Halo! Apa kabar?!
Yang kangen Kama dan Aruna sini merapaattt!!
***
Siang ini dosenku baru saja memberiku tugas kelompok untuk mata kuliah Biostatistic and Population Health. Meskipun terlihat mudah ya, kita hanya menggunakan pendekatan statistika untuk menganalisis permasalahan kesehatan masyarakat, namun bagiku ini cukup menantang.Jangan harapkan seperti perkuliahan saat S1 dulu yang dosen banyak menjelaskan. Disini dosen-dosen akan sedikit memberikan materi awal lantas merujuk pada satu atau dua makalah dari literatur untuk kita pelajari mandiri atau diskusikan dengan teman.
"Aku jadi meragukan datanya. Apa datanya benar? Jangan-jangan kita yang salah?"
Anthony menggeleng. "Aku rasa bukan masalah datanya. Data gak ada yang salah, yang salah mungkin cara kita untuk menganalisisnya." Ia beralih ke buku yang ia bawa. "Ingat bahwa professor ingin kita untuk bisa memilih ukuran sampel yang sesuai, menerapkan metode analisis serta outcome yang tepat agar bisa menjelaskan data yang kita punya."
Aku mengangguk sembari ikut membaca buku utama yang menjadi referensi mata kuliahku saat ini. "Tapi data yang kita punya sekarang sangat acak. Bagaimana cara kita tahu kalau outcome data kita bisa berupa numeric, binary, atau survival time?"
"Tergantung dari analisis yang akan kita lakukan. Lihat sekarang kita memang punya terlalu banyak data mentah, namun kita bisa melihat korelasi antar variabel dan mendapatkan benang merahnya. Kita tidak harus menganalisis seluruh data ini Kinasih."
Aku terdiam seolah baru menyadari apa yang Anthony katakan. Kepalaku mendongak memastikan satu pertanyaan lagi. "Kita tidak perlu menganalisis semua variabel?"
"Aku rasa tidak. Profesor hanya ingin tahu pendekatan metode yang kita gunakan."
Aku bernapas lega. "Oke kalau begitu. Sekarang apa yang perlu kita lakukan? Apa kita cari korelasi antar variabelnya dulu?"
Anthony tersenyum dan mengangguk puas. Ia menggeser laptop miliknya agar lebih dekat denganku. "Aku juga berpikir demikian. Cara itu memudahkan kita agar kita lebih fokus ke masalah yang paling serius."
Semalam aku sudah mencoba mengutak-atik data yang profesor Smith berikan. Sampai aku pusing namun tak mendapatkan hasil yang jelas. Maklum saja, hampir empat tahun aku sekolah kedokteran, aku tak mendapatkan kuliah statistik yang proper. Materi berbau statistik hanya disampaikan saat ujian, itupun hal yang paling dasar seperti positif benar, positif palsu, probabilitas pra-test, chi kuadrat, dan lainnya.
"Software apa yang biasa kamu gunakan Kinasih? Python?" tanya Anthony membuat keningku mengkerut.
"Apa? Python?" Bahasa komputer yang sering digunakan oleh programmer itu? Aku menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Reason to be With You [TAMAT]
ChickLit"Dokter Kama. Dokter benar dapat fellowship ke Australia?" tanyaku tanpa basa-basi. Ugh aku sebaiknya bertanya ia dari mana bukan? Namun otakku mengatakan 'jelas-jelas dia baru saja jajan!' Pria itu mengangguk. Tentu tak akan mau capek-capek mengelu...