11. Trio Macan

222 20 0
                                    

"Hari ini Basket?" Tanya Kiran pada Gina.

Saat ini mereka berdua sedang melangkahkan kaki menuju ke toilet perempuan untuk mengganti baju olahraga.

"Iya. Basket mulu perasaan." Gerutu Gina.

"Tapi, katanya minggu depan Badminton sih. Gak tau iya apa engga. Pak Sandi tu kan sering yang enggak-enggak bukan yang iya-iya, malesin." Lanjutnya mendumel.

Kiran yang mendengarnya hanya tertawa kecil.

"Yaudah buruan ganti baju. Gue bilik ujung!" Seru Gina membooking terlebih dahulu toilet di bilik paling ujung dan bergegas menuju ke sana.

Kiran yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala dengan kelakuan bestienya. Setelahnya, ia juga menyusul Gina masuk ke dalam bilik toilet yang berada di tengah-tengah.

Gina selesai lebih dulu dari Kiran. Ia melangkah mendekat pada wastafel yang ada di toilet. Merapikan sedikit rambut dan dandanannya pada kaca di depannya.

"Lav, udah belum? Lama amat lo." Ucap Gina pada Kiran.

"Belum. Sabar napa." Balas Kiran.

"Ck, kebiasaan. Yaudah gue tunggu di depan ya. Males gue lama-lama di sini." Celetuknya.

"Iya iya udah sono."

Tanpa membalas Kiran kembali, Gina keluar dari dalam toilet dan menunggu Kiran di tempat duduk yang tidak jauh di depan toilet.

Gina duduk sambil memainkan ponselnya. Ia juga menyadari ada beberapa siswi yang masuk ke dalam toilet, namun ia tidak menghiraukannya dan malah semakin asik dengan ponselnya.

"Hahaha iya tau gue, memang mahal. Tapi gue pengen beli lipstiknya." Ucap si gadis yang baru saja masuk ke dalam toilet bersama dua temannya yang lain.

"Aelah, mahal modelan loh mana ada. Kecil itu mah buat lo." Balas temannya.

Setelahnya mereka hanya tertawa, "Eh btw, gimana Ra? Confes lo berhasil gak?"

"Ck, berhasil apaan. Tu manusia ya beneran kaya kutub utara anjing. Dingin banget." Ucap sang gadis yang bernama Clara.

"Kan? Apa gue bilang. Tapi dia sama temen-temennya gak gitu tau." Ucap seorang gadis yang bernama Aurel.

"Gue pernah liat dia ketawa sama temen-temennya." Lanjutnya.

"Lah iya gue juga pernah. Gue juga liat dia yang nempel banget sama salah satu cewe yang ada di gengnya itu, siapa sih namanya anjir gue lupa lagi.." ucap gadis lainnya yang bernama Dinda.

"Kirania." Balas Clara.

Sontak Kiran yang ada di dalam bilik toilet pun mengurungkan niatnya untuk keluar dari bilik karena mendengar namanya di sebut. Dan ia penasaran pada ketiga gadis saat ini yang ada di luar, kenapa tiba-tiba namanya dibawa-bawa?

"Ah iya! Si Kiran-kiran itu." Balas Dinda.

"Sumpah ya mereka tu kaya orang pacaran. Tapi gak jelas juga statusnya, ck dasar." Gerutu Aurel.

"Makanya itu. Gue makin susah deketin si Jevaro gara-gara tu cewe selalu nempel sama dia. Cih, udah kaya lintah aja." Balas Clara sambil memoleskan bibirnya dengan lipstik berwarna pink.

"Ah, jadi karena Jevaro. Huh, sampah banget." Ucap Kiran dalam hati.

Setelahnya Kiran mendudukkan dirinya di atas toilet duduk. Sambil menyilangkan kedua kakinya dan melipat kedua tangannya di dada. Ia masih ingin mendengarkan, hal apa lagi yang akan di ucapkan oleh gadis-gadis bermulut sampah seperti mereka ini untuknya.

Find You | JenrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang