13. Trauma

304 29 3
                                    

Selepas melihat mobil Jevaro yang menjauh meninggalkan rumahnya, Kiran melangkah masuk kedalam rumah. Di setiap langkahnya, ia terus menarik dan membuang nafasnya berulang kali. Menyiapkan dirinya sebelum bertatap wajah langsung dengan kedua Kakak-kakaknya yang pasti sudah siap dengan sejuta pertanyaan untuknya.

Dan benar saja, saat masuk ke dalam rumah. Ia melihat Jovi dan Jayden sudah duduk di sofa ruang tamu. Jovi yang sedang menikmati kopi yang tadi sempat ia seduh di dapur rumah Kiran dan Jayden yang melihat ke arahnya sambil kedua lengannya bersedekap di depan dada.

"Sana bersih-bersih dulu, baru turun lagi. Sekalian makan." Jovi yang lebih dulu membuka suaranya.

"Bang!" Gerutu Jayden di sampingnya. Mulutnya sudah sangat gatal sedari tadi untuk membombardir Kiran dengan banyak pertanyaan, tapi Abang satunya ini tidak membiarkannya terjadi.

"Ak-aku udah makan." Cicit Kiran.

"Ck, pasti makan bareng si cowo brengㅡ"

"Jay," panggil Jovi dan hanya di balas decakkan kesal oleh Jayden.

"Yaudah kalau udah makan. Sana naik bersih-bersih. Trus turun lagi kemari." Titah Jovi.

"Jangan menghindar Kiran, jelasin semuanya ke kita berdua."

"Kamu tau kan kenapa kita bersikap kaya gini?" Tanya Jovi.

"This is about you. About your past." Ucap Jovi sambil memandang Kiran dengan pandangan yang sulit di artikan.

Kiran yang mendengarnya pun tidak bisa mengelak lagi. Ia membuang nafasnya pelan dan menatap Jovi dan Jayden bergantian.

"Fine."

"But please.. don't hate me after that." Ucap Kiran.

"Of course we don't," ucap Jovi.

"Let's see it later after you explain everything." Lanjut Jayden yang seketika mendapat tatapan menghakimi dari Jovi namun mendapatkan tatapan menyedihkan dari Kiran.

"Udah sana naik." Ucap Jovi.

Dan tanpa membalas kembali, Kiran langsung bergegas naik ke lantai atas menuju kamarnya.

"Jay, jangan terlalu keras sama Kiran. You know kan, Kiran itu sensitif. Dia cuma punya kita setelah ditinggal Pak Seno." Ungkap Jovi.

Jayden membuang nafasnya kasar, "Gue gak keras Bang. Gue cuma tegas aja ke dia."

"Gue gak mau hal-hal buruk terjadi lagi sama dia kaya dulu. Apa lagi for the first time tadi gue ngeliat langsung orang yang selama ini buat Kiran benar-benar terpuruk. Gue gak mau hal itu terjadi lagi."

"Gue sayang Kiran Bang, i mean kita sayang sama Kiran. Kita udah anggap dia kaya adek kandung kita sendiri. Gue gak mau adek kesayangan gue jatuh ke lubang yang sama dan dengan orang yang sama. Big no!" Ucap Jayden menggebu-gebu.

Ia benar-benar tidak akan terima dan ikhlas jika Kiran harus berdekatan kembali dengan orang-orang di masa lalunya yang membuat luka dan trauma untuknya.

Jovi hanya menggelengkan kepalanya, sejak dulu memang Jayden yang akan selalu menjadi garda terdepan untuk menjaga dan melindungi Kiran. Sempat terbesit di pikiran Seno dulu untuk menjodohkan Kiran dengan Jayden. Namun rencana itu semua hanya tinggal rencana saja. Dan sekarang Jayden sudah benar-benar menganggap Kiran seperti adik kandungnya sendiri tanpa embel-embel berlebih dari sekedar adik.

"I know you worry about her. Tapi please, ntar ngomong sama dia baik-baik dan pelan-pelan. Gue yakin dia juga bakal jelasin dan ceritain semuanya ke kita tanpa ada yang di tutup-tutupi." Jelas Jovi.

Find You | JenrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang