Suara Yang-shi kembali terdengar. “Apakah kau tidak memikirkan. Bagaimana jika kau gagal? Bagaimana jika kau tidak tahan berada di Menara Bunga? Bagaimana jika kau menyerah dengan semua rintangan sebagai pejabat? Dunia tidak selamanya manis, kenyataan tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Sudahkah kau mempersiapkan hal ini?”
Gu Qiuyue terdiam. Apa yang ibunya tanyakan tidak bisa ia jawab.
Tapi meski ia tahu bahwa dirinya belum mendapatkan jawaban, Gu Qiuyue tetap ingin pergi. Keinginan hatinya tidak bisa dibendung.
“Gu Qiuyue, tidakkah kau sadari bahwa dunia ini diciptakan untuk laki-laki? Sehebat apapun wanita, mereka hanya akan berjalan di tempat dan dipaksa tunduk oleh aturan yang sudah masyarakat buat. Semakin cerdas wanita, semakin dia dianggap pembangkang oleh pria.” Yang-shi kembali berbicara. “Sudahilah impian yang tidak realistis itu. Kembalilah pada kenyataan. Pada akhirnya kau akan menikah.”
Gu Qiuyue pergi dengan langkah kaki lemah, ia berdiam diri di kamarnya selama dua hari. Tidak makan apalagi minum membuat pelayan-pelayannya sangat khawatir. Gu Qiuyue berada di persimpangan antara impian dan realitas yang ada di depan matanya, ia tidak tahu kemana ia harus pergi. Semuanya terlalu membingungkan untuknya.
Sebagai seorang anak dia tidak ingin melawan ibunya sendiri. Tetapi sebagai gadis yang ingin memiliki kebebasan, Gu Qiuyue ingin lari sejauh mungkin dan mengejar impiannya.
Gu Qiuyue mengambil buku yang biasa ia gunakan untuk belajar menulis. Mungkin saja kata-kata ibunya memang benar, dunia ini tidak pernah berpihak kepada perempuan. Ia harus kembali pada kenyataan yang sebenarnya.
Dengan air mata berderai Gu Qiuyue membereskan semua buku-buku, kuas dan tintanya. Tetapi ketika buku menulisnya tidak sengaja jatuh, pada halaman akhir terdapat tulisan seindah lukisan. Tulisan kecil tetapi cukup bisa dibaca oleh Gu Qiuyue.
Angkat kepala, terus tatap ke depan. Hanya itu jalan yang kau punya. Tetap melangkah maju apapun yang terjadi.
Itu adalah tulisan Kakak Iparnya, Gu Qiuyue hafal betul.
Gu Qiuyue menangis tersedu-sedu membaca tulisan itu, seolah hanya melalui tulisan Zhu Yinan memahaminya secara utuh dan mendukung semua mimpinya.
Jadi Gu Qiuyue memasukkan buku-buku dan alat tulis ke dalam tas sederhananya. Ia pergi diam-diam ke kamar adiknya, Gu Hairan tertidur lelap sampai tidak sadar ada penyusup masuk.
Gu Qiuyue mencuri pakaian Gu Haoran, ia kembali ke kamarnya dengan jantung berdegup sangat kencang.
Gu Qiuyue memakai pakaian Gu Haoran. Karena pakaian laki-laki lebih mudah untuk lari dan menyelinap.
Putri Kedua Gu itu mengenakan pakaian Gu Haoran, mengikat rambutnya menjadi satu dan melepaskan semua hiasan kepalanya. Gu Qiuyue meletakkan hiasan-hiasan itu keatas meja. Ia menuliskan selembar surat untuk ibunya, menjelaskan bahwa Gu Qiuyue lebih memilih mengejar impiannya dan meminta maaf karena mengecewakan ibunya.
Setelah itu Gu Qiuyue mengambil tasnya, mengendap-endap keluar dari Mansion Marquis Yun.
Di tengah malam Gu Qiuyue berlari tanpa henti menuju istana untuk ikut dalam seleksi Menara Bunga.
Cahaya rembulan yang lembut melingkupi tubuh gadis yang dipenuhi oleh impian masa muda. Meninggalkan masa lalu di belakang, siap menyongsong masa depan yang ia harapkan selama ini.
.
.
Pagi hari Gu Qiuyue sampai di Istana dengan rambut berantakan, kaki yang lemah dan wajah kelelahan. Gu Qiuyue tetap memaksa untuk pergi melakukan pendaftaran, walau ia mendapat tatapan aneh karena memakai pakaian pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Kehidupan Kita Baru Dimulai
Ficción históricaZhu Yinan berasal dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Gu Shangjun disisi lain adalah Jenderal yang dulu berada di pasukan yang sama dengan Zhu Yinan. Siapapun tahu bahwa keduanya tidak memiliki hubungan yang baik. Lantas atas dasar apa Gu Shangjun...