Zhu Yinan menghadap Kaisar, dibanding bertemu dengan cara yang sangat formal kini Zhu Yinan tengah menemani Kaisar memberi makan ikan-ikannya. Beberapa hidangan diletakkan diatas meja kecil paviliun yang berada di tengah danau buatan.
Zhu Yinan memperhatikan burung-burung yang terbang bebas dan langit cerah yang terlihat berada dalam harmoni yang sama. Bunga-bunga lotus dengan kuncup merah jambu mulai mekar. Zhu Yinan selalu menyukai ketenangan selama ini.
“Zhen mendengar bahwa kau mendapatkan lamaran dari Gu Shangjun.” Tanya Kaisar tanpa berbalik.
Zhu Yinan tidak akan heran atau mempertanyakan kecepatan informasi yang Kaisar dapatkan.
“Jenderal Gu adalah pria yang suka bergurau. Pastilah ia tengah mengolok-olok yang rendahan ini seperti biasanya, Yang Mulia.”
Kaisar berhenti memberi makan ikannya, Kasim Yu dengan cekatan segera membersihkan tangan Kaisar yang kotor. Zhu Yinan berlutut di atas lantai, Kaisar berdiri di hadapannya. Tampak begitu tinggi dan kokoh. Begitu mengintimidasi. Namun masih dibalut oleh kelembutan dan cinta kasih. Seperti pemimpin yang seharusnya.
“Gu Shangjun memang kerap bergurau tanpa melihat situasi. Akan tetapi dalam beberapa hal dia bisa sangat serius.”
“Yang Mulia, apalah daya yang rendahan ini hanyalah pejabat kecil tanpa latar belakang. Jikapun benar Jenderal Gu melamar yang rendahan ini apalagi jawaban yang mampu hamba katakan selain ‘tidak’? Jenderal Gu adalah pria yang sangat berbakat, banyak yang menanti penerus Jenderal Gu.”
Kaisar tidak menjawab. Ia melihat dua burung yang terbang bebas dan saling mengejar, tampak bermain-main sambil berkicau merdu.
“Yinan… apakah kau ingat saat pertama kali datang ke barak? Begitu kurus, lemah, dan mudah digertak. Aku ingat jelas saat itu sedang turun salju. Gu Shangjun kembali sambil menggendongmu, berteriak panik bahwa kau sekarat. Rupanya kau hanya pingsan karena kelaparan. Saat diberi makan, karena itu makanan hangat kau makan dengan sangat banyak. Perut kecilmu tak mampu menanggungnya, sehingga kau muntah. Gu Shangjunlah yang membersihkannya.” Kaisar mengingat masa lalu yang masih jelas dalam benaknya.
“Yinan apakah jika aku memberi perintah bahwa kau harus menikah dengan Gu Shangjun kau akan menerimanya?”
Zhu Yinan terdiam cukup lama. Terlihat memikirkan kata-kata Kaisar dengan baik.
Zhu Yinan selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk membalas kebaikan orang-orang yang menyelamatkan hidupnya. Kaisar pernah menyelamatkan hidupnya ketika ia hampir mati dalam pertempuran, Gu Shangjun menyelamatkannya yang hampir mati kelaparan di tengah dinginnya salju.
Zhu Yinan selama ini selalu mengikuti perintah Kaisar selain karena Kaisar bagaikan setengah Dewa¹ juga Kaisar penyelamat hidupnya. Ia selalu kesal dan marah ketika diganggu oleh Gu Shangjun, meski begitu ia tidak mampu benar-benar marah pada Gu Shangjun karena Gu Shangjun jugalah yang menyelamatkan hidupnya.
[¹ = Ini adalah pandangan orang Tiongkok Kuno yang sangat menghormati Kaisar-nya. Kaisar dianggap sebagai Putra Surga atau setengah Dewa. Maka dari itu jika Kaisar yang naik tahta bukan Putra Mahkota akan dianggap menentang Langit.]
“Perintah Yang Mulia adalah berkah bagi yang rendahan ini.” Zhu Yinan melakukan kowtow. “Terima kasih atas kebaikan dan berkah yang Yang Mulia berikan pada hamba ini. Semoga Kaisar panjang umur hidup selama seribu tahun!”
“Yinan. Biarkan engkau dirayakan setiap harinya oleh Gu Shangjun. Aku memberkati pernikahanmu dan Jenderal Gu.”
Kaisar bukan lagi berbicara pada pejabatnya. Tetapi pada Zhu Yinan yang merupakan teman terbaiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Kehidupan Kita Baru Dimulai
Historical FictionZhu Yinan berasal dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Gu Shangjun disisi lain adalah Jenderal yang dulu berada di pasukan yang sama dengan Zhu Yinan. Siapapun tahu bahwa keduanya tidak memiliki hubungan yang baik. Lantas atas dasar apa Gu Shangjun...