"Makasih tumpangannya." Ucap Kiran pada Jevaro yang sudah mengantarnya pulang.
"Sama-sama." Balas Jevaro.
Kiran sudah melepas seatbelt nya dan akan turun, namun urung saat kembali mendengar panggilan yang ia tak sukai.
"Nia," ucap Jevaro.
Kiran yang mendengarnya langsung membuang nafas kasar, lalu menyamping menghadap Jevaro.
"Udah berapa kali gue bilang, nama gue KIRAN. Bukan NIA, kenapa sih lo gak ngerti juga?" Ucap Kiran sambil menatap Jevaro nyalang.
Melihat raut wajah yang berubah dari Kiran, bukannya takut Jevaro dengan berani melihat ke arah Kiran dengan lekat. Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bisa berdua dengan Kiran seperti ini.
"Kenapa?" Tanya Jevaro. Mendengarnya dahi Kiran mengernyit bingung.
"Kenapa aku gak boleh panggil kamu Nia lagi?" Tanya Jevaro kembali.
Ucapan Jevaro barusan dan tatapan yang sendu, membuat Kiran hampir goyah. Perasaan yang seharusnya tidak boleh ada lagi, kembali perlahan muncul kepermukaan. Walaupun kebenciannya masih yang mendominasi.
Kiran membuang pandangannya ke depan.
"Stop acting like you're someone special to me." Ucap Kiran, "Lo bukan siapa-siapa di hidup gue. Lo cuma masa lalu," jedanya lalu menatap Jevano kembali, tepat di kedua obsidian yang sejak tadi tak lepas memandangi Kiran.
"Dan luka yang harus gue lupain." Lanjutnya.
Mendengar ucapan Kiran barusan, hati Jevaro terpukul dengan keras. Semakin terjun bebas ke dalam jurang penyesalan.
"Aku bisㅡ"
"Dan berhenti pake aku-kamu. Gue gak suka." Ucap Kiran kembali dengan datar.
Jevaro membuang nafasnya kasar, benar-benar usahanya harus lebih ekstra lagi untuk meluluhkan hati Kiran dan menjelaskan semua kesalah pahaman di antara mereka berdua.
"Oke fine. Tapi bisa gak, lo dengerin penjelasan gue dulu?" Ucap Jevaro yang terdengar putus asa.
Kiran menatap kembali Jevaro, "Penjelasan? Apa lagi yang mau lo jelasin?" Ucap Kiran menatap Jevaro sengit.
"Semuanya. Semua hal yang terjadi dulu dan yang udah ngebuat lo jadi kaya gini sekarang." Ucap Jevaro lugas.
Kiran mengepalkan jemarinya, ia belum siap. Atau bahkan tak akan pernah mau lagi mendengar semua hal yang terjadi di masa lalunya. Ia tak ingin ingatan menyakitkan itu teringat kembali dan semakin menggerogoti pikiran dan hatinya.
"Gak perlu." Ucap Kiran akhirnya, "Gak ada yang perlu lo jelasin lagi soal itu." Lanjutnya.
"Lo dan gue, udah selesai sejak itu." Ucap Kiran lagi, "Sejak lo mengalihkan 'pandangan dan ninggalin' gue gitu aja." Ucap Kiran kembali, namun suaranya terdengar bergetar. Ia benar-benar berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis di depan Jevaro.
Jevaro yang tahun Kiran menahan tangisnya pun hanya bisa diam dan meramat kuat stir mobil. Ingin sekali rasanya ia menarik Kiran kedalam pelukannya. Namun ia menahan dengan sekuat tenaga.
"Ran..." Lirih Jevaro sendu.
Kiran tidak tahan lagi, ia akan benar-benar hilang akal jika terus berada di sini dengan Jevaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find You | Jenrina
Teen FictionSiapa yang mengira, luka lama yang belum pulih dan sedang coba di sembuhkan oleh sang pemilik, harus kembali terbuka dan menganga lebar kembali. Kirania Lavanya Obelia; seorang gadis dengan wajah cantik bak dewi yunani dan otak yang cemerlang menyi...