𝟏𝟕. 𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭𝐨 𝐫𝐞𝐬𝐮𝐞𝐥𝐭𝐨

562 124 94
                                    

Setelah penangkapan Suga Torucelli di Madrid, dengan bukti kuat berupa beberapa berkas penggelapan dana, dan data penjualan berlian palsu di pasar gelap yang berhasil di kumpulkan setelah telusuri oleh pihak intelijen, serta beberapa tindak kriminal sebagai seorang kartel narkoba pula menjadi buronan selama tiga tahun terakhir, kini Suga di jatuhi dengan hukuman eksekusi.

Walaupun begitu, kepolisian internasional masih memberikan kesempatan selama dua bulan untuk narapidana menikmati masa-masa terakhir di sel nya, bertemu dengan orang-orang yang mungkin akan menjenguknya.

Livory menteskan air mata setelah mendengar kabar buruk itu, bahkan air matanya terus luruh sembari memegangi perutnya yang bahkan masih rata.

"Anda sudah melewatkan makan siang dan makan malam, mayór" ucap ajudannya itu dengan sopan.

"Bagaimana aku bisa makan setelah mendengar kabar ayah dari bayiku akan di eksekusi?" balas Livory dengan bibir bergetar.

"Artyeom"

"Ya, mayór?"

"Bisakah kau membantuku?"

...

Sedangkan di dalam sel, Suga masih termenung, perasaannya mulai takut, bukan takut akan kematian, karena ia yakin semua manusia pasti akan mati ntah bagaimanapun caranya, hanya ia mulai kalut tatkala membayangkan Livory bersama anaknya nanti, ia ingin sekali setidaknya menggendong buah hatinya kelak walau mungkin satu detik.

"Kau jadi di eksekusi?" Joeky mengekor sesaat setelah Suga memasuki sel nya dari persidangan putusan tersebut.

"Bisakah aku saja yang menggantikannya?" Suga yang tadinya tak tertarik dengan pria pengganggu itu kini ia menoleh.

"Um, maksudku, aku sudah tidak punya tujuan hidup lagi, aku lelah menjadi gelandangan, menurutku sel ini lebih memberiku kehangatan daripada diluar sana walaupun kadang aku mulai bosan, kau tau, kenapa aku membunuh ibu tiriku?"

Suga menggeleng, "Dia telah membunuh ibu kandung dan ayahku, ayahku seorang kaya raya, dia CEO perusahaan, sebelum datang perempuan itu, hidup keluargaku sangat hangat, dia adalah teman sekolah ibuku, pada suatu hari dia datang kerumah, dia meminta bantuan ibuku karena katanya terlilit hutang, akhirnya wanita jahanam itu tinggal dirumah kami dan mulai mengambil hati ayahku"

Suga masih senantiasa mendengar, karena menurutnya saat ini hanya motivasi yang ia butuhkan alih-alih sifat angkuhnya, setidaknya itu bisa mengalihkan fikirannya.

"Tak lama kemudian ayahku menikahinya, dan ibuku hanya bisa diam, selama tinggal bersama, ia melakukan aksi jahatnya dengan meracuni kedua orang tuaku, dia mencampur setiap makanan dan minunam yang dikonsumsi oleh ayah ibuku dengan racun yang diekstraksi dari bunga Nerium Oleander, bunga itu mengandung senyawa alkaloid, seperti neriin dan karakolin yang dapat menyebabkan kerusakan jatung dan syaraf pusat, kerusakan pada jaringan mata bahkan saluran pernapasan"

Suga semakin antusias mendengarkan, ternyata dibalik sikap ceria seolah tak punya beban dari bongus itu, ternyata kehidupannya cukup berat..

"Tetapi liciknya, ia tidak memberikan porsi racun itu sekaligus atau dalam jumlah besar, ia memberinya rutin setiap hari, hingga perlahan kesehatan ibuku semakin memburuk, setelah kematian ibuku, tak lama dari itu ayahku menyusulnya, lalu disanalah ia mulai berkuasa, aku menjadi hacker bukan tanpa alasan. Aku berusaha membobol bank, lalu mencari dimana aku bisa mendapatkan ekstrak bunga beracun itu, aku mengunjungi pasar gelap"

"Kau menemukannya di situs gelap?"

"Hm, ternyata ada penjual serbuk ektrak bunga itu walaupun aku sangat sulit mendapakatnya, karena beberapa kali permintaanku di tolak, aneh sekali, aku berniat membelinya tetapi penjualnya tidak mau menjual ke sembarang orang katanya, tetapi aku tetap gigih ingin mendapatkannya, aku menawarkan satu triliun yang ku hasilkan dari membobol bank-bank internasional, dan akhirnya aku berhasil. Setelah aku mendapatkan racun yang sama aku menemui wanita itu ku paksa ia minum racun dalam jumlah besar, setelah ia mati aku menusuknya berkali-kali untuk melepaskan amarah"

Secret Lust [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang