MENYESAL SETELAH MENYIA-NYIAKAN ANAK DAN ISTRI II TAMAT

22. BIMBANG

UANG YANG DISEMBUNYIKAN SUAMI DARI ISTRINYA - Bimbang (22)

"Tapi... aku bisa saja tidak merobohkan rumah kamu ini. Asalkan, Kamu harus menikah sama aku. Gimana ?" ucap Joko.

Mendengar itu, Andin langsung terdiam penuh kebimbangan.

Andin sama sekali tidak menyukai Joko, apalagi dengan sikap dan etikanya yang tidak santun. Membayangkan mesti hidup bersama Joko, menjadi istrinya yang setiap hari akan bertemu dengan Joko, dengan akhlaknya yang semena-mena adalah hal yang sangat mengerikan baginya. Namun, Jika ia menolak, rumahnya pasti akan dirobohkan. Ia bingung mesti mengatakan apa, karena harga tanahnya pasti cukup mahal. Belum lagi jika rumahnya mesti dirobohkan, ia takut jika mesti membuat kedua orangtuanya bersedih.

Hendra terdiam kesal dengan kelakuan Joko. Ia sangat ingin sekali membantu Andin, tapi ia bingung bagaimana caranya membantu Andin tanpa membuatnya ketahuan siapa dirinya.

"Memangnya tidak ada tanah lain untuk membangun toko sembako, selain dari rumah Andin ?!" ucap Hendra, cukup marah.

"Oh, Ya banyak lah. Tanah aku ada dimana-mana. Tapi.. aku maunya rumah ini yang menjadi tempat untuk membuat toko sembako. ... Lagian, Kamu gak usah ikut campur, emangnya kamu sanggup membayar 50 juta untuk tanah ini ? Hah ?" Joko menyepelekan.

Hendra hanya terdiam. Baginya uang 50 juta sangatlah kecil. Ia bisa mendapatkan uang ratusan juta dalam satu hari dari beberapa cabang usaha restaurant-nya yang ada didalam negeri dan diluar negeri. Belum lagi usaha lainnya. Asetnya pun seperti tanah, banyak dimana-mana. Namun ia benar-benar bingung mesti bagaimana cara membantunya.

"Kenapa diam ? Kamu gak bisa 'kan bayarnya?! A ha ha haa." lagi-lagi Joko menyepelekan. Ia tertawa terbahak.

"Bang Joko melakukan ini semua karena abang dendam 'kan pada saya ?! Kenapa harus kedua orangtua saya juga yang abang bawa-bawa!" ucap Andin. Joko hanya tertawa menyeringai. Karena memang itu alasannya. Ia dendam dan ingin membuat Andin bertekuk lutut padanya untuk menerima lamarannya.

"Terserah kamu mau bilang apa.. yang jelas, Aku kasih kalian waktu satu Minggu untuk membayar tanah ini. Kalo tidak, kamu dan keluarga harus cepat angkat kaki dari sini! Atau menikah dengan aku. Aha ha haa." ucap Joko, kemudian ia melangkahkan kakinya, masuk masuk dengan tersenyum puas. Ia tahu Andin dan keluarganya tidak akan sanggup untuk membayar uang sebesar 50 juta itu.

Andin terdiam penuh kebingungan. Dari pekerjaannya selama berbulan-bulan ini, Ia belum sampai mencapai 50 Juta. Baginya itu terlalu besar.

"Andin, Kamu tenang dulu, ya. Masih ada waktu satu minggu. Saya akan ikut membantu kamu. Saya tidak rela membiarkan kamu mesti menikah dengan lelaki seperti dia!" ucap Hendra sungguh. Andin hanya mengangguk saja, karena ia tahu Hendra tidak mungkin bisa mendapatkan uang sebanyak itu.

"Tapi.. Jika misalnya saya tidak bisa mendapatkan uang itu, mungkin saya harus menikah saja dengan Joko. Apa tidak apa ?" tanya Andin dengan hati-hati. Karena ia tahu Hendra juga menaruh rasa padanya.

"Memangnya kamu menyukai Joko ? Kamu mau menikah dengan Joko Karena kamu mencintainya, atau karena kamu terpaksa demi mempertahankan tanah ini ? Jika kamu mencintai Joko, Saya akan lepaskan kamu demi kebahagiaan kamu... " Lirih Hendra sungguh. Andin menggelengkan kepalanya.

"Saya sama sekali tidak mencintai Joko. Saya terpaksa demi menyelamatkan tanah ini. Bapak dan ibu sudah membangun rumah ini, dari sebelum saya lahir. Jadi, Rumah ini pasti sangat berharga sekali bagi mereka. Tidak hanya itu, Saya juga tidak punya uang sebanyak itu..."

"Jika itu alasannya, Saya akan memperjuangkan kamu. Sungguh. Saya tidak ridho kamu mesti menikah dengan Joko. Dan... Apa alasan kamu memberikan saya kesempatan untuk kenal lebih dekat dengan kamu, apa itu artinya kamu tengah mempertimbangkan saya untuk menjadi suami kamu ? Jika iya, Saya akan terus memperjuangkan kamu." ucapan Joko seketika membuat Andin terdiam kik-kuk. Ia berasa mati kutu karena tidak tahu mesti menjawab apa. Apa yang dikatakan oleh Hendra memanglah benar, Jika dirinya tengah mempertimbangkan perasaan Hendra.