keluar kamar... aku bahkan tidak bisa menemuinya..." Sunghoon tidak bereaksi, matanya menatap tanah di bawah kakinya. "Sekali lagi ku tekankan, Yang Jungwon bunuh diri, akibat ulahnya sendiri, ssaem." Heeseung menepuk pundak Sunghoon kemudian pergi.

Menyisakan lelaki itu seorang diri, pikirannya kosong, air mata tanpa sadar mengalir meluncur melewati kedua pipinya.

To Be Continue

Haiii... FYI... Chap depan itu POV nya Heeseung

Selama ini cerita masih POV Sunghoon, jadi chap depan POV Heeseung dan sedikit flashback dari sudut pandang Heeseung dan Jungwon ^w^

Into the Dark Side | SunSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang