10. Kepingan Menyakitkan

295 31 0
                                    

"Dasar gak tau diri."

"Bisa-bisanya Jevaro mau sama cewe kaya lo."

"Ngaca! Lo gak cocok sama dia."

"Cantik sih, tapi sayang bekasan."

"Cih, dasar muka dua."

"Hahaha kasian ditinggalin."

"Makanya jangan sok!"

"Udah seret aja dia!"

"Kasih dia pelajaran!"

"Aakk, sakit!"

"Ampun! ampun!"

"Rasain, makanya jangan kebanyakan gaya lo!"

"Jevaro punya gue!"

"Hiks.. ampun.."

"Maaf, tolong.."

**

"Maaf."

"Kenapa baru sekarang Bun?"

"Itu.. itu karena Bunda gak mau kamu sedih."

"Trus sekarang? Apa bedanya?"

"Maafin Bunda."

"Bunda beneran mau ninggalin aku?"

"Maaf."

"Jahat."

"Maafin Bunda. Maafin Bunda Kiran."

"Aku benci Bunda."

"Kiran.."

**

"Ayah, maaf.."

"Gak sayang, kamu gak salah."

"Ayah.. hiks.."

"Maafin Ayah ya.."

"Hiks.. hiks.."

"Jaga diri kamu ya. Ayah sayang kamu."

"Gak! Ayah gak boleh ninggalin aku!"

"AYAH!!"

"GAK!! AYAH!!"



















"AYAH!!"

Jam menunjukkan pukul 02.10 WIB. Kiran terbangun dari tidurnya. Seperti biasa, kenangan menyakitkan itu kembali lagi menghantui dirinya. Setelah sekian lama ingatan itu terkubur, namun sekarang ia kembali timbul dengan sendirinya.

Ah, tidak. Bukan timbul dengan sendirinya. Namun ingatan itu kembali berputar di kepalanya kembali seperti kaset rusak, semenjak waktu itu.

Waktu dimana, Jevaro memperlihatkan kembali wajahnya di depan kelas Kiran. Sebagai siswa pindahan.

Kiran mengatur nafasnya yang terengah dan terasa sesak. Menarik oksigen selama empat detik, lalu membuangnya selama empat detik juga. Terus menerus ia lakukan hingga ia merasa lebih tenang.

Find You | JenrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang