19.00

1.3K 189 33
                                    

Gavin dan Elgar turun dari mobil setelah mereka sampai di kediaman Haikal.

Rumah itu terlihat sangat besar dan mewah namun, juga terlihat suram.

Gavin dan Elgar melangkahkan kaki mereka menuju pintu utama rumah itu. Rumah ini terlihat sangat sepi.

Sembari Elgar menekan bel untuk menunggu orang dalam membukakan pintu untuk mereka, mata Gavin berkeliaran pada halaman rumah itu. Dia melihat mobil milik Deon dan juga ada satu lagi mobil mewah di samping nya, itu artinya Deon dan Irene berada di sini kan?

Lama mereka menunggu tak juga ada yang membukakan pintu, hingga beberapa saat pintu itu terbuka menampilkan wanita paruh baya yang menyambut mereka.

"Den Elgar sama Den Gavin ya?" Tanya Bi Dimar.

"Iya bi, kita mau ketemu Haikal sama Deon. Mereka ada?" Bi Dimar terdiam sejenak, wanita tua itu nampak gelisah.

"Ada den, silahkan masuk" Elgar dan Gavin memasuki rumah mewah itu di susul dengan Bi Dimar dari belakang setelah menutup pintu kembali.

"Dud-" Ucapan Bi Dimar terpotong oleh suara bising dari dalam.

Gavin dan Deon melihat dari mana asal suara itu. Mereka tanpa permisi melenggang pergi mengikuti asal suara.

Bragg Bragg Bragg

"Haikal buka pintunya!!" Suara Darren menjadi sambutan utama saat Gavin dan Elgar tiba. Mereka melihat Deon dan Darren yang mencoba mendobrak pintu yang mereka yakin itu adalah kamar Haikal. Sedangkan Irene tak jauh dari mereka terlihat sangat khawatir sambil menggengam kedua tangannya.

Melihat ada seseorang yang mendekat Irene mengalihkan pandangannya "Elgar Gavin.."

"Tante, kenapa itu?" Tanya Elgar.

"Haikal El, Haikal ngunciin diri di kamar dari pagi. Terus di dalem kedengeran berisik banget. Tante khawatir Haikal kenapa kenapa El" Gavin dan Elgar yang mendengar itu tentu juga ikut khawatir.

"Maaf nyonya, ini kunci cadangannya baru saja ketemu" Pak Surya memberikan kunci itu pada Irene namun tangan Gavin segera merampas kunci itu lalu dirinya berlari menaiki tangga menuju kamar Haikal.

"Bentar" Gavin sedikit mendorong tubuh Deon untuk menyingkir supaya dirinya dapat membuka pintu kamar itu.

Tek Tek Tek

Nihil. Haikal terlalu cerdas, dirinya sengaja mengantungkan kunci dari dalam sehingga membuat nya tak dapat membukanya dari kuar.

"Gak bisa!" Tangan Gavin gemetar, dia terlampau khawatir pada Haikal.

Suara dari dalam sana semakin bising "Bareng aja" Arahan Gavin pada Deon dan Darren.

"1.. 2.. 3.."

Bragg!

Berhasil!

Pintu itu berhasil terbuka. Pemandangan pertama kali yang mereka lihat adalah Haikal yang terduduk di ranjang bawah membelakangi mereka. Anak itu terlihat sedang melakukan sesuatu, dia terlihat sibuk pada dunia nya dan tak terusik oleh kebisingan mereka.

"Haikal.." Panggil Darren dengan lembut.

Mereka berjalan mendekati Haikal dengan perlahan, memicingkan matanya melihat Haikal yang tertawa sendiri.

Darren, Deon dan Gavin mematung di tempatnya di susul dengan jeritan dari Irene.

Irene jatuh pingsan, jika saja Elgar tak sigap maka dapat di pastikan Irene akan terjatuh di lantai dengan keras. Elgar dan Bi Dimar membawa Irene ke kamar lain supaya dapat di baringkan.

Enervate | Doyoung & HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang