Ｓｅｃｒｅｔ Ｌｕｓｔ [✓]

𝟐𝟐. 𝐆𝐫𝐚𝐧𝐝𝐞𝐬 𝐞𝐱𝐩𝐞𝐜𝐭𝐚𝐭𝐢𝐯𝐚𝐬

Casablanca, Marocco.

Livory merebahkan tubuhnya nyaman setelah perjalanan panjang direct flight, 12 jam lamanya. "Ah, enak sekali..,

"suamiku?" panggilnya sedikit manja sembari melihat suaminya beres-beres, meletakkan barang mereka.

"Hm, ya sayang?"

"Bukankah suit ini terlalu mewah untuk ukuran staf perusahaan sepertimu?"

"Aku hanya beralih profesi sayang, tapi bukan berarti aku jatuh miskin, aku bahkan sanggup membayar hotel ini selama satu tahun kalau kau mau menginap disini selama itu"

"Hum, sombong sekali suamiku ini"

"Sejujurnya hotel yang disediakan oleh perusahaan bukan hotel ini, hotel yang lebih kecil, tapi tidak mungkin kita tidur disana berdua karena kasurnya hanya bisa untuk satu orang"

"Kita kan bisa tidur dengan saling memeluk" goda Livory saat melihat suaminya itu membuka kemeja yang ia kenakan, dan hanya bertelanjang dada dengan balutan celana kain hitam. Seksi.

"Jangan hapus itu"

"Apa?"

"Tatto yang pertamakali ku lihat, seksi, indah dan selalu membuatku ingat kali pertama kita bertemu"

Suga tersenyum, lalu menghampiri istrinya yang nakal itu, ia gemas karena sedari tadi terus saja dipancing. Ia paham bahwa hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh ibu hamil akan meningkat cukup drastis, sehingga itu yang membuat istrinya lebih bergairah untuk melakukan hubungan intim.

"Sayang, aku tak ingin membuatmu semakin kelelahan jadi jangan memancingku"

"Aku suka kelelahan"

"Vory...

"Oh ayolah pribul, aku benar-benar ingin sekarang"

"Aku tidak ingin berhenti di tengah-tengah seperti kita bermain saat sebelum berangkat, kau curang, kau tidak mau melanjutkan kalau sudah orgasme"

"Ya kan sakit kalau dipaksakan"

"Karena itu jangan memancingku sayang, kau tau aku sangat sulit berhenti kalau sudah terlalu nikmat"

"Hais" kesal Livory, ya.. dia mengakui bahwa meminta berhenti di tengah-tengah kegiatan yang sudah membara adalah tindakan yang menyebalkan, tetapi tidak dituruti seperti ini rasanya jauh lebih menyebalkan.