12.00

1.7K 194 8
                                    

Setelah kejadian di kantin akibat ulah Haikal tadi kini sekolah terpaksa memulangkan seluruh murid nya karena situasi benar banar tidak kondusif.

Namun itu tidak berlaku dengan Haikal karena saat ini dirinya tengah di tahan di ruang kepala sekolah dengan Darren di samping nya.

"Ada apa dengan anak saya ya pak?" Darren mengawali pembicaraan saat sudah mendudukan dirinya di samping Haikal.

Awalnya Darren cukup terkejut karena beberapa luka yang ada di wajah Haikal. Bahkan luka di dahinya masih mengeluarkan darah walaupun tak sebanyak tadi.

"Begini bapak. Adik Haikal telah melakukan tindakan kriminal di sekolahan hari ini. Biar lebih jelasnya bapak bisa melihat rekaman Vidio ini" Darren melihat layar ponsel di depannya yang menampilkan situasi saat di kantin tadi.

Darren memandang Haikal yang juga memandangnya tetapi. Haikal tersenyum memandang Darren dengan permen di mulutnya. Darren tak melihat sedikitpun penyesalan di mata anaknya itu.

"Maaf pak, tapi bagaimana ini bisa terjadi? Rekaman ini hanya menampilkan sebagian kejadian yang hanya merugikan anak saya" Darren mencoba tetap tenang di depan kepala sekolah itu.

"Rekaman ini saya dapat dari salah satu murid yang ada di sana pak, dan dari kesaksian beberapa murid Haikal telah membully Haris dan berencana membunuhnya pak" Jelas kepala sekolah itu.

"Saya tidak percaya dengan rekaman ini, anak saya tidak mungkin memulai jika tidak di usik lebih dulu. Apa tidak ada rekaman cctv di sana?" Darren mulai emosi dengan kepala sekolah ini.

"Maaf pak namun lokasi berada pada blind spot cctv"

"Sekarang di mana korban?! Saya akan berbicara langsung dengan beliau" Belum sempat kepala sekolah itu menyelesaikan ucapannya beberapa polisi telah memasuki ruangan itu.

Darren dan kepala sekolah itu berdiri waspada pada beberapa polisi di depannya "Pasti anak itu orang nya pak! Tangkap dia sekarang" Pria paruh baya dengan emosinya menunjuk Haikal yang masih terduduk santai di sana sambil menikmati rasa manis dari permen yang dia makan tanpa memperdulikan kebisingan beberapa orang dewasa tersebut.

"Tunggu pak, bapak tidak bisa menangkap anak saya begitu saja" Darren mencegah orang itu untuk tidak menangkap anaknya.

"Bapak siapa! Anak itu pantas di penjara! Dia hampir saja membunuh anak saya!" Darren berusaha mengontrol emosinya di hadapan orang yang dia yakini orang tua dari korban.

"Tak ada bukti kuat bila anak saya mencelakai anak bapak!"

"Kurang bukti apa lagi hah!! Apa kurang Vidio yang sudah beredar yang menampilkan anak bapak menusukan garpu pada kaki dan mata anak saya!! Anak anda itu iblis!!" Darren tak dapat menahan emosinya lagi, ingin sekali dia menonjok muka orang di depannya ini.

"Memang seluruh bukti mengarah pada anak saya tapi bukti itu hanya Vidio yang di potong! Itu merugikan anak saya!! Tidak menutup kemungkinan anak bapak yang lebih dulu menganggu anak saya sehingga anak saya berani melakukannya!!" Abraham, ayah dari Haris melayangkan tinjunya kepada Darren tetapi segera beberapa polisi di sana menahan Abraham supaya tidak lepas kendali.

"Pak cepat tangkap anak itu!" Polisi polisi itu mulai menangkap Haikal. Haikal sempat memberontak tetapi tenaganya tak sekuat polisi berbadan besar itu.

Abraham menampilkan semiriknya kepada Darren "Ini saat nya aku balas dendam kepadamu!" bisiknya lirih lalu keluar dari ruangan kepala sekolah tersebut.

Darren hanya diam memperhatikan anaknya yang di seret oleh polisi polisi itu "Rico!" Rico yang sedari tadi hanya memperhatikan kini dengan sigap menghadap Darren.

Enervate | Doyoung & HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang