09.00

1.8K 175 3
                                    

"P-paa P-papa" Ucap Haikal dengan terbata bata karena dia sangat ragu membangunkan Darren.

Saat Haikal ingin ke dapur untuk mengisi perutnya yang kosong semenjak pulang sekolah tadi Haikal di buat terkejut oleh suara seseorang yang berteriak memanggil namanya.

Haikal menajamkan telinganya untuk mencari sumber suara itu. Ternyata suara itu dari kamar papanya, terlihat pintu kamar itu sedikit terbuka dengan lampu kamar yang remang remang.

Dengan ragu Haikal memasuki kamar itu. Haikal di buat terkejut kala melihat Darren yang tak nyaman dari dalam tidur nya dan tak ganti gantinya menyebut namanya.

Haikal mencoba membangunkan Darren, tetapi ada sedikit ketakutan di sana "P-papa"

"Pa bangun.."

"HAIKALL!!" Teriakan Darren membuat Haikal terkejut, dirinya mematung melihat Darren yang terbangun dari tidurnya dengan peluh yang sudah membanjiri seluruh badannya.

Darren masih menormalkan deru nafasnya. Dirinya mengalihkan pandangannya ke arah Haikal yang masih mematung di sana.

Darren memeluk Haikal yang benar banar membuat Haikal terkejut "Huft" Hembusan nafas kasar keluar dari mulut Darren.

Darren melepaskan pelukan itu lalu menopang wajah terkejut Haikal dengan kedua tangannya "Hanya mimpi" Lirihnya.

"P-papa kenapa?" Tanya Haikal dengan hati hati.

"Tidak papa, Haikal sedang apa kesini?" Tanya Darren dengan lembut.

"Tadi Haikal hanya turun untuk makan tetapi mendengar papa berteriak jadi Haikal kesini. Maaf pa Haikal lancang memasuki kamar papa tanpa izin" Sungguh Haikal sangat takut saat ini, dirinya sama sekali tidak berani memandang wajah Darren.

"Tidak papa"

"Papa sakit?" Tanya Haikal dengan hati hati karena saat tangan Darren menyentuh wajahnya tadi dia merasakan sensasi panas di sana.

Darren menggeleng "Haikal bisa kembali ke kamar" Darren kembali merebahkan dirinya tanpa menunggu jawaban dari Haikal.

Haikal melihat Darren yang kembali terlelap tetapi terlihat tidak nyaman di sana. Haikal belikan tubuhnya untuk menuju dapur guna mengambil kompresan untuk Darren.

Dengan telaten Haikal letakan kain yang sudah dia celupkan pada air hangat lalu meletakkannya pada kepala Darren dengan hati hati takut membangunkan papanya itu.

Di sela sela kegiatannya Haikal hanya diam memperhatikan Darren yang menggigil. Dia balutkan selimut ke tubuh papanya hingga sebatas dada.

"Cepat sembuh pa"

Haikal yang sentiasa menjaga Darren, takut bila papanya membutuhkan dirinya kini tanpa di sadari dirinya ikut terlelap dengan tangan yang menopang kepalanya.

Paginya Darren terbangun dengan sesuatu yang basah di kepalanya. Saat sedang memfokuskan pandangannya Darren baru menyadari bila anaknya semalam menunggunya hingga terlelap dengan posisi yang tidak mengenakan.

"Haikal" Suara serak Darren berhasil membangunkan Haikal.

Haikal kaget karena ternyata dirinya tertidur di kamar papa nya. Haikal buru buru terbangun dan seketika sensasi pusing mendominasi kepalanya.

Haikal terdiam sejenak dengan menutup matanya menikmati sensasi pusing itu "Tidak papa?" Pertanyaan Darren hanya mendapatkan jawaban sebuah anggukan dari Haikal.

"Papa sudah lebih baik?" Dengan reflek Haikal menyentuh dahi Darren untuk memastikan dan Darren hanya terdiam dengan apa yang Haikal lakukan.

"Sedikit lebih baik" Lirihnya.

Enervate | Doyoung & HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang