Bab 8 : Yang-shi Menemukan Lawan Setara

4K 474 83
                                    

Ranjang berderit, suara nafas yang tersengal saling bersahutan, jari ramping Zhu Yinan mencengkram kepala ranjang sementara bulir keringat menetes dari dahinya. 

Kaki Zhu Yinan dibuka lebar dan Gu Shangjun berada dalam dirinya. Keduanya masih berpakaian lengkap hanya bagian bawah yang dibiarkan terbuka. 

“Nan-nan benar-benar sempit.” Gu Shangjun menggerakkan dirinya semakin cepat. 

Zhu Yinan ingin mengatakan sesuatu, tetapi ketika batang daging Gu Shangjun menggesek sesuatu dalam lubuhnya Zhu Yinan kehilangan kata-kata. Sebaliknya ia hanya bisa merintih dengan suara gemetar. 

Gu Shangjun memperhatikan wajah Zhu Yinan. Kulitnya yang seputih pualam dilapisi keringat dan pipinya memerah sempurna. Bibir tipisnya terbuka tanpa perlawanan sama sekali. Gu Shangjun dalam euforia-nya semakin keras menenggelamkan batang dagingnya, tetapi dengan posisi ini Gu Shangjun kesulitan. 

Jadi Gu Shangjun menarik salah satu kaki Zhu Yinan, menyampirkan di bahunya. Dengan posisi ini Gu Shangjun merasa lebih leluasa. 

Gu Shangjun menghentak kasar, menerobos bagian sempit Zhu Yinan yang belum terjamah olehnya. Diregangkan sedemikian rupa Zhu Yinan kesakitan, tetapi bercampur dengan rasa nikmat yang tidak dapat dijelaskan. Rasa nikmat yang membuatnya haus dan kelaparan menginginkan hal itu terus menerus. 

Zhu Yinan merasakan urgensi tak terbendung. Seperti ada air yang mendesak mengalir di seluruh tubuhnya. Kakinya gemetar dan rasa panas mencapai titik puncaknya. 

Zhu Yinan menjerit kecil ketika mencapai pelepasannya. Pakaiannya kotor oleh cairan pekat miliknya. 

Dan Gu Shangjun menyusul tidak lama kemudian. Menggeram seperti binatang buas, mengisi Zhu Yinan. Butuh waktu keduanya untuk mengatur nafas, meredakan kepala yang terasa pening karena kesenangan. 

Gu Shangjun menarik dirinya keluar, ia memperhatikan cairannya mentes sedikit demi sedikit dari krisan Zhu Yinan yang sedikit bengkak. 

Ketika mereka selesai hari benar-benar sudah pagi dan ayam berkokok keras. 

Zhu Yinan memperhatikan Gu Shangjun yang terlelap membelakangi dirinya. Ia memanggil Lu Zhi yang terkejut melihat situasinya ini, tetapi pelayan muda tak banyak bicara ia bergegas menyiapkan air agar Zhu Yinan bisa membersihkan diri. 

Selepas mandi Zhu Yinan membiarkan Lu Zhi menyisir rambutnya. Ada hal yang mengganjal dalam benaknya. 

“Lu Zhi…” 

“Ya, Tuanku?”

“Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Jenderal Gu semalam. Aku merasa ada yang tidak benar.”

Gu Shangjun memiliki suhu tubuh yang sangat tinggi, ketika mereka berhubungan intim Gu Shangjun terkesan terburu-buru dan hanya mengejar kenikmatan pribadinya. Belum lagi Gu Shangjun seperti tidak fokus. 

Lu Zhi juga penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana bisa semalam Jenderal Gu ada di kamar seorang wanita dan keesokan harinya ia berada di kamar tuannya ini? Apakah Gu Shangjun ini benar-benar pria amoral yang gila akan pesta pora? 

Pagi ini Zhu Yinan harus memberi salam kepada ibu mertua dan para wanita di kediaman ini. Walau tahu jelas bahwa ia tidak disukai, tetapi aturannya tetap seperti itu. Zhu Yinan tidak bisa menghindarinya. 

Zhu Yinan dibawa menuju aula, ia melihat Yang-shi yang hanya menatapnya tak acuh, Liu-shi yang menatapnya dari atas sampai bawah lantas tersenyum mengejek, Qi-shi yang tetap mempertahankan sikapnya yang tenang dan terakhir seorang wanita tua tanpa perhiasan tengah menggulirkan manik-manik Bodhi di tangannya. Wanita tua itu hanya menatap sekilas Zhu Yinan, lantas lanjut bergumam membaca Sutta. 

[BL] Kehidupan Kita Baru DimulaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang