Sebelas : Kembali

3 2 0
                                    

Happy Reading!

"Dia bukan pembunuh," ujar Farhan. Cukup sudah ia diam selama ini, tidak pernah sekalipun ia membentak istrinya namun hari ini, demi membela sang bungsu ia meninggikan suaranya. Istrinya sudah keterlaluan, ayah mana yang tega membiarkan anak kandung, darah dagingnya disiksa oleh wanita yang sangat dicintainya, wanita yang melahirkan putri mereka, setan mana yang merasuki istrinya?

~Devil bin setan said: salahin trus gua, ikhlas gua om :v

"Umi udah, berhenti menyalahkan Alfa, dia juga putri kita Mi, apa hati umi sudah sangat tertutup dan tega menyiksa putri kandung sendiri? Umi kejam! Istighfar Umi, Abi sedih sekaligus kecewa karena tidak bisa mendidik umi dengan baik, Alfa masuk ke kamar, biarkan umimu merenungi apa yang diperbuatnya," ucap Farhan kemudian keluar rumah. Ia butuh lebih banyak oksigen agar bisa tenang dan berpikir jernih, jangan sampai perbuatannya malah menjadi boomerang bagi keluarganya.

###

"Kakak boleh cerita apa aja ke aku, selagi itu membuat hati kakak tenang, aku siap jadi pendengar yang baik buat kakakku tersayang ini," ucap Arina kepada kakaknya.

"Kakak gapapa dek, cuma masih sering kepikiran aja, selebihnya kakak sudah ikhlas dengan apapun takdir Sang Kuasa," pasrah Karina. Tidak ada harapan lagi untuk ia dan Fathan untuk kembali bersama, setelah kemarin sahabat lamanya datang dan mengatakan ucapan yang semakin membuat hatinya berdenyut sakit.

Flashback on

"Kamu Karina kan? Sudah lama sekali kita tidak bertemu semenjak kamu lulus kuliah dan menikah, bagaimana kabarmu?," ujar seorang pria seumuran suaminya.

"Baik," ucapan singkat itu Karina rasa cukup untuk menjelaskan jika ia sedang tidak ingin diganggu untuk saat ini.

"Came on, lupakan Fathan, menikahlah denganku Karina, suamimu itu tidak layak untukmu, ia sudah menikah lagi, dan kamu tau?," pria itu menggantung ucapannya.

Karina sama sekali tidak tertarik dengan pembahasan ini. Ia mengalihkan tatapannya dari pria dihadapannya ini.

"Aku lebih pantas bersanding denganmu," lanjutnya lalu segera pergi setelah memberikan coklat dan bunga. Karina tidak sempat menolak, bunga dan coklat sudah mendarat smepurna ditangannya, kemudian ia terkekeh, mereka memang memiliki hubungan yang cukup baik semasa kuliah dulu, bisa dibilang sahabat.

Hanya saja persahabatan mereka rusak karena seorang pria melamar Karina tepat dihari wisudanya, pria yang Karina anggap sahabat ini ternyata menyimpan perasaan untuknya, tapi Karina tidak pernah menganggapnya lebih dari sahabat, bahkan Karina sudah seperti seorang adik tak layak jika mereka bersanding.

Keesokan harinya, saat Karina hendak ke pasar, ia melihat pria itu sedang mengajari calon suaminya mengendarai moge (motor gede), Karina terus memperhatikan kedua pria itu, hingga akhirnya salah satu dari mereka mengalami kecelakaan, ini murni kecelakaan bukan kesengajaan, tapi Karina dibutakan oleh kebencian kepada pria ini hingga ia menyalahkan pria ini atas semua yang menimpa calon suaminya hingga calon suaminya meninggal.

Karina amat terpukul, ia berbulan-bulan mengurung diri dikamar, hingga suatu ketika datanglah Fathan yang berlatar belakang abdi negara, yang dibawa langsung oleh ayahnya yang juga seorang abdi negara, mereka dijodohkan, hingga akhirnya menikah.

Pria yang menjadi sahabat Karina tadi semakin sakit hati, kemudian ia meninggalkan tanah kelahirannya hingga suatu saat nanti ia sukses, ia akan kembali merebut kembali apa yang ingin ia miliki.

Flashback off

Di satu sisi Karina merasa bersalah disisi lain ia juga membenarkan tindakannya. Saat ini ia tidak mau ambil pusing untuk hal apapun. Terpenting anak-anaknya terus bahagia walaupun tanpa sosok ayah.

"Jadi bakal-bakalnya Amma?," tanya Mei yang entah dari mana bersama Shila dan Rafa.

"Jadi dong, ayo bantu Amma siapin alat panggang sama bumbu," ujar Karina bersemangat, menarik tangan Mei, Shila dan Rafa bersamaan ke arah dapur.

Arina melihat hal itu tersenyum, kakaknya pasti mampu melewati semua rintangan kehidupan. Ia kemudian juga menyusul mereka ke dapur.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Q.S Al Baqarah : 286).

###

Kerin terdiam mendengar ucapan suaminya, tidak pernah ia dengar nada tinggi suaminya selain hari ini.

Ia mengingat saat Alda dan Alfa masih kecil, mereka ia sayangi dengan setara, sepenuh hati dan tidak membeda-bedakan keduanya. Ia menyuapi Alda makan sedangkan Alfa memang lebih suka makan dengan tangannya sendiri, Alda minta dimandikan sementara Alfa terbiasa mandi sendiri hingga mencuci pakaiannya diusianya tujuh tahun, walaupun Alfa anak bungsu tapi Kerin tidak pernah memanjakan Alfa, dan Alfa tidak suka dimanja.

Kerin sadar ia secara tidak langsung pernah membedakan kasih sayang antara kedua anaknya. Pun sekarang ia malah menyiksa putri bungsunya, apa yang sudah ia perbuat sebenarnya?

Ia menangis mengingat perlakuannya kepada Alfa di hari-hari dimana Alda telah meninggal. Alfa bersalah atau tidak ia tetap lah seorang anak yang butuh kasih sayang ibu, ia seorang anak yang masih ingin berbakti kepada ibu, ia seorang anak yang amat rindu masakan ibu, memiliki ibu tapi dibenci, Kerin menangis tanpa suara, hanya penyesalan yang tertuai dalam tetesan air matanya.

Tiba-tiba tangan dan kakinya tidak bisa digerakkan. Untuk meminta bantuan saja ia sulit, bagaimana jika ini adalah karma yang memang seharusnya ia dapatkan karena telah menyiksa putri kandungnya sendiri?

###

Alfa tidak tenang, ia sangat gelisah, hatinya terus menyuruhnya untuk ke kamar sang ibu, namun pikirannya mengatakan tidak, lebih baik ia berdiam diri disini.

"Aku belum shalat ashar, astaghfirullah," tersadar dari pikirannya, Alfa pun segera melaksanakan ibadah yang pahalanya berupa surga dan diharamkan api neraka baginya. Lalai adalah sebagian sifat manusia yang harus dihindari, inilah cikal bakal yang menumbuhkan sifat malas, dan kemudian malah meninggalkan kewajiban sebagai seorang muslim.

###

Kerin terbangun dari tidurnya, untunglah itu hanya mimpi, ia memeriksa tangan dan kakinya, semuanya bisa digerakkan dan baik-baik saja. Ia sudah terlalu jauh dari agama, dari Tuhannya, dari keluarganya, dari anaknya dan dari dirinya yang dulu.

Ia bangkit dan segera mandi taubat. Hidayah datang tanpa disangka-sangka, Allah telah mengaturkan siapa saja yang akan dia beri hidayah namun yang akan diberi hidayah juga wajib untuk menjemput hidayah tersebut. Jika hanya duduk diam tanpa usaha itu juga namanya sia-sia.

Setelah mandi, ia mencari dimana letak mukena yang sudah sejak lama tak ia gunakan, semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu, Kerin berubah menjadi sosok yang berbeda, hijab lebarnya dilepas, wajah yang biasa natural tanpa makeup malah mirip seperti anak gadis yang baru puber, dan baju yang biasa menutup aurat malah ia ganti dengan baju kurang bahan.

"Ternyata sudah sejauh itu hambamu ini ya Allah, hamba malu kepada-Mu, sangat banyak dosa yang sudah hamba perbuat, terutama terhadap anak hamba, maafkanlah hamba ya Allah, terimalah taubat hamba, dengan ini hamba bersungguh-sungguh akan berubah menjadi lebih baik lagi, hamba mohon ya Allah, bimbinglah hamba, peliharalah hamba dan jadikan akhir hayat hamba husnul khatimah...aamiin ya rabbal 'alamin."

Taubat mana lagi yang tidak mungkin Allah terima? Selain Syirik!

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa: 48)









Sumber ayat : muslim.or.id

To be continue

Yeay up lagi :v
🙌mumpung belum uas, ide juga lagi berkembang ehey🙌

Stay with my story ❤

Oh ya kalian yang baca ini dari mana aja?
Sabilah kenalan?

UKHTY KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang