𝟎𝟒. 𝐌𝐚𝐥𝐚 𝐬𝐮𝐞𝐫𝐭𝐞

818 130 106
                                    

Sorak sorai beberapa pria dan wanita disana mengalun ramai kala seorang gadis meraup lembaran uang yang sengaja hanya asal diletakkan diatas meja, para pria begundal itu lumayan frustasi beberapakali menumbalkan dolarannya untuk melawan wanita can...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorak sorai beberapa pria dan wanita disana mengalun ramai kala seorang gadis meraup lembaran uang yang sengaja hanya asal diletakkan diatas meja, para pria begundal itu lumayan frustasi beberapakali menumbalkan dolarannya untuk melawan wanita cantik nan licik itu.

"Ini putaran terakhir!" pria disana sudah mulai kehilangan ketabahan hatinya melihat beberapa dolar miliknya masuk kedalam bra si wanita.

Semua orang semakin antusias saat si pria berbadan besar itu mengeluarkan gebokan uang yang jauh lebih banyak sebagai taruhan. Ya.. Livory semakin bersemangat pula, ia meregangkan otot-otot jemarinya sebelum bertempur, uang itu akan menjadi miliknya kalau ia menang.

"Kocok dengan benar!" kata si teman Pria.

Bagai mendapat keberuntungan dari dewi fortuna, kartu remi yang didapatkan Livory benar-benar unggul, tetapi pria yang menombokkan uang tersebut tidak terima akan kekalahan sehingga berlaku curang dengan tidak mau memberikan uangnya.

"Hei nona, kau bermain curang ya, bagaimana bisa kau menang dalam tiga putaran berturut-turut, kartumu satupun tidak ada yang buruk" cercanya.

"Kau saja yang tidak bisa bermain, mana uangku, sesuai perjanjian awal, kau sendiri yang bertaruh uang sebanyak itu, jadi itu adalah milikku"

"Tidak bisa!"

Dengan gesit Livory menyemprotkan ramuan yang ia racik sendiri ke mata pria begundal tersebut.

"Aaaaghhh vete a la mierda!!!" umpatnya sembari memegangi kedua matanya, Livory sudah mengambil gebokan uang itu lalu berlari sekencang-kencangnya, mengikuti prinsip dikejar celeng, ia tidak boleh belari lurus saja, ia harus berkelok-kelok untuk meloloskan diri dari tiga orang pria yang mengejarnya tak kalah cepat.

Sial !, Livory mulai kelelahan sehingga dengan cepat ia memasuki kawasan terlarang, pekarangan luas ntah milik siapa, yang konon katanya siapapun yang masuk kesana tidak akan bisa kembali dengan selamat, Livory tidak perduli, sejujurnya tidak ada jaminan keselamatan, sama saja keduanya, kalau ia tertangkap para begundal itu, ia akan mati di hajar, tetapi memasuki kawasan ini juga tidak bisa dipastikan nyawanya akan aman.

Simalakama bukan?

Yang membuat Livory sedikit lebih tenang adalah, tiga begundal tersebut tidak menemukannya, mereka tidak mungkin pula memasuki kawasan ini, berpuluh tahun ia hidup ia tidak pernah memasuki kawasan tersebut, dengan hati-hati dan waspada Livory terus berjalan masuk dan masuk lebih jauh.

Semakin kedalam suasana semakin mencekam, ternyata tidak buruk juga karena disana masih ada lampu penerangan satu, selebihnya gelap. Gadis itu meneguk liurnya, kini ketakutan mulai menggerayangi dirinya.

"Anggap saja ini pelatihan, Zymne, kau adalah agen kepolisian handal, ini sama saja seperti pelatihan saat kau masuk hutan belantara" ujarnya pelan sembari menyemangati. Suara lolongan serigala mulai menginterupsi, ia berhenti sejenak, haruskah ia kembali saja keluar dari kawasan ini?. Astaga.. ia benar-benar merasa takut sekarang.

Secret Lust [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang