13.00

1.7K 188 19
                                    

Disclaimer aku bukan anak Hukum dan aku ga paham hukum jadi kalo ada yang salah mohon di maaf kan. Ini hanya pelengkap cerita aja..



"Gar! Lo udah liat berita belom? Lagi rame ini" Gara yang sedang fokus dengan laptopnya nampak acuh dengan kehebohan Elgar.

"Ga perduli gue, buru selesaiin woi. Mau ke toko gue" Elgar berdecak malas.

"Liat ini coy! Hot news asli Lo bakal kaget beneran" Elgar tetap memaksa Deon untuk melihat berita di ponselnya Pokoknya Lo harus tau berita tentang adik Lo!

Deon dengan malasnya membaca berita yang Elgar beri. Sesuai dugaan Elgar saat ini Deon membelalakkan matanya saat melihat nama yang tertera di berita itu "Haikal?"

Deon menatap Elgar dengan wajah tegangnya sedangkan Elgar membalas tatapan itu dengan semiriknya "Maksud Lo ngasih tau berita ini apa?! Adik gue ga mungkin kayak gitu"

"Loh Lo kenapa Gar? Emang dia adik Lo? Bukannya Lo anak tunggal ya?" Elgar sungguh jahil, dirinya memancing emosi dari Deon.

Deon terdiam sejenak "Kok diem Gar?"

Tanpa membalas ucapan Elgar, Deon segera membereskan barang barangnya dan melesat pergi. Tujuannya adalah bertemu dengan mama nya "Loh Gar mau kemana woi! Tugas Lo belum selesai!"

Elgar tersenyum remeh "Pengen taruhan sama Gavin deh. Tu Gara bakalan sadar sama adiknya apa kagak"

"AAAA!!! SERU BANGET ANJING!!" Seru Elgar dengan menghentak hentakan kaki, beberapa orang di cafe itu pun melihat ke arah Elgar dengan berbagai macam ekspresi membuat Elgar menunduk malu.

"Gak sabar ketemu Gavin!"



"Ma!" Deon membuka pintu toko Irene dengan tidak santainya.

"Yaampun a'! Santai aja kali! Tu ibu lagi di ruangannya" Salah satu pegawai Irene yang bernama Risa menegur kelakuan Deon.

Tanpa menjawab pertanyaan Risa, Deon segera melesat ke ruangan Irene. Saat membuka pintu itu Deon langsung di sambut dengan tangisan Irene "Deon"

Deon segera memeluk ibunya, Deon yakin Irene telah melihat berita itu "Ma, mama yang tenang dulu. Haikal ga mungkin ngelakuin itu"

Irene tak dapat berucap apa apa. Dirinya hanya menumpahkan tangisannya pada putra sulung nya "Haikal anak mama Deon, dia.. dia.."

"Udah ya ma, mendingan sekarang kita pastiin dulu itu bener apa engak" Deon mencoba tegar di hadapan mamanya dirinya juga yakin Haikal pasti tak akan melakukan tindakan kriminal tersebut.

"Deon mama mau ketemu Haikal" Suara Irene terdengar parau. Dia menatap anak sulung nya itu dengan harap.

"Iya ma iya, hari ini juga kita ke Jakarta"



Sidang akan di laksanakan pagi ini. Sidang yang menentukan apakah Haikal bersalah atau tidak.

Haikal di dudukan pada kursi yang berada di tengah persidangan itu. Wajah Haikal sungguh pucat. Darren sedih melihat anak nya itu tetapi dirinya harus menjaga kewibawaan nya di sini.

Gavin, Pandu, Abyyasa, Bima, Farren menjadi saksi. Sedangkan dari pihak Haris telah mempersiapkan pengacara yaitu ayah dari Bima, Selion Erlangga. Sedangkan dari pihak Haikal sesuai dengan perkataan Rico semalam. Arlan lah yang akan menjadi pengacara Haikal.

Dari awal bertemu dengan Arlan, Darren benar benar tak asing dengan orang di depannya ini. Saat dia bertanya kepada Rico siapa Arlan. Rico bilang dia tak dapat menemukan biodata dari Arlan. Arlan benar banar menutup dengan rapat informasi pribadinya.

Enervate | Doyoung & HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang