Lima : Kenyataan

11 5 0
                                    

Sepulang sekolah, Rafa tidak menemukan amma dikamar maupun dihalaman belakang, tidak biasanya amma keluar rumah tanpa mengunci pintu.

Perasaan Rafa menjadi tak karuan, lantaran amma tidak bisa berjalan terlalu jauh, bawa motor juga tidak bisa, ia berdoa semoga amma baik-baik saja.

"halo abang...".

"iya raf, kenapa?."

"amma ga ada dirumah bang, pintu rumah ga dikunci pas Rafa pulang tadi."

"Abang pulang sekarang, kamu coba cari amma disekitaran komplek."

Setelah menutup telpon, Alfi bergegas membereskan buku dan semua alat tulisnya, ia akan membolos kuliah siang ini. Amma lebih penting dari apapun, ia hanya punya amma dan tidak akan ia biarkan seorangpun menyakiti amma.

***

"ya Allah sakit... aku ga sanggup lagi...".

Rintihan yang memilukan itu terdengar ditelinga seseorang.

"Astaghfirullah ada cewe cakep,".

"neng kenapa? saya bantu gapapa? biar saya bawa ke r... " belum sempat pemuda itu melanjutkan kalimatnya, Alfa sudah pingsan duluan.

Ia bingung harus membawa perempuan ini bagaimana, tidak mungkin mengangkatnya kan? mereka bukan mahram.

Tak lama sebuah mobil ambulan datang dan membawa Alfa ke rumah sakit, pemuda itu juga ikut didalamnya sambil terus berdoa untuk kesembuhan Alfa.

Tadi ia berniat pergi ke pasar, namun melalui jalan tikus yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki, sampai akhirnya ia mendengar sebuah suara kesakitan dari balik tembok besar yang diketahui itu sebuah gudang tua. Langsung saja ia membuka pintu gudang yang ternyata tidak dikunci, belum mendapat info apapun, perempuan yang ia temui malah jatuh pingsan. Alhasil ia tidak jadi ke pasar dan berakhir dirumah sakit.

Ia sangat ingat dengan pasti, perempuan ini adalah orang yang sama beberapa tahun yang lalu, yang panik karena insiden yang menimpa kakaknya.

Ia ingat hari itu dimana perempuan ini begitu rapuh, hancur dan sangat terpukul.

"kalo jodoh ga bakal kemana kan?" batinnya.

"kalo kemana-mana juga gapapa, toh ujungnya bakal balik, kek gini contohnya," lanjutnya lagi sambil tersenyum geli.

Setelah melalui tahap pemeriksaan lebih lanjut, dokter memanggil keluarga pasien. Namun tidak ada jawaban.

"saya bukan keluarga pasien dok, saya cuma ketemu dia dijalan," jawab pemuda itu jujur.

"kalau begitu hubungi keluarganya," ucap dokter.

"saya juga tidak kenal keluarganya dok, bagaimana?"

"ya sudah, kamu saja yang jumpai saya ke ruangan saya sekarang, ada hal penting yang akan saya sampaikan".

***

Rafa terus mencari keberadaan amma, namun ia malah melihat seekor kucing yang hampir ditabrak oleh seorang pengendara sepeda, "awass ada kucing..." reflek Rafa berteriak namun teriakannya malah membuat pengendara itu terkejut dan berakhir jatuh.

"Aduhh...Ss..sakit..."

"Maaf sudah mengagetkanmu, saya tidak sengaja karena melihat seekor kucing hampir tertabrak olehmu," Sesal Rafa sambil terus menunduk.

"Oke, kalo begitu aku permisi."

Setelah kepergian gadis tadi, Rafa kembali fokus mencari amma. Dari ujung jalanan dapat ia lihat ada seorang ibu-ibu yang dikerumuni anak kecil. Rafa berjalan mendekat, mencoba membelah kerumunan anak kecil yang menghalangi pandangannya dari seseorang.

UKHTY KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang