Bab 10 : Si Kecil Yang Berani

4.4K 467 15
                                    

“Ayo semuanya baris dengan tertib! Perlombaan akan dimulai! Siapapun yang menjadi juara akan mendapatkan satu mangkuk bubur daging!” Seorang pria dewasa berbicara dengan suara lantang, perut buncitnya menonjol hingga rasanya pakaian yang ia kenakan akan lepas kapan saja. 

Anak-anak yang berada di usia sepuluh sampai dua belas tahun berbaris rapi, bersiap-siap untuk berlari demi satu mangkuk bubur daging itu! 

Kota Jian adalah perkotaan yang terletak di perbatasan. Karena perang terus meletus perekonomian kota ini sangat tidak stabil. Kemiskinan merajalela dan penyakit yang belum memiliki obat menyerang warga kota sehingga selama beberapa tahun jumlah penduduk berkurang drastis. 

Seorang bocah bertubuh kurus pendek terlihat sangat fokus, pakaiannya kusam berbahan kain dasar dengan beberapa tambalan yang menyedihkan. Kulit bocah itu putih pucat dengan rambut hitam legam yang dikepang rapi. Penampilannya benar-benar lusuh seperti warga Kota Jian. 

“Dimulai!” Suara sorak sorai penonton terdengar nyaring, anak-anak peserta lomba berlarian kencang mengelilingi pasar Kota Jian yang bau. 

Zhu Yinan menginjak genangan lumpur, tetapi karena terlalu fokus ia tidak memperdulikan hal itu. Zhu Yinan berusia dua belas tahun saat ini, tetapi tubuhnya pendek dan kecil karena tidak mendapatkan asupan makanan yang memadai. Meski begitu lari Zhu Yinan sangat kencang, sehingga ia bisa dengan lincah melewati jalanan berkelok yang sempit. 

Dalam pikiran Zhu Yinan adalah memakan bubur dengan daging! Dengan keluarganya yang sangat miskin, seperti memimpikan menyentuh bulan untuk memakan daging. 

Setelah perjuangan yang panjang, Zhu Yinan keluar sebagai pemenang. Ia tertawa riang karena kerja kerasnya terbayar sudah. 

Pria dewasa itu menepati janjinya. Ia memberi Zhu Yinan semangkuk bubur encer dengan 5 irisan daging tipis. Aroma gurih menggelitik hidung Zhu Yinan. 

Zhu Yinan duduk diatas batu. Ia menyendok bubur encer itu ke dalam mulutnya. Zhu Yinan tersenyum sangat lebar hingga matanya berbentuk bulan sabit. Ketika buburnya tersisa setengah, Zhu Yinan meletakkan sendoknya. Ia tidak boleh rakus. Kakaknya juga pasti ingin makan bubur daging ini. 

Tetapi tiba-tiba saja ada yang menendang mangkuknya. Bubur encer tumpah ruah ke atas tanah yang kotor. Suara tawa menggema. 

“Anak curang sepertimu tidak pantas makan bubur seenak ini!” Seorang bocah bertubuh tambun berbicara, disambut suara tawa kawannya yang lain. 

Zhu Yinan menatap kosong pada bubur yang jelas sudah tidak bisa dimakan lagi. 

“Ya benar! Dia hanya anak pencuri! Kata ibuku dia pembawa sial! Jangan dekat-dekat dengannya!”

“Iblis tidak makan bubur! Mereka makan daging busuk!”

Zhu Yinan mendongak, menatap tajam satu persatu bocah-bocah nakal yang suka mengganggunya ini. Selama ini Zhu Yinan diam karena mereka anak-anak dengan keluarga yang agak kaya, Kakaknya sudah memperingatkan dengan keras bahwa mereka tidak boleh mengganggu orang yang memiliki uang. Jadi selama ini Zhu Yinan hanya diam saja, tetapi mereka berpikir bahwa Zhu Yinan takut sehingga dengan lebih berani mengganggu Zhu Yinan. 

Tetapi hari ini Zhu Yinan tidak bisa duduk diam lagi, ia sudah berlari dengan perut kosong demi bubur yang entah bisa ia makan lagi atau tidak dalam hidup ini. Tetapi bocah-bocah sialan ini tidak tahu cara menghargai makanan! 

Zhu Yinan bangkit, meski ketua kelompok itu lebih besar dan tinggi darinya Zhu Yinan tidak takut. Mereka masih tertawa-tawa. Zhu Yinan dengan mudah menggerakkan kakinya, menendang bagian bawah dagu bocah gemuk itu, dan suara benda terjatuh ke atas tanah terdengar nyaring. 

[BL] Kehidupan Kita Baru DimulaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang