01.00

2K 176 4
                                    

Haikal sempoyongan berjalan menuju ke mobilnya dia melewatkan pembelajaran hingga pulang sekolah karena dia baru saja terbangun dari pingsan nya.

Pak Surya yang berada di dalam mobil hendak menelefon seseorang tetapi tidak jadi karena merasa pintu belakang mobil tersebut terbuka.

"Astagaa denn, Aden kemana saja.. bapak sudah keliling sekolahan sama satpam nyari Aden tapi ga nemu nemu.. Terus ini pipinya kenapa lebam? " ucap Pak Surya khawatir karena Haikal tidak kunjung keluar dari gerbang padahal sekolah sudah di pulang kan dari beberapa jam yang lalu.

"Gak papa pak, Ayo pulang" Tanpa ba bi bu Pak Surya segera melajukan mobil nya menuju kediaman majikannya.

Tidak jarang pak Surya dihadapi dengan situasi seperti ini dan jika di tanya Haikal pasti menjawab dengan kata 'Tidak papa' ataupun gelengan kepala. Anak itu terlalu tertutup dan selalu memendam masalah nya sendiri.



Setelah sampai di kamar nya Haikal pun segera membersihkan diri.

Haikal tak meringis saat luka luka nya tersentuh air dia menikmati sensasi perih dari luka luka itu.

Setelah selesai dia segera memakai pakaiannya dan menuju tempat tidur untuk segera mengistirahatkan tubuhnya.

Tokk tokk tokk

"Ini bibi den.."

"Masuk saja pintunya tidak di kunci"

Setelah mendapatkan persetujuan oleh sang pemilik kamar Bi Dimar pun masuk dengan membawa baskom air es dan obat merah untuk mengobati luka Haikal.

"Bibi bantu obatin ya den"

Haikal pun mengangguk dan menempatkan diri nya duduk di pinggir tempat tidur nya. Membiarkan Bi Dimar mengobati luka luka yang ada di muka dan punggungnya.

Selama Bi Dimar mengobati luka luka Haikal. Tidak ada ringisan sama sekali yang keluar dari mulut mungil itu. Tatapannya kosong mengisyaratkan bahwa dirinya sangat lelah. Tidak ada percakapan pula yang membuat Bi Dimar ragu untuk bertanya dari mana asal luka luka itu jadilah dia hanya fokus mengobati luka luka itu.

"Sudah, sekarang Aden istirahat nanti bibi hantarkan makan malamnya ke kamar" Setelah mengucapkan itu Bi Dimar segera merapikan obat obatan tadi dan segera keluar membiarkan Haikal beristirahat.

Braggg...

Baru saja Haikal menutup mata dan ingin mengistirahatkan tubuhnya tetapi dobrakan pintu yang tidak santai membuat dia membuka mata dan mendudukan dirinya.

Dia melihat Papanya berdiri di ambang pintu mata Darren tajam mengisyaratkan kemarahan dan kemeja yang acak acakan mulai berjalan menghampirinya.

Arghh..

Darren menjambak rambut Haikal membuat Haikal yang tidak siap dengan gerakan tiba tiba itu langsung terjatuh dari tempat tidurnya.

"KAUU SELALU SAJA MEMBUAT SAYA MALU!! SEHARI SAJA TIDAK MEMBUAT MASALAH APA TIDAK BISA HAHHH!!"

"TADI WALI KELAS DAN JUGA GURU LESMU MENELEFON SAYA DAN MEMBERITAHU JIKA KAU BOLOS KELAS"

"KENAPA KAU MEMBOLOS KELAS HARI INI DAN KENAPA TIDAK PERGI KE TEMPAT LES!! SUDAHH MULAI MEMBANGKANG KAMU!! DASARRR TIDAKK TAHU DIRII!!" Teriak Darren tepat di depan muka Haikal.

Haikal hanya diam mendengar bentakan Darren. Kedua tangannya di gunakan untuk menggenggam tangan Darren berharap cengraman pada rambutnya bisa terlepas.

Plakkk

"JIKA ADA YANG BERTANYA ITU DI JAWABB!! APA SEKARANG KAU BISUU HAHHHH!!"

Haikal menutup matanya merasakan sensasi perih pada pipi nya padahal baru saja bagian itu di pukul oleh Abi tetapi sekarang Papa nya membuat luka itu semakin parah, mungkin saja sekarang sudut bibir nya sudah mengeluarkan darah akibat perbuatan Darren.

"KAUU INI ANAK YANG TIDAK BERGUNAA!! TIDAK ADA YANG BISA SAYA BANGGAKAN DARI DIRIMU!! MAU TARUH DI MANA MUKA SAYA MEMILIKI ANAK SEPERTI KAMU HAIKALL!!"

"Maaf"

Hanya itu yang dapat Haikal ucapkan karena percuma bila Haikal menjelaskan semuanya pasti Papa nya tidak akan percaya dengan ucapannya.

"SEBAGAI HUKUMAN TIDAK ADA MAKAN MALAM UNTUKMU"

Setelah mengucapkan itu Darren pun pergi keluar dari kamar Haikal dan mengunci pintu kamar itu dari luar.

Haikal meringkuk di lantai kamarnya dan tangannya sentiasa memegangi kepalanya yang terasa sakit karna ulah Darren tadi.

Haikal tidak menangis. Dia tidak bisa menangis. Dalam situasi seperti ini wajah itu tetap tidak memperlihatkan ekspresi apapun.

"Kenapa?" Tanya Haikal pada diri sendiri.

"Kenapa bila tidak sekolah? Kenapa bila tidak les?" Lanjutnya.

"Aku tidak bodoh, di kelas aku mendapatkan juara tapi kenapa Papa bilang aku bodoh?" Monolognya entah pada siapa.

Gugg gugg..

Itu Mingi anjing peliharaan Haikal yang di beri oleh ayahnya 4 tahun lalu  saat dia ulang tahun.

Mingi sedari tadi bersembunyi di bawan tempat tidur Haikal. Mingi tidak berani keluar dari tempat nya saat Darren memasuki kamar Haikal.

Haikal mendudukan dirinya di sandarkan punggungnya pada pinggiran tenpat tidur dan membawa mingi pada pangkuannya.

"Mingi, apa aku anak bodoh? Apa aku anak tidak berguna? Apa kamu malu berteman denganku?" Tanya Haikal pada anjing nya.

Anjing itu tanya memiringkan kepalanya dan menatap wajah Haikal.

Gugg gugg

Seakan paham dengan ucapan Haikal, anjing itu berusaha menghibur Haikal dengan menjilat jilatkan lidahnya pada tangan Haikal yang sedari tadi mengusap usap bulu lembutnya.

"Apa kau menyukaiku?"

Gugg guggg

Anjing itu mengungkapkan perasaannya dengan menggosok gosokan wajahnya pada wajah Haikal seakan akan menjawab 'aku sangat menyukaimu'

"Hanya kau teman ku, jangan tinggalkan aku ya"

Setelah mengucapkan itu Haikal beranjak dari duduknya dan mengisi tempat makan Mingi yang sudah kosong.

Mingi pun memakan makanan yang sudah Haikal tuangkan ke tempat makannya. Haikal hanya melihat Mingi melahap makanannya dan sesekali mengusap bola bulu itu.

"Ternyata kau lapar ya, makan lah yang banyak aku tidak seperti Papa yang membiarkan anaknya kelaparan"

Haikal pun meninggalkan Mingi dengan makanannya dan menuju ke meja belajar untuk mengerjakan tugas sekolah nya membiarkan sudut bibir nya yang berdarah dan seakan tidak terjadi apa apa.

TBC.

Mingi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mingi.

Note : Sumber Pinterest

-Stayy Tunedd-

Enervate | Doyoung & HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang