Gu Shangjun benar-benar tidak tahu jika Neneknya datang. Pasalnya Lu Ruo sedang bergosip dengan pelayan di paviliun ini, walau Lu Ruo sudah seusia Nyonya Tua dan bertekad mengikuti jalan Buddha majikannya itu. Ketika dihadapkan dengan gosip hangat dan rinci ia tidak mampu menahan diri.
Sementara itu Zhu Xuanjie di gendongan Nyonya Tua terkekeh dengan suara imutnya, seolah menertawakan Ayahnya sendiri.
“Nenek, ini sudah hampir waktunya makan malam. Biarlah Nenek makan disini. Cucu ini akan pergi membuat makanan vegetarian.”
Nyonya Tua sangat puas karena Zhu Yinan tahu sejak hidup agamis, Nyonya Tua memang seorang vegetarian.
Zhu Yinan menggendong Zhu Xuanjie, ketika melewati Gu Shangjun ia menginjak kaki Gu Shangjun dan pergi tanpa rasa bersalah.
Suasana menjadi sangat canggung. Gu Shangjun duduk dengan punggung tegak dan Nyonya Tua menatapnya tajam.
Gu Shangjun cukup bingung, mengapa Zhu Yinan tiba-tiba memanggil Nyonya Tua sebagai ‘Nenek’?
Rasa kesal Nyonya tidak bertahan lama, ia menatap cucunya yang begitu dewasa. Terlihat gagah berani dan tidak terkalahkan.
“Nenek, apa kabarmu? Apakah Nenek sehat?” Tanya Gu Shangjun.
Nyonya Tua meraih tangan Gu Shangjun, melihat telapak tangan Gu Shangjun yang dipenuhi bekas luka dan kapalan karena memegang senjata. Dulu tangan dalam genggamannya ini kecil, begitu lembut dan berwarna kemerahan. Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat.
“A-Jun sangat beruntung menikah dengan Zhu Yinan.”
Gu Shangjun rasanya sudah sangat lama tidak mendengar panggilan akrab itu dari Neneknya. Untuk suatu alasan hatinya berdesir.
“Menikahi Zhu Yinan adalah hal yang tidak pernah akan aku sesali dalam hidup ini. Jika ada kehidupan selanjutnya maka aku akan menikah lagi dengannya.” Gu Shangjun berkata dengan sangat yakin.
“Begitu pandai bicara. Pantas saja Zhu Yinan masuk ke dalam jebakanmu.” Canda Nyonya Tua.
Gu Shangjun terkekeh, lesung pipinya membuat wajahnya semakin mempesona. “Jika tidak dijebak, dia akan menolakku sampai tua.”
“Pertahankan Zhu Yinan. Dia adalah orang yang sangat berterus terang dan berani.” Nyonya Tua kemudian menceritakan soal Zhu Yinan yang datang padanya untuk membela Gu Shangjun.
Jenderal Gu jelas tidak pernah mengira bahwa Zhu Yinan akan melakukan hal itu. Ia tahu bahwa Zhu Yinan suka berdebat dengan siapa saja, tetapi ia tidak mengira bahwa Zhu Yinan akan memasang badan untuknya. Menjelaskan hal-hal yang tidak bisa Gu Shangjun ucapkan selama ini.
“A-Jun wanita ini sudah hidup selama puluhan tahun, tetapi tidak pernah bisa bijak. Aku mengacaukan anak-anakku dan kemudian cucuku sendiri. Aku selalu berpikir bahwa apa yang aku lakukan benar dan aku adil dalam hidup. Namun pandanganku terbuka, aku tidaklah bijak ataupun adil. Barangkali aku menjadi mimpi buruk bagi orang lain.” Nyonya Tua meneteskan air matanya. Menyesali semua perbuatannya di masa lalu, ia mengakui mungkin saja dulu kenakalan Gu Shangjun juga disebabkan olehnya.
Memikirkan ini hati Nyonya Tua semakin pahit.
“Pasti selama ini kau merasa kesepian. Tidak ada yang mempercayaimu atau mencoba memahamimu.”
Yang Nyonya Tua katakan tidak salah. Gu Shangjun hanya ingin semua orang mempercayai dan mencoba memahaminya. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya.
“Saat remaja, anak harusnya dibimbing oleh generasi di atasnya agar memiliki jalan hidup yang cerah. Tetapi A-Jun berjalan sendirian, Nenekmu ini tidak pernah mengerti dirimu. Hanya memandangmu sebagai anak nakal. Tidak bisa memberitahumu mana yang benar mana yang salah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Kehidupan Kita Baru Dimulai
Historical FictionZhu Yinan berasal dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Gu Shangjun disisi lain adalah Jenderal yang dulu berada di pasukan yang sama dengan Zhu Yinan. Siapapun tahu bahwa keduanya tidak memiliki hubungan yang baik. Lantas atas dasar apa Gu Shangjun...