11.00

1.7K 192 8
                                    

Part ini rada ekstrim! So hati hati ya..



Malam ini menjadi malam yang pas untuk duduk santai pada teras rumah di temani dengan secangkir teh hangat.

Itulah yang di lakukan sepasang anak dan ibu yang tidak lain tidak bukan adalah Irene dan juga Deon. Mereka berdua sibuk bercengkrama membahas berbagai hal random dengan melihat bintang bintang yang menghiasi langit di atas sana.

"Tumben papa udah lama ga mampir ke sini ma?" Irene mengalihkan pandangannya ke arah Deon dengan tatapan jahilnya.

"Kangen papa ya" Deon mendengus mendengar ucapan mamanya itu.

"Kan Deon cuma nanya ma, biasanya juga laki laki tua itu ga absen main ke sini. Ini udah sebulan lebih ga nampakin diri"

"Tua tua begitu papamu itu masih ganteng tau" Deon meringis mendapat geplakkan dari Irene.

"Iyaa iya ih! Si paling bucin sekarang" Irene tertawa dengan perkataan Deon.

"Deon.." Irene yang menggantung kalimatnya membuat Deon menukikan sebelah alisnya menunggu Irene melanjutkan ucapannya.

"Kamu kangen adikmu gak?" Deon terpaku dengan perkataan Irene. Benar, kenapa dia melupakan adik nya itu?

Deon menyeruput coklat hangat yang sepertinya mulai mendingin. Melihat tak ada respon dari anaknya Irene menatap wajah yang hampir mirip dengan dirinya.

"Deon.." Deon menghembuskan nafasnya sejenak sebelum membalas panggilan dari Irene.

"Nga tau ma.. bahkan Deon ga tau rupa dia seperti apa, Deon juga ga tau apa Deon masih pantas bertemu sama dia" Kedua insan itu menampakan wajah sendu mereka. Irene merasa perkataan dari Deon ada benar nya. Apakah dia masih pantas bertemu dengan putra bungsunya itu? Apa dia masih di terima oleh Haikal?



"Sayang!! Aaa Mami kangen banget tau sama kamu!! Kenapa ga pernah jengukin Mami si, mentang mentang sekarang kamu di bebasin sama papi jadinya ga pernah jengukin lagi" Wanita itu memeluk anaknya dengan erat saat melihat siluet anaknya yang memasuki rumah kediamannya.

"Mii lepasin dulu ihh, ini Gavin ga bisa napass! Woi bantuin lah, Mami Lo nohh" Gavin mendapat geplakkan oleh Maminya, Monica. Sedangkan dua orang yang sedang memperhatikan mereka hanya tersenyum menertawakan tingkah laku dua orang itu.

"Wkwk mampus Lo, mangkannya Jangan main mulu" Gavin mendengus mendengar ejekan dari kakaknya, Elgar.

"Sudah sudah mi, kasihan itu anaknya baru pulang dari perjalanan jauh" Sang kepala keluarga menginstruksi supaya tidak terjadi keributan yang lebih ekstrim dari pada ini.

"Yaudah ayo Mami anter ke kamar mu" Monica menuntun anak kesayangannya itu untuk ke kamar nya, Gavin pun hanya pasrah saat tangannya di geret oleh Maminya.

"Anak kesayangannya dah balik tu Pi, ntar papi di jadiin second choice sama mami lagi haha"

"Yee bukan papi aja kali, kamu juga" Seketika sepasang anak dan ayah itu memasang ekspresi memelas.

"Nasip kita berdua jadi second choice" Arlan mengangguk mengiyakan perkataan anaknya itu.



"Pi" Saat sedang enak menyeruput kopinya di malam ini suara tak asing memasuki gendang telinganya.

"Hem?? Belum tidur? Mami mana?" Gavin mendudukan dirinya di samping Arlan dengan membawa segelas kopi di tangannya.

"Udah tidur"

"Kenapa kamu tinggal, nanti mamimu itu nyariin malah jadi rame ni rumah" Mereka berdua terkekeh bersama membayangkan jika Monica benar banar terbangun lalu tak mendapati Gavin di samping nya, memang Monica memilih tidur bersama anak bungsunya ini karena rasa rindunya.

Enervate | Doyoung & HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang