Sunoo tiba di apartemen pukul 9 malam disambut Niki yang sudah menunggunya dengan duduk menghadap luar jendela besar sambil minum wine. Niki terlihat segar, rambutnya basah dan masih memakai jubah mandi."Hyung..." Panggil Sunoo sambil berlari untuk memeluk Niki. "Maaf lama, aku habis menonton debut Heeseung." Niki tersenyum dan meletakkan gelas wine ke atas meja. "Okay." Mereka berpelukan dan berciuman cukup lama sampai Sunoo merasa Niki mulai bergairah, ia menyudahi ciuman. "Boleh aku mandi dulu?" Niki mengangguk, moodnya masih bagus
Sunoo sengaja berlama-lama dalam kamar mandi karena perasaannya tidak enak, bisa dihitung sudah hampir satu jam membuat Niki tidak sabar dan menggedor pintu kamar mandi. "Sebentar lagi, hyung." Suara gedoran berhenti.
Niki kembali duduk ke ruang tengah untuk menghabiskan sisa wine saat ponselnya berbunyi, telpon dari Sunee, awalnya Niki mengabaikan namun panggilan tidak berhenti membuat Niki mengangkat telpon berniat memarahi Sunee tapi suara Sunee terdengar kesakitan membuat Niki panik.
Sunoo keluar kamar mandi melihat Niki sudah berpakaian rapi. "Aku pulang sebentar, kau tetap disini." Sunee mengeluhkan sakit di perut serta kepala dan tidak bisa bergerak, satu-satunya yang terlintas dalam pikiran Sunee hanyalah Niki untuk menolongnya karena ia pikir Niki harus tahu semua yang terjadi pada anak mereka.
Tanpa berpamitan lebih lanjut Niki meninggalkan Sunoo sendirian di apartemen mewah yang Niki beli untuk ditempati bersama Sunoo. Namun mereka hanya beberapa kali ke apartemen ini karena waktu lebih sering dihabiskan di rumah Sunoo, mengingat jarak ke apartemen dari tempat kerja Niki dan sekolah Sunoo sangat jauh.
Sunoo memanfaatkan kesempatan ini untuk melihat-lihat isi apartemen, dari ruang tamu, ruang tengah, kamar tidur, ruang pakaian, dan terakhir ruang kerja Niki, sama sekali tidak ada benda-benda mencurigakan. Jikapun ada benda berharga, Sunoo yakin Niki tidak akan menyembunyikannya di tempat terlihat.
Sunoo memutuskan menggeledah isi ruang kerja, dari tempat terbuka hingga terpencil. Berusaha mencari benda berharga apapun yang mungkin disembunyikan Niki di sana. Sunoo mencari di barisan buku, belakang lemari, dalam vas bunga, hingga gantungan lukisan-lukisan alam yang tergantung di tembok.
Di belakang lukisan pantai, tempat favorit Niki, Sunoo menemukan sebuah flashdisk yang ditempel menggunakan selotip. Flashdisk hitam kecil itu tidak mungkin Niki letakkan secara cuma-cuma di sana jika tidak penting isinya.
Sunoo menyalakan computer untuk memeriksa isi flashdisk, hanya ada satu file di sana dengan nama huruf alphabet acak. Sunoo membuka dan menemukan dokumen word dengan ratusan halaman. Sunoo membaca dengan scanning dan menarik kesimpulan bahwa itu adalah dokumen kasus korupsi. Beratus-ratus halaman kemudian isinya memuat tentang pembunuhan, dan penggelapan dana, hampir di semua lembar terdapat kata Sunbright dan Kim Soon Ho.
Lima puluh lembar terakhir adalah bukti-bukti serta rangkuman semua kecurangan Soon Ho selama merintis Sunbright dan ketika menjadi wali kota.
Sunoo tidak pernah tahu hal ini, yang ia tahu hanya ayahnya pernah jadi wali kota kemudian mengundurkan diri karena masalah kesehatan. Ia sama sekali tidak punya clue bahwa ayahnya korupsi besar-besaran saat menjabat.
Mata Sunoo sakit, ia melirik jam yang sudah menunjuk pukul dua belas tepat, tidak sadar berapa lama dirinya duduk di depan computer membuat matanya kering.
Sunoo memutuskan mengirim file itu ke ponselnya dan meletakkan flashdisk ke tempat semula.
Sunoo tersenyum licik, sekarang ia paham apa yang membuat Soon Ho begitu tunduk pada Niki.
'Hyung, apa aku boleh pulang?
Aku lupa besok ada tugas
yang harus dikumpulkan
dan buku ku ada di rumah.'

KAMU SEDANG MEMBACA
Into the Dark Side | SunSun
Fanfiction"I'll rip your perfect fake mask I'll tear your angelic wings I'll shut your beautiful smile" Sunghoon baru bergabung kurang dari setengah tahun menjadi tenaga pendidik di Sunair Boys High School. Hingga akhirnya Sunghoon dipercaya menjadi wali kela...