Selepas makan Zhu Yinan yang kekenyangan tidak bisa berjalan. Gu Shangjun jengkel dan memarahinya karena makan seperti hantu kelaparan. Namun pada akhirnya Gu Shangjun memaksa Zhu Yinan menunggang kuda sementara Gu Shangjun menuntun kuda itu. Zhu Yinan tidak memiliki pilihan lain. Ia harus puas menjadi bahan tontonan seluruh kota. Telinga dan leher Zhu Yinan memerah, ia sungguh ingin menyembunyikan wajahnya sekarang juga.
“Ai, ai, mengapa kau berjalan kaki dan temanmu duduk diatas?” Seorang lelaki tua bertanya dengan nada menggoda.
Gu Shangjun menjawab lugas dan santai. “Istriku sedang hamil, tidak baik jika berjalan terlalu banyak.”
Sontak jawaban Gu Shangjun ini mengundang tawa semua orang yang mendengarnya.
“Jaga baik-baik istrimu, ba. Bahaya jika dia terjatuh dan kehilangan bayinya.” Seorang bibi menimpali ikut bercanda.
Zhu Yinan hampir pingsan karena marah. Ia yang biasanya hanya membentak Gu Shangjun jika benar-benar habis kesabaran kini menendang pantat Gu Shangjun sebagai bentuk protes.
“Kau bicara omong kosong.”
“Nan-nan itu hanya bercanda. Kau terlalu serius.”
“Berhenti memanggilku Nan-nan.”
“Lalu aku harus memanggilmu apa? Baobei?”
Zhu Yinan sudah lelah menghadapi Gu Shangjun yang sama sekali tidak bisa diajak berbicara serius. Zhu Yinan kemudian menarik tali kekang kuda dan dengan marah memacu kudanya hingga meninggalkan Gu Shangjun.
“Apa yang kau lakukan? Istrimu marah.” Pria tua tadi tertawa terbahak-bahak melihat Gu Shangjun yang ditinggalkan di tengah jalan.
Gu Shangjun hanya meringis kecil dan mengusap tengkuknya sendiri.
Ia berlari cukup cepat untuk mengejar Zhu Yinan. Lambat laun keramaian kota lenyap, Gu Shangjun melewati deretan pohon-pohon yang tumbuh subur dan rapi. Dengan cahaya penerangan yang hanya mengandalkan rembulan, Gu Shangjun mencoba mencari Zhu Yinan. Berharap bahwa Zhu Yinan belum pergi terlalu jauh.
Melewati sebuah danau kecil, Gu Shangjun melihat kudanya keluar dari air dan terlihat mengisahkan ekornya dengan panik.
“Zhu Yinan!” Gu Shangjun tahu ada yang tidak beres. Ia bergegas melompat ke dalam danau untuk mencari Zhu Yinan. Gu Shangjun benar-benar panik, tidak ada cahaya sama sekali. Dengan tubuh kecil Zhu Yinan bagaimana jika Zhu Yinan tenggelam sampai ke dasar danau? Bagaimana jika Zhu Yinan tidak ditemukan?
Sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, Gu Shangjun merasakan kakinya ditarik oleh seseorang. Dari ujung matanya Gu Shangjun melihat sesuatu bergerak dari dasar danau, lantas naik.
Tubuh itu sangat familiar bagi Gu Shangjun.
Zhu Yinan melemparkan senyum penuh ejekan untuk Gu Shangjun, sebelum ia naik ke permukaan dengan sangat mudah. Meninggalkan Gu Shangjun yang masih berusaha memproses segalanya.
Zhu Yinan melepaskan ikatan rambutnya yang basah kuyup, ia berjalan mendekati kuda yang masih panik. Zhu Yinan menenangkan kuda itu dan mengelus kepalanya dengan lembut, perlahan kuda menjadi tenang.
“Zhu Yinan! Kau benar-benar ingin membunuhku?” Gu Shangjun menyusul. Ia melihat rambut panjang Zhu Yinan membingkai punggung kurus Zhu Yinan, dengan pakaian yang basah itu menempel pada tubuh Zhu Yinan menonjolkan setiap bagian tubuh Zhu Yinan yang berada dalam puncak masa remajanya.
Bongkahan pantat Zhu Yinan terlihat bulat.
Zhu Yinan tidak menoleh apalagi membalikkan badan. Seolah tak sudi melihat Gu Shangjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Kehidupan Kita Baru Dimulai
Historical FictionZhu Yinan berasal dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Gu Shangjun disisi lain adalah Jenderal yang dulu berada di pasukan yang sama dengan Zhu Yinan. Siapapun tahu bahwa keduanya tidak memiliki hubungan yang baik. Lantas atas dasar apa Gu Shangjun...