02.00

1.8K 157 0
                                    

Cringg..

"Maa.."

Suara seorang pemuda mengganggu fokus seorang wanita yang sedang melayani pembeli di toko roti tersebut.

"Eohh.. sudah pulang? Kenapa kesini? Sebentar Yaa, toko lagi rame banget ini" Kata wanita itu yang memanggil diri nya dengan sebutan 'Mama'

Tanpa sepatah kata yang keluar dari mulut pemuda itu dengan inisiatif nya pemuda tersebut membantu meringankan pekerjaan sang mama.

"Ehhh.. kamu ngapain?? Udah biar mama sama yang lain yang tanganin" Sang mama melarang sang anak untuk membantunya.

Sedangkan sang anak tetap pada pendiriannya yaitu membantu Mamanya "udah biar aku bantuin, biar aku yang jaga kasir Mama istirahat aja"

Dengan sedikit paksaan akhirnya sang Mama membiarkan putranya membantu menjaga kasir yang sedari tadi pelanggan terus berdatangan membuat wanita itu mengulas senyum nya.

"Huhh dasar kau ini" Tangannya mengusap kepala sang anak yang masih fokus pada pelanggan di depannya.

"Sudah sana istirahat, nanti aku nyusul" ucap pemuda tersebut.



Cringggg...

Bel sudah berbunyi menandakan sudah memasuki jam istirahat.

Seperti biasa Haikal akan memakan bekal nya sendiri di kelas sepi, sunyi, dia suka tapi tidak berselang lama setelah memakan bekal nya bantingan pintu di susul suara langkah kaki menuju ke arah nya.

Bragg..

"Gue gak mau tau ini semua harus selesai dan udah siap di meja gue besok pagi" Ucap Haris.

"Jangan sampe salah satu pun, kalo ada yang salah Lo bakalan tau akibatnya" Ancam Haris.

"Cabutt" Perintah Haris pada ketiga temannya.

"Dengerr tuhhh, ga budeg kan Lo" sarkas Aby sambil menoyor kepala Haikal menggunakan jarinya dan segera melangkahkan kaki nya menyusul teman temannya.

"Apaa loo!" Sinis Haris pada orang yang curiga Haris sedari tadi dia mengintipnya.

"E-ngakk" Orang itu gelagapan karena ketahuan.

"Gak jelas" seru Haris dan segera melanjutkan langkahnya meninggalkan kelas Haikal.



"Mingii.."

Gugg gugg..

Anjing itu menggonggong mendengar panggilan dari Haikal dan menghampiri majikannya itu atau kita sebut sebagai temannya?

"Apa kau lapar? Hemm??" Tanya Haikal.

Gugg gugg

Anjing itu melompat lompat sampil berputar putar membuat Haikal gemas dengan tingkahnya.

"Makann lah"

Haikal sentiasa menunggu Mingi makan sambil mengusap usap teman bulu nya itu.

"Hari ini aku bersekolah dan pergi les dengan patuh mingi, tapi dia pergi tidak bisa memujiku" keluh nya pada hewan itu.

"Kenapa kemarin dia pulang mingi?" Tanya Haikal.

"Kenapa dia rela pulang saat aku bermasalah? Kenapa dia tidak pulang saat aku menurut?" Lanjut Haikal.

"Kenapa kau tidak menjawabku? Kau tidak menyukaiku juga?"

"KENAPAAA KAUUU TIDAK MENJAWABKUU MINGI!!!! KAU BISUUU HAHHH!!!!" Bentak Haikal pada anjing nya itu membuat Mingi kabur dan bersembunyi di bawah tempat tidur.

"KENAPAA KAU LARIII!! KAU INGIN MENINGGALKANKU!!"

Pyarrr

Haikal mengambil gelas yang ada di nakas kamar nya dan melemparkannya tepat pada bawah tempat tidur nya.

Ceklekk..

Pintu terbuka dengan kasar dan pelakunya adalah Bi Dimar dan Pak Surya. Mereka melihat kamar Haikal sudah berantakan dan suara juga erangan anjing di bawah tempat tidur Haikal.

"Adenn.. ini Bibi Denn" ucap Bi Dimar dengan lembut dan mulai mendekati Haikal yang sedari tadi menatap marah kepada sepasang suami istri tersebut.

Seolah sudah biasa menghadapi situasi seperti ini Bi Dimar dan Pak Surya kompak untuk melakukan apa yang harus di lakukan pada Haikal.

"Bawa Mingi ke dokter hewan biar aku yang menangani Haikal" perintah Bi Dimar pada pak Surya dan pak Surya mensetujui nya.

"MAU DI BAWA KEMANA DIAAA!! JANGAN BAWA DIAA!! JANGAN TINGGALKAN AKUU!!"

Haikal histeris ketika melihat Mingi yang di lumuri darah itu di bawa oleh pak Surya.

Bi Dimar segera membawa Haikal kedalam dekapannya, Haikal semakin memberontak ketika pintu kamar nya sudah tertutup.

"JANGANN PERGIII!!!" Teriak Haikal lagi.

Melihat Haikal semakin tidak terkontrol Bi Dimar dengan cepat mengambil sebuah suntikan yang sengaja di simpan pada laci kamar Haikal dan segera menyuntikkannya pada Haikal.

"Dia pergii.. Dia pergii.."

Badan Haikal merosot pada dekapan Bi Dimar "Tidak ada yang meninggalkan Aden, Bibi di sini Den"

"Bii.." lirih Haikal sambil melihat wajah Bi Dimar.

"Iyaa ini Bibi Denn, Aden bersama Bibi sekarang" kata penenang terus Bi Dimar ucapkan pada Haikal yang sedang menatapnya.

Air mata tidak jatuh pada kedua iris mata itu. Hanya tatapan kosong yang Bi Dimar dapatkan.

"Dia pergi bii.." lirih Haikal lagi di lanjut dengan menutupnya kedua kelopak mata anak itu.

"Huftt.."

Melihat kedua kelopak mata itu sudah ter tutup Bi Dimar segera membaringkan Haikal ke tempat tidur nya.



"Mama kenapa?" Tanya pemuda itu pada Mama nya.

"Hemm?? Mama kenapa emang nya?" Bukannya menjawab wanita itu malah kembali bertanya pada putranya.

"Dia di sini kan Ma?"

"Siapa? Kamu demam ya?" Kawatir nya pada sang putra sambil meletakkan punggung tangannya pada dahi sang putra.

Di genggam nya kedua tangan wanita itu oleh sang putra "Maa.. aku melihatnya maa!! Jangan mengalihkan pembicaraan!!"

"Kamu pasti lelah, mama akan siapkan air hangat untuk kamu mandi" Wanita itu melepaskan genggaman tangan sang putra dan segera melangkah ke dapur menyiapkan air hangat untuk sang putra.

"Haishhh" desis pemuda itu dan segera melangkahkan kaki nya menuju kamar nya.

Braggg

Suara pintu tertutup dengan kasar oleh sang putra.

Tanpa di suruh air mata keluar dari mata indah wanita itu.

"Maaf Gara.."

-Stayy Tunedd-

Enervate | Doyoung & HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang