Happy reading!
- - -
"Rahasia apa pak?""Saya minta kamu juga merahasiakan hal ini ya? karena saat ini Amma dan Abba sedang diadu domba oleh seseorang, orang itu sangat membenci amma kamu Rafa, oleh karena itu ia mencoba menjebak abba kamu, namun disisi lain abbamu yang sekarang menyesal sudah meninggalkan ammamu, dan saat ini bapak yang diminta untuk memberikan bunga dan coklat tadi sebagai permintaan maaf abbamu, ia tidak bisa bertemu langsung dengan amma mu karena ada seseorang yang masih memantau aktivitasnya, jika orang itu tau abbamu ingin kembali bersama ammamu, maka keluarga kalian dalam bahaya," ucap pria itu menjelaskan, lalu meminum kopinya yang mulai dingin sambil sesekali mengecek notifikasi dari ponselnya.
"Lalu apa yang bisa saya lakukan pak?"
"Cukup ikuti saja alurnya, nanti bapak akan mengabarimu kembali," ucap pria itu. Rafa masih tidak percaya dengan ucapan pria ini, bagaimana mungkin pria ini bisa sangat tau dengan detail permasalahan amma dan abbanya.
Flasback off
"Gitu bang, jadi Rafa malah curiga ke bapak itu," jelas Rafa.
Alfi yang mendengar cerita itu juga ikut sependapat dengan Rafa. Mungkin ia belum menemukan titik terang tapi ia tau siapa yang bisa diandalkan dalam hal ini.
"Oke Raf, untuk sekarang kita belum bisa apa-apa, terus selidiki aja hal yang kamu rasa mencurigakan," ucap Alfi.
Rafa mengangguk lalu segera ke kamarnya.
"Kumpul sekarang," ucap Alfi lalu segera mengambil motornya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi.
Tiba-tiba sekilas ingatan beberapa tahun yang lalu berputar cepat dikepalanya. Kejadian itu sama persis seperti yang ia lihat saat ini, dijalan ini, namun orangnya saja yang berbeda.
Seorang gadis SMA yang sedang menggunakan baju piyama berjalan perlahan lalu dibelakangnya ada seorang pria berumur yang mengikutinya, sepertinya gadis itu tidak sadar ada yang mengikutinya, disisi lain ada seorang pengendara motor yang melaju dengan kencang, tiba-tiba saja gadis SMA tadi sudah terjatuh dibelakangnya, lelaki pengendara motor ini, tidak peduli ia terus melanjutkan perjalanannya. Sebelum gadis SMA itu terjatuh ia ditusuk dari belakang oleh seorang pria yang mengikutinya, beberapa tusukan disekitar perut, pelaku melarikan diri setelah melihat adik dari korban berlari kearahnya.
"tolongg... tolongg... ya Allah... kakak... hikss.. " Gadis yang diketahui adik korban terus saja berteriak sambil menangis. Namun orang-orang hanya melihat penuh iba namun enggan menolong.
Alfi terdiam
Pemuda yang tadi sudah melajukan motornya, itu adalah ia saat beberapa tahun yang lalu, dan gadis yang berlumuran darah itu bagaimana keadaannya saat ini? gadis yang menangis dengan teriakan, apakah ia masih bertahan disana?
Dari lubuk hatinya yang paling dalam, Alfi merasa bersalah walaupun tidak sepenuhnya ia salah, hanya saja mengapa saat itu, saat hatinya ragu akan kejadian itu, mengapa ia tidak melihatnya dahulu, memeriksa apakah kejadian itu murni kecelakaan atau pembunuhan. Ada bagian dari hati kecilnya yang sakit, seperti berdenyut nyeri. Harusnya ia tidak melajukan motornya, harusnya berhenti, harusnya dan harusnya.
Ini adalah ketetapan Yang Maha Kuasa, sudah diatur sedemikian rupa, sisanya tinggal kita yang menjalani.
Alfi dengan keberanian atas dasar merasa bersalah, ia berhenti di depan sebuah rumah yang ia yakini milik dari gadis yang mengalami peristiwa tragis itu.
Bertepatan dengan ia ingin mengetuk pintu, ada seorang lelaki paruh baya yang juga ingin keluar rumah.
"Assalamu'alaikum pak," ucap Alfi memberanikan diri.