MENYESAL SETELAH MENYIA-NYIAKAN ANAK DAN ISTRI II TAMAT

13. JALAN-JALAN

UANG YANG DISEMBUNYIKAN SUAMI DARI ISTRINYA - Jalan-Jalan (13)

Dalam beberapa bulan ini, Cukup banyak orang-orang yang membeli pakaian hasil jahit-nya dan banyak juga yang memesan untuk dibuatkan pakaian oleh Andin.

Akhirnya, Dalam satu bulan Andin bisa mendapatkan penghasilan hingga mencapai tiga Juta rupiah kadang lebih. Baginya itu sudah cukup besar, dibandingkan saat ia menerima gaji dari Teguh waktu dulu.

Andin sangat bersyukur, Karena selalu ada yang mau dijahitkan, Ada yang mau membeli pakaian hasil jahit-nya, Dan masih ada yang mau memesan dibuatkan pakaian. Yang memesan seperti dijahitkan seragam untuk ibu-ibu pengajian yang jumlahnya kadang mencapai 50 pakaian. Ada yang minta dibuatkan baju keluarga yang samaan. Ada yang minta dibuatkan pakaian untuk jas atau seragam sekolah, dan masih banyak lagi.

Karena itu, Sekarang Andin jadi punya uang untuk membantu perekonomian bapak dan ibunya, untuk keperluan bahan pokok, untuk ditabung, untuk merawat dirinya, dan sekarang ia jadi bisa ajak Talia jalan-jalan.

Sekarang Andin mengajak putrinya itu untuk hendak jalan-jalan ke sebuah toko dan ke tempat lainnya. Yang penting baginya, ia ingin Talia senang.

Sebelumnya Andin sudah mendandani dulu Talia dengan memberikan bedak bayi, dan mengikat satu rambut panjangnya dengan ikat rambut berwarna pink muda. Talia sekarang memakai baju kaos putih yang ditambah dengan baju rompi dari bahan levis berwarna abu muda. Ditambah juga dengan tas selempang-nya yang juga berwarna pink muda. Talia sangat menyukai warna pink muda.

Untuk sekarang, Andin juga masih berusaha membiasakan Talia agar dihijab, Namun Talia masih belum mau. Andin pun memilih untuk bersabar. Tidak memaksakan kehendak Talia agar membuat anaknya itu tidak merasa terbebani. Ia menunggu Talia mau dengan sendirinya memakai hijab.

"Mah, Sekarang kita mau kemana ?" tanya Talia setelah selesai didandani.

"Nanti Talia juga tau." Jawab Andin. Sengaja agar memberikan dia kejutan. Andin yang sekarang memakai hijab berwarna hitam motif bunga, berdiri tersenyum menatap pada putrinya itu.

Tak lama kemudian Andin pun menghidupkan motor matic Scoopy-nya yang berwarna hitam kecoklatan. Motor itu adalah motor second yang ia beli beberapa bulan yang lalu untuk keperluan dirinya jika ia akan membeli kain, Mengantarkan pesanan pakaian dan untuk keperluan lainnya seperti ke pasar dan seperti sekarang untuk mengajak Talia jalan-jalan. Tidak peduli baginya jika motor tersebut bukan motor baru, Yang penting baginya motor tersebut sangat bermanfaat untuk mempermudah dan meringankan pekerjaan dan segala keperluannya.

Talia duduk di depan. Andin mulai melajukan sepeda motornya menuju sebuah tempat yang ia tuju. Talia menikmati setiap perjalanannya. Ia senang karena sekarang sudah beberapa kali diajak jalan-jalan oleh ibunya. Talia melihat-lihat jalanan dengan senang hati. Melihat lalu lalang kendaraan, Melihat tempat-tempat yang indah juga mewah, seperti ada taman hingga hotel.

Hingga saat ini, Sempat beberapa kali juga Talia menanyakan Teguh---ayahnya. Andin hanya bisa mengatakan jika ayahnya itu kerja diluar kota dan akan datang di waktu yang lama. Seiringnya waktu berjalan, Talia pun terbiasa tanpa kehadiran ayahnya. Begitupun Andin yang sekarang sudah cukup ikhlas dengan perpisahannya dengan mantan suaminya itu. 

Andin mulai bisa menikmati kehidupannya yang sekarang. Ia sekarang lebih berusaha mandiri dan lebih berusaha merawat dirinya sendiri. Bukan karena agar bisa mendapatkan laki-laki, Tetapi ia hanya ingin berusaha untuk merawat dirinya. Ia ingin berusaha membuat Talia selalu bahagia, dan tercukupi. Apalagi, Hingga saat ini Teguh tidak menunaikan kewajibannya untuk menafkahi Talia.

Semenjak berpisah, Tak pernah sepeserpun Andin menerima uang nafkah Talia dari Teguh. Padahal, Sudah seharusnya Teguh tetap menafkahi putrinya itu.

***