14. TUMBUH RASA

112 4 0
                                    

UANG YANG DISEMBUHKAN SUAMI DARI ISTRINYA - Tumbuh Rasa (14)

Setelah beberapa menit sempat mengobrol, Bu Ayu kembali berdiri, ia mengambil satu wadah toples keripik pisang dan kemudian menyuguhkannya pada Hendra dengan meletakkannya di meja dan membukakan penutup wadah toples tersebut. Tidak ada yang bisa disuguhkan lagi pada Hendra selain hanya makanan keripik pisang dari hasil kebunnya itu Sebelumnya Hendra juga sudah diberikan air putih oleh Bu Ayu.

Sedangkan, Pak Burhan, Andin dan Talia sama-sama tengah duduk menemani Hendra. Pak Burhan dan Bu Ayu memiliki feeling jika Hendra menyukai anaknya., Yaitu Andin Untuk itu mereka ikut ada disana untuk lebih tahu tentang Hendra.

Sedari awal Hendra datang, Talia langsung duduk didekat ibunya. Hal yang sangat jarang terjadi bagi Andin. Karena biasanya, Talia selalu tidak mau menemui orang baru karena takut. Tapi pada Hendra, Talia mulai mempercayai karena melihat Hendra terlihat begitu baik.

Hendra mengobrolkan soal dirinya yang akan kerjasama dengan Andin pada Pak Burhan dan Bu Ayu.

"Oh, Jadi Nak Hendra ini suka jualan baju keliling ?" tanya Bu Ayu. Hendra hanya mengangguk sembari memberikan senyum yang ramah dan santun. Meskipun sebenarnya ia tidak nyaman berbohong seperti ini, Namun ia merasa tidak punya pilihan lain.

"I-ya, Bu." Jawab Hendra seadanya.

"Bagus ya, Bu. Masih muda tapi enggak gengsian.." sahut Pak Burhan. Lagi-lagi Hendra hanya mengulum senyum.

"Iya. Biasanya kalo anak lelaki gak gengsian, dia sosok yang pekerja keras dan bertanggungjawab!" Bu Ayu kembali berucap. Sejak tadi Andin hanya memilih diam saja melihat kedua orangtuanya yang mengobrol dengan Hendra, dan ia hanya berbicara seadanya.

"Oh, Iya. Nak Hendra sudah menikah ?" Bu Ayu melanjutkan ucapannya. Hal itu membuat Andin menjadi tidak enak pada Hendra.

"Ibu... Gak enak sama Hendra-nya jika ditanya seperti itu." ucap Andin.

"Gak papa, Andin. Saya belum menikah, Bu. Jangankan menikah, calonnya saja belum ada." Hendra menjawab sembari memberikan kode jika dirinya masih single. Bu Ayu dan Pak Burhan manggut-manggut. Mereka senang mendengarnya. Berharap, lelaki yang memiliki karakter santun tersebut bisa lebih dekat dengan anaknya. Andin juga baru mengetahui jika ternyata Hendra belum menikah.

"Iya, Nyantai aja ya nak Hendra. Soal nikah mah gak usah buru-buru! Harus cari yang tepat. Agar bisa berumah tangga sampai seumur hidup dengan sakinah mawadah warahmah." ucap Pak Burhan.

"Iya, Pak." Jawab Hendra diiringi anggukan.

***

Setelah beberapa menit mengobrol, Bu Ayu dan Pak Burhan meninggalkan Andin dan Hendra berdua agar mereka bisa lebih dekat dan bisa lebih fokus membahas soal pekerjaan. Talia juga pergi main ke rumah anak tetangga karena ada tetangga yang mengajak main dirinya.

Andin mulai merapikan beberapa pakaian yang ada di meja yang sebelumnya sudah ia jahit untuk dijualkan oleh Hendra. Ia memasukkan satu persatu  baju-baju tersebut ke sebuah tas yang berukuran cukup besar. Hendra membantunya.

Hingga kemudian, Mereka berdua sama-sama kembali mengambil baju yang masih ada di atas meja. Tidak sengaja Hendra dan Andin sama-sama hendak mengambil baju bahan brokat hingga membuat telapak tangan Hendra menumpu di telapak punggungnya Andin.

Andin dan Hendra sontak langsung bertatapan. Ada perasaan yang muncul di hati Hendra juga Andin. Jantungnya Hendra tiba-tiba berdegup dengan kencang begitu melihat Andin dari dekat.

Begitupun Andin, diam-diam sebenarnya ia mengagumi wajah Hendra yang begitu tampan dan karakternya yang santun juga sederhana Namun, Hingga saat ini, Ia tidak pernah kepikiran untuk menikah lagi. Masih ada rasa trauma dalam dirinya, dan ia juga tidak mau memberikan ayah baru untuk Talia.

MENYESAL SETELAH MENYIA-NYIAKAN ANAK DAN ISTRI II TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang